Nagari Harau merupakan nagari yang terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat dan salah satu daerah penghasil gambir.

Nagari Harau Memiliki Lembah Harau sebagai salah satu destinasi wisata paling banyak dikunjungi wisatawan. Namun, selain memiliki keindahan alam, Nagari Harau juga memiliki potensi perkebunan gambir yang luar biasa.  Gambir tumbuh subuh di perbukitan Lembah Harau dan menjadi  salah satu mata pencarian masyarakat setempat.

Dari catatan sejarah gambir di Nagari Harau sudah ada sejak abad ke-18 dan pada masa kolonial Belanda, gambir menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi pemerintah Hindia Belanda. Ekspor gambir mencapai puncaknya pada awal abad ke-20. Hingga sekarang Gambir masih ditanam masyarakat. Gambir memiliki usia produktif yang panjang sehingga perkebunan diwariskan dari generasi ke generasi.

Pengolahan gambir di Nagari Harau dilakukan dengan cara tradisional. Daun gambir dipetik dan direbus dalam kuali besar untuk mengekstrak taninnya. Ekstrak ini kemudian dikeringkan dan dibentuk menjadi balok-balok gambir.

Proses pengolahan gambir membutuhkan waktu dan tenaga yang tidak sedikit. Namun, keterampilan dan ketekunan Petani menghasilkan gambir berkualitas tinggi yang diminati di berbagai negara.

Berikut Fakta Menarik tentang Gambir Nagari Harau

  • Kebun Gambir : Memiliki Pemadangan yang sangai indah, karena ditanam di perbukitan Lembah Harau,
  • Kualitas gambir: Gambir nagari harau terkenal dengan kualitasnya yang tinggi, dengan kandungan tanin yang lebih tinggi dibandingkan gambir dari daerah lain.
  • Penggunaan gambir: Gambir digunakan dalam berbagai industri, seperti industri kulit, tekstil, farmasi, dan makanan.
  • Upaya diversifikasi: Selain pengolahan gambir tradisional, masyarakat juga mulai mengembangkan produk-produk turunan gambir, seperti sabun gambir, teh gambir, kain batik gambir dan kosmetik gambir.

Referensi :

(by : Sulassky-Blogger DD Sumbar)

BNPT-RI KEMBALI MENGADAKAN PELATIHAN DUTA DAMAI REGIONAL SUMATERA BARAT

Previous article

Hai, Apakah Aku boleh Bertanya?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *