Tuhan itu ada, lantas siapa yang memberi nama pada Tuhan?,

Tuhan Yang Maha Esa, yang kita sebut Sang Hyang Widhi, beliau Maha Esa, Maha Kuasa, Maha Pengasih dan Penyayang. Tuhan itu satu tidak ada duanya.

Sang Hyang Widhi Maha Esa adalah Maha Tunggal tidak ada duanya. Sang Hyang Widhi ada di mana-mana. Seperti di bumi, matahari, bulan, manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan dan makhluk lainnya. Sang Hyang Widhi Yang Esa itu menjadi Tuhannya semua makhluk.

Dalam mewujudkan bakti kepada Tuhan Yang Maha Esa, dengan sifatnya yang Acintya (tidak dapat dipikirkan dan tidak berwujud), manusia dengan sifatnya yang Awidya (tidak sempurna) memuja Tuhan dengan berbagai rupa, nama dan sebutan, serta berbagai interpretasi. Ini seperti tertuang dalam kitab suci Weda: Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti (Tuhan itu satu tetapi para bijak menyebut-Nya dengan banyak nama).

Bagi seorang yang masih sederhana jalan pikirannya tidaklah mungkin dengan mudah dapat mengenal-Nya. Lain halnya dengan menambahkan, tetapi namanya apa? Setiap orang akan memberi nama dan gelar kepada-Nya dengan nama-nama pilihan secara subyektif.

Mulai dari saat manusia menginginkan dan menghayalkan-Nya Ia diberi nama menurut pikiran manusia.

Yatrakama Wasayitwa adalah nama sifat Tuhan Yang Maha Kuasa itu juga. Yatrakama Wasayitwa artinya kehendak dan sifat kemahakuasaannya itu tidak dapat dihitung banyaknya. Pendeknya sifat dan kodratnya sangat banyak sehingga manusia tidak dapat menyebutkan satu persatu.

Dari uraian diatas jelas bahwa sifat Tuhan itu banyak. Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat yang amat banyak. Manusia memberi nama sifat-sifat itu menurut pengertian manusia. Para Maharsi yang mula-mula memberi nama sifat-sifat itu. Nama-nama itu diberikan oleh para Maharsi pada zaman dahulu. Sejak Wahyu diturunkan. Waktu wahyu diturunkan manusia tidak dapat memberi nama kepada-Nya. Baru kemudian saja para Maharsi memberi nama kepada Tuhan yang tak bernama.

Kalau kita menamakan Tuhan itu warnanya merah tidak berarti Tuhan tidak mempunyai warna lain. Ia juga mempunyai warna yang putih. Ia juga mempunyai warna jingga. Ia juga mempunyai warna hijau. Semua warna ada padanya. Begitulah akhirnya Ia memiliki banyak nama. Apakah dengan nama yang banyak berarti Tuhan itu banyak? Tentu tidak bukan. Ia tetap Esa. Yang Maha Tunggal.

Sistem pemberian banyak nama kepada Tuhan sesuai peranan-Nya, dalam agama Hindu disebut “Ekam Sat Wiprah Bahuda Wadanti” artinya “Tuhan itu satu tetapi para bijak menyebut-Nya dengan banyak nama”.

Demikian Para Rsi menamakan Tuhan itu. Para Rsi itu disebut Wipra. Orang yang arif bijaksana. Orang yang ahli dan pandai.
Demikian menurut pandangan Agama Hindu.

Suyadi

Tradisi Api Unggun di Kenteng

Previous article

Seorang pengendara di Sumbar meninggal dunia akibat tertimbun longsor

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini