Yui

Bagaimana perasaan kalian jika memiliki teman yang bisa melihat makhluk tak kasatmata? Apakah menakutkan atau mengerikan? Atah bahkan membuat hari kalian warna-warni seperti pelangi karena tingkah random mereka? Sepertinya, hal itulah yang dirasakan Indah yang memiliki teman indigo bernama Putri.

Hari Minggu, Indah dan Putri diundang ke acara 40 hari meninggalnya sang senior di kampus sekaligus anak perangkat desa di tempat mereka tinggal. Seperti biasa, Putri enggan untuk pergi ke mana-mana. Rumah dan kamar adalah tempat ternyaman bagi anak indigo itu. Tentu gadis bermata sipit itu tidak ingin energi positifnya terganggu dengan orang banyak.

Indah yang tahu kebiasaan sang sahabat, tetap memaksa Putri untuk pergi. Walaupun sebentar, tidak masalah. Anggap saja memperlihatkan wajah, lalu pulang dengan seribu satu alasan. Ia tidak ingin Putri dicap sombong oleh yang lain.

“Iya, aku ganti baju. Kamu tunggu di luar.” Putri akhirnya menyerah dan langsung mengambil pakaian yang tergantung di belakang pintu. Ia menutup pintu dan langsung berganti pakaian. Memakan waktu lima menit, gadis itu sudah selesai dan pergi menenui Indah di ruang tamu. Karena tidak ada siapa pun di rumah, Putri langsung mengajak Indah ke rumah Pak RT yang tidak jauh dari tempatnya tinggal.

Sesampainya di sana, Putri memasang wajah datar saat melihat Tika, orang yang tidak disukainya, sedang duduk dengan yang lain. Indah menarik tangan Putri, lalu duduk berhadap-hadapan dengan mereka. Tidak ada percakapan di antara mereka.

Tiba-tiba, Putri menatap tajam arah belakang Tika. Mata sipit gadis itu membulat seketika. Lalu, ia berkata, “Hei, hei, hei! Kenapa kamu mengganggunya? Apakah tidak ada kerjaan lain, ha? Sana pergi! Dia dan aku itu tamu di sini, jangan diganggu!”

Perkataan itu diikuti gerakan tangan mengusir, membuat yang lain terkejut, terutama Tika. Gadis itu melirik ke belakang, tetapi tidak menemukan siapa pun di sana. Ia kembali melihat Putri yang masih menggerakkan tangan dengan mata melotot. Seketika, gadis itu merinding dan langsung pergi bersama yang lain ke dalam rumah.

“Apa yang kamu lihat, Put? Apakah kamu melihat Dadang?” tanya Indah dengan nada setengah berbisik.

“Tidak, aku tidak melihat apa pun, apalagi Dadang,” jawab Putri, lalu melihat ke arah pintu masuk.

“Lalu? Kenapa kamu menggerakkan tangan sambil berkata seperti itu?”

“Oh, itu. Ada nyamuk di belakang Tika. Agar tidak mengganggu, aku usir nyamuk-nyamuk itu. Walaupun Tika musuhku, aku tidak ingin dia masuk rumah sakit karena DBD,” ungkap Putri, kemudian tersenyum senang, membuat Indah memasang wajah datar.

Ibu RT yang kebetulan melihat Putri dan Indah di luar, menyuruh kedua gadis itu ke dalam karena para pria sudah selesai berdoa dan bersantap ria. Mau tidak mau, Indah dan Putri masuk, kembali mengambil posisi di depan Tika.

Pada saat itu, makanan sudah terhidang dengan rapi. Ayam goreng, palai ayam, pregedel, telur, semua macam gulai, serta camilan basah, sudah ada di hadapan mereka semua, membuat Indah dan Tika menelan air liur.

“Wah, melihat makanan sebanyak ini membuatku kenyang,” tutur Tika senang.

Putri menaikkan salah satu alis, kemudian berkata, “Apakah kamu jin?”

“Memang kenapa dengan jin, Put?” tanya Indah bingung.

“Karena hanya jin yang kenyang melihat makanan tanpa disentuh,” jawab gadis itu, membuat ibu-ibu yang ada di dekatnya menahan tawa.

Atensi Putri teralihkan saat mendengar Pak RT batuk-batuk. Gadis itu menaikkan salah satu alis, lalu terkekeh. Di sisi lain, Indah yang tengah menyendok nasi, melihat kelakuan aneh sang sahabat. Ia pun bertanya perihal yang terjadi.

Putri membisikkan sesuatu yang membuat mata Indah membulat seketika. Saking terkejutnya, piring yang sudah berisi nasi langsung terbang, mengenai semua jamuan. Putri yang melihat itu hanya menyengir dan membuang muka.

Bukan tanpa sebab. Putri memberi tahu Indah bahwa Dadang yang sudah meninggal tengah melihat Pak RT. Perihal yang membuat Putri terkekeh yakni Dadang menyuruh sang bapak meminum kopi karena batuk-batuk. Tentu suara itu tidak akan didengar oleh Pak RT.

Jangan tanyakan Indah. Gadis itu memukul Putri dengan kuat, membuat semua mata tertuju padanya. Iya, begitulah risiko berteman dengan Indigo. Setiap hari ada saja kelakukan random mereka yang membuat jantung hampir copot.

Indonesia, 12-12-2022

Yui
Penulis dan Pengarang

    Bukan Gagap, Hanya Kurang Seni dalam Berbicara

    Previous article

    TERJADI ATAS KEHENDAK TUHAN

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Cerpen