Rumah Gadang atau rumah bagonjong. Sebutan ini sangat cocok untuk rumah tradisional Sumatera Barat. Karena, selain ukuran rumah yang besar ada keunikan yang khas pada atapnya yaitu bagonjong atau menyerupai tanduk kerbau. Kemudian keindahan lainnya adalah pekarangan yang luas, lengkap dengan taman, musalla dan 2 sampai 4 buah rangkiang yang selalu ada sisi kanan dan kirinya.

Dalam perjalanan saya kebeberapa daerah yang mempunyai destinasi wisata Rumah Gadang, saya selalu terpukau dengan ke–exsotisan arsitektur indor maupun outdornya. Pada dasarnya desain dari rumah gadang sama. Bentuk dasar rumah menyerupai kapal, mempunyai gonjong dan berbentuk panggung.Namun aura dan suasana saat berada di kawasan rumah gadang tidak selalu sama. Saya menyebut perasaan yang muncul itu sebagai dimensi waktu lampau.


Setiap kaum di Minangkabau mempunyai Rumah Gadang. Minangkabau merupakan sebutan untuk nama suku di Sumatera Barat. Namun tidak semua kaum menjadikan Rumah Gadang mereka sebagai tempat wisata. Berikut beberapa Rumah Gadang yang dijadikan destinasi wisata.


1. ISTANA RAJO BASA PAGARUYUANG

Dalam sejarah tercatat bahwa Rumah Gadang Istana Rajo Basa Pagaruyuang didirikan pada tahun 1347 M dan merupakan cikal bakal sistem kerajaan di daerah minangkabau dengan cakupan kekuasan wilayahnya mengusai semua wiyalah Sumatera Barat saat ini , seperti dikutip dalam sebuah tambo sebagai berikut :
Dari sikilang Aia Bangih, hingga Taratak Aia Hitam, dari Durian Ditangkuak Rajo hingga Sialang Balantak Basi. Lokasi yang disebutkan di dalam tambo cocok dengan kondisi saat ini dimana Sikilang aia Bangih merupakan batas utara yang saat ini masuk daerah kabupaten Pasaman Barat yang berbatasan dengan Natal Sumatera Utara. Kemudian, Taratak Aia Hitam adalah daerah Bengkulu. Durian Ditangkuak Rajo merupakan wilayah di Kabupaten Bungo, Jambi dan Balantak Basi adalah wilayah rantau Berangin Kabupaten Kampar Riau saat ini. Nah, semua yang ditulis tersebut dinyatakan sebagai wilayah kerajaan Pagaruyuang. Dengan informasi ini Pagaruyuang menjadi destinasi wisata yang sangat direkomendasikan bagi yang ingin mempelajari sejarah masyarakat Minangkabau. Raja pertamanya bernama Adityawarman yang berasal dari kerajaan majapahit. Selain sebagai tempat wisata budaya, Istana Rajo Basa Pagaruyuang menyuguhkan pemandangan yang sangat luar biasa, pemadangan bukit di belakang bangunan dan suasana nyaman dan tenang plus bunyi talempong dan pupuik yang kadang di mainkan saat kita sampai di kawasan istana. Di dalam istana terdapat banyak barang-barang peninggalan masa lampau yang membuat saya seakan-akan kembali kepada kehidupan di masa lampau. Corak baju, alat-alat memasak dan perabotan-perabotan rumah tangga di masa lalu ternyata mempunyai unsur seni dan fungsi yang sederhana namun sempurna. Jika saat ini kita merasa sangat modern dengan peralatan yang serba otomatis, mereka di masa lampau lebih mementingkan kesederhanaan meski harus melakukan serangkaian kegiatan untuk sekedar mendapatkan segelas kopi. Namun kehidupan masa lampau pasti lebih memiliki makna karena setiap proses yang mereka lalui membuat mereka menjadi sangat bijak terhadap alam.

2. NAGARI 1000 RUMAH GADANG

Nagari 1000 Rumah Gadang terletak di Kabupaten Solok Selatan tepatnya di daerah koto Baru. Sesuai dengan sebutannya Nagari 1000 Rumah Gadang di kawasan ini semua rumah berarsitektur seperti Rumah Gadang. ini seperti komplek perumahan. Di kiri dan kanan jalan semua rumah mempunyai gonjong dan berbentuk panggung, bedanya ada yang terbuat dari kayu utuh dan ada juga yang sudah di bangun dengan semen beton namun atapnya tetap model bagonjong. Suasana disini tidak kalah dengan Eropa namun dalam versi Minangkabau. Bonus lainnya adalah tempat ini merupakan lokasi shooting film Di Bawah Lindungan Kakbah. Kincir air dan sungai serta jembatan yang ada di film bisa kita lihat secara langsung di sini.
Selanjutnya Rumah Gadang yang Berada di Nagari Talu Pasaman Barat. Belum banyak yang tahu tentang lokasi Rumah Gadang ini karena masih baru dan aksesnya juga memerlukan kendaraan Pribadi. Terletak di Koto Dalam Nagari Talu Pasaman Barat. Sama dengan Rumah Gadang lainnya, arsitekturnya panggung dengan atap menyerupai tanduk kerbau, namun arsitektur indornya sudah dipadu padankan dengan gaya bangunan modern. Lantai dasar bangunan tidak lagi terbuat dari kayu melainkan keramik, mempunyai kamar mandi di dalam rumah dan teras mini dibelakang rumah.


3. RUMAH GADANG NAGARI TALU

Rumah adat ini dibangun sebagai sarana pendidikan, nama penghulu yang mendirikan rumah Gadang ini adalah Tuanku Bosa. Sejarah tuanku basa lebih kepada hubungannya dengan belanda di massa lalu. Menurut sumber tuanku bosa menyewakan tanahnya kepada belanda dan membangun rumah sakit dan sekolah kemudian generasinya sekarang juga menimba ilmu kedokteran bahkan pernah menjadi guru besar FKUI (Fakultas Kedokteran Uiversitas Indonesia). Rumah gadang juga menyimpan kisah perjalanan dari generasi ke generasi.


Destinasi wisata Rumah Gadang di Sumatera Barat mengundang decak kagum yang luar biasa. Cerita di atas hanyalah sepenggel perjalanan. Masih banyak Rumah Gadang lainnya yang belum dikunjungi dan belum terexspos publik.

Fase Toleransi, Indonesia Masuk mana?

Previous article

Melindungi Candi Borobudur dari kerusakan itu tugas siapa?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *