Oleh: Diko

Pramuka adalah sebuah organisasi yang tumbuh dan hidup di setiap sekolah, baik sekolah negeri maupun yang swasta. Peraturan yang mewajibkan kegiatan kepramukaan wajib ada dalam setiap sekolah juga sudah dari lama diberlakukan. Saya sudah bergabung dalam kegiatan Pramuka sejak saya duduk di sekolah dasar, kira-kira 15 tahun yang lalu. Beragam kegiatanpun sudah pernah saya ikuti diantaranya seperti Perjusami, Persami, Lomba Tingkat, Pengkaderan dan Pelatihan, Raimuna Daerah dan lain semacamnya. Tidak hanya kegiatan, saya juga punya background yang cukup beragam selama di Pramuka, seperti Wakil Ketua Regu, Pradana Putra, Ketua Dewan Kerja Ranting, Bidang Kajian Kepramukaan DKC, hingga ketua sangga Raimuna Daerah.

Walaupun banyak pengalaman dan naik turun saya selama di Pramuka, tetap saja itu tidak menghentikan saya untuk terus belajar dan mengembangkan diri di Pramuka. Kamis lalu saya mengikuti kemah pelantikan ramu di MTS Tarbiyatul Athfal, Kenteng, Grobogan, Jawa Tengah. Saya banyak mendapat ilmu dan pengalaman baru. Saya juga bisa melihat banyak hal dari perspektif yang luas. Hal yang paling menjadi konsentrasi saya adalah tata laksana dalam melaksanakan upacara api unggun. Kalua versi saya, berdasarkan yang saya dapat dari pelatih saya di Padang Pariaman, pembawaan api unggun dilakukan satu persatu sambil membacakan dasa dharma. Orang pertama yang meminta api akan menjadi pembaca dasa dharma ke sepuluh. Berbeda dengan disini, kesepuluh pembawa api dasa dharma langsung memasuki arena dan pembawa api pertama tetap menjadi pembaca dasa dharma ke satu. Awal-awalnya saya merasa keberatan dengan opsi kedua, karena dalam juknisnya, saya yang bertanggung jawab dalam tata laksananya. Saya juga diberi kewenangan dan kebebasan dalam melaksanakannya sesuai ilmu dan versi saya selama di sumbar. Pun demikian, alih-alih berselisih saya dan panitia lainnya akhirnya melakukan kolaborasi. Hasilnya semua pihak senang dan merasa dilibatkan.

Setelah selesai berlatih pada sore hari, sekitar pukul 19.30 upacara api unggun dimulai. Semua peserta unggun sangat khidmat dalam melaksanakan kegiatan tersebut. Pelaksana upacara juga cekatan dan mantap dalam melaksankannya. Setelah upacara berakhir, acara dilanjutkan dengan penampilan bakat oleh peserta kemah. Ada barongan, drama musical, tari-tarian serta puisi. Saya merasa sangat terhibur. Malam yang indah diakhiri dengan sesi bakar-bakar jagung, sosis, dan ketela. Saya bersyukur merasakan pengalaman yang luar bias aini Bersama orang-orang dari Bahasa, suku, dan perspektif yang berbeda dengan saya. Saya kaya secara pengalaman dan luas secara pemikiran. Terima kasih Pramuka Kenteng.

Suyadi

The Power of Keep Going

Previous article

SIAPA YANG MEMBERI NAMA TUHAN?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini