Kehadiran smartphone dengan berbagai aplikasi yang sangat mudah di unduh menghadirkan kisah pilu tersendiri bagi permainan lain yang sebelumnya menghiasi keseharian dari kaum anak-anak dan remaja Sumatera barat. Smartphone menghilangkan budaya bermain game konsol seperti gameboy, Sega hingga Play station. Sementara game konsol juga menggeser permainan rakyat seperti kejar-kejaran, permainan karet gelang hingga congklak.

Berikut beberapa permainan rakyat yang sudah punah dan mungkin hanya sedikit anak muda yang mengetahuinya. Yang merupakan permainan anak-anak muda Sumatra barat dahulunya.

Badia Batuang/Mariam Batuang (Meriam Bambu)

Permainan Tradisional Sumatera Barat yang pertama yakni Badia Batuang. Versi bahasa Indonesia dari nama permainan ini adalah “Meriam Bambu”. Selain bernama Badia Batuang, orang-orang di Minangkabau juga menyebutnya dengan nama “Dadantuang”, yang diambil dari kata “Berbunyi keras”, sesuai dengan faktanya yang di mana bambu besar ini mampu mengeluarkan bunyi yang sangat keras.

Bambu yang dipakai biasanya disebut dengan “Bambu Batuang” atau Bambu Besar dan Tebal. Biasanya Bambu ini digunakan sebagai tiang pondok rumah atau pondok sawah. Bambu dipotong sepanjang 1,5 – 2 meter, kemudian bagian sekat dibersihkan dan menyisakan bagian sekat yang terakhir sebagai tempat minyak tanah. Bagian pangkal tempat minyak tanah ini kemudian di buat lobang berbentuk persegi seukuran 3-4 cm, didalamnya dimasukkan minyak tanah. Lobang ini nantinya disebut sebagai lobang pelatuk atau lobang sumbu sebagai lobang tempat bertemunya api dan rembesan minyak tanah yang telah dipanaskan dari bawah lobang.

Cara memainkannya, bambu terlebih dahulu dipanaskan, dengan cara menghidupkan api di sisi berlawanan dari lobang kecil yang tadinya sudah dimasukkan sumbu dan minyak tanah. Biasanya memakai lampu minyak sebagai pemanasnya yang dibuat dari botol kaca bekas minuman atau bisa memakai lampu minyak dinding (Lampu Togok).

Setelah dirasa panas, barulah meriam bisa dipakai. Cara memakainya adalah, ambil sebilah kayu kecil, nyalakan dan dekatkan ke lobang sumbu, maka lobang itu akan menangkap api dan mengeluarkan bunyi keras di ujung bambu.

Tidak jarang bambu menjadi terbelah karena tidak sanggup menahan dentuman suara yang sangat keras. Permainan ini sebenernya juga tergolong berbahaya, banyak kasus anak-anak zaman dulu pernah kehilangan alis mata karena disambar api yang keluar dari lobang sumbu. Sebab, permainan ini kadang mengharuskan mematikan api didalamnya dulu ketika hendak memainkannya lagi setelah meletus. Atau minimal meniup asap yang ditimbulkan melewati lobang sumbu pelatuk.

ketika minyak tanah didalam bambu habis para anak-anak harus mengisi nya kembali dengan minyak tanah yang baru dan kadang sering terjadi letupan api disini ketika asap panas mengandung api belum benar benar hilang dari dalam bambu. Memang berbahaya namun 3-4 dekade lampau setiap tahun permainan ini selalu dimainkan oleh anak-anak Minangkabau.

Mancik-mancik (Petak Umpet)

Permainan Tradisional Sumatera Barat berikutnya bernama Mancik-Mancik / Cimancik. Bahasa Indonesia dari permainan ini adalah Petak Umpet. Mancik dalam bahasa Minang berarti Tikus, sampai saat ini belum ada kejelasan yang pasti kenapa dinamai permainan Mancik-Mancik. Namun yang pasti permainan ini dulunya sangat populer dan tersohor di Minangkabau.

Cara bermainnya sangat gampang. Pertama-tama, dilakukan “Hom pim pah” untuk menentukan siapa yang menjaga. Setelah itu, yang lain akan bersembunyi seraya si penjaga mulai menghitung, sampai 10 atau 20, dan menutup matanya yang disandarkan ke dinding rumah, tiang listrik hingga batang kayu.

Setelah hitungan selesai, si penjaga akan mulai mencari teman mainnya satu-persatu. Ketika kedapatan, maka si penjaga dan yang bersembunyi akan berlomba menuju tempat penyenderan tadi, siapa yang lebih dulu sampai, akan menepuk objek tersebut. Jika yang bersembunyi lebih dulu, artinya si penjaga gagal.

Sepak Tekong

Permainan Tradisional Sumatera Barat berikutnya bernama Pak Tekong. Secara keseluruhan hampir sama dengan Mancik-Mancik di atas, hanya saja permainan ini menggunakan media kaleng bekas, kerang hingga ranting kayu. Media ini akan didirikan membentuk segitiga. Kemudian masing-masing akan pemain memegang sendal.

Sendal ini berguna untuk melempar tekong yang sudah disusun. Jika yang bersembunyi berhasil melempar hingga tekong jatuh, maka ia boleh bersembunyi kembali, sedangkan yang menjaga harus menyusun tekong kembali. Permainan ini dilakukan oleh dua kelompok, kelompok pertama adalah penjaga, dan kelompok berikutnya adalah yang bersembunyi.

Kelompok kedua belum akan menjadi penjaga sebelum mereka semua berhasil dikalahkan oleh kelompok si penjaga. Begitulah seterusnya. Jika di permainan Mancik-Mancik yang sembunyi harus menyentuh media tempat menyender si penjaga, di permainan Pak Tekong tidak. Mereka bisa melempar dari jarak yang jauh sekalipun. Namun jika tidak kena, dia dinyatakan gagal karena pasti didahului oleh si penjaga.

Main Lore ( Engklek)

Dalam permainan anak negeri Minangkabau permainan ini disebut sebagi “Lore” atau lompat Lore. Sama seperti permainan anak negeri lain tidak ada kejelasan yang pasti kenapa disebut dengan Lore. Namun permainan ini didominasi oleh para anak wanita walaupun tidak sedikit anak laki-laki yang memainkannya. Sama dengan lompat tali karet.

Sebelum bermain, terlebih dahulu membuat garis persegi sebanyak beberapa buah dengan aturan yang berlaku. Kemudian di bagian ujung dibuat garis berupa setengah lingkaran, sebagai pijakan terakhir / finis. Permainannya dimainkan oleh 2 orang yang saling berlawanan. Tiap-tiap pemain menggunakan satu buah batu yang dilempar ke dalam kotak secara berurutan. Biasanya batu yang di pakai adalah batu yang pipih dah rata di kedua sisi atas dan bawahnya seperti pecahan marmer atau lantai keramik.

Setelah itu, pemain akan mulai melompat dan mengangkat satu kakinya, tetapi tidak boleh menginjak kotak yang terdapat batu kita atau lawan didalamnya. Pemain akan gagal ketika lemparan batunya mengenai garis, atau pemain terjatuh ataupun pemain menginjak garis tepi. Permainan Engklek ini bisa melatih konsentrasi dan keseimbangan .

Masih banyak permainan anak negeri dari wilayah Sumatera barat yang lainnya namun dilain kesempatan akan redaksi jelaskan lagi diantaranya adalah:

  1. Main karet gelang
  2. Main lompat tali
  3. sepak rago
  4. Main kuciang-kuciang
  5. Main Kalereng
  6. Dll
Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Menguak Urang Sumando Di Ranah Minang

    Previous article

    Densus 88 Menangkap Pimpinan Partai dan Anggota Komisi Fatwa MUI

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *