Saat ini, seluruh umat muslim di seluruh dunia, sedang menjalankan ibadah puasa. Bulan Ramadan merupakan bulan yang banyak dinanti oleh umat muslim. Karena bulan ini merupakan bulan kebaikan, yang menawarkan banyak pahala bagi siapa saja yang berbuat kebaikan. Namun satu hal yang mungkin perlu dipahami adalah, di bulan Ramadan ini seluruh umat muslim diwajibkan berpuasa. Menahan lapar dan haus. Tidak hanya itu, dalam menahan lapar dan haus ini, sejatinya juga merupakan bagian dari upaya untuk menahan atau mengendalikan segala bibit ketidakbaikan yang ada dalam diri setiap manusia.

Sadar atau tidak, puasa pada dasarnya mengendalikan semuanya. Ketika puasa, seseorang bisa terlibat kalem, tidak mudah marah, dan banyak menebar kebaikan dengan cara bersedekah dan beribadah. Puasa juga melatih kita memperbanyak kebaikan tidak hanya sejak dari dalam pikiran, tapi juga dalam perilaku dan ucapan. Puasa melatih kita untuk tidak mudah saling mencaci, saling membenci atau menebar kebencian. Tanpa disadari, hal inilah yang kemudian membuat segala aktifitas di bulan Ramadan ini menjadi hal yang menyenangkan bagi kita semua.

Puasa terbukti bisa membentengi seluruh umat muslim dari segala perbuatan buruk. Jika diantara kita sering berpuasa, niscaya praktek menebar kebencian di media sosial yang marak ini bisa berkurang. Jika diantara kita sering berpuasa, maka tentu kita semua akan sering menebar kebaikan. TIdak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk lingkungan sekitar dan bangs aini. Jika kita sering berpuasa, bisa jadi kita akan tidak mudah mengkafirkan orang lain, seperti yang sering kita lihat dalam beberapa waktu kebelakang.

Mari kita introspeksi. Jika puasa terbukti mampu membentengi dari segala perbuatan buruk, mari kita tanamkan semangat puasa ini dalam pikiran dan perilaku kita. Mari kita implementasikan dalam keseharian kita. Termasuk di tahun politik, yang sebentar lagi akan kita rasakan bersama. Seperti kita tahu, di tahun politik ini umumnya akan marak sekali berita bohong, ujaran kebencian dan provokasi untuk melakukan perbuatan intoleransi. Dan hal tersebut terus terjadi setiap memasuki tahun politik.

Dulu kita mungkin masih ingat ketika Pilkada DKI Jakarta, yang telah membelah masyarakat menjadi dua bagian. Sentimen agama begitu kuat. Antar teman, antar saudara, antar tetangga bisa saling bermusuhan karena perbedaan pilihan politik. Bahkan tempat ibadah juga sempat disalahgunakan, sebagai tempat untuk menggalang dukungan dan melakukan perbuatan yang tidak semestinya. Tidak sedikit masjid yang membentangkan spanduk, bertuliskan ancaman tidak akan disholatkan jika masyarakat yang memilih calon tertentu meninggal.

Sekali lagi, mari kita jadikan Ramadan ini sebagai sarana untuk introspeksi. Mari kita jadikan puasa ini sebagai upaya untuk membentingi diri dari segala perbuatan buruk. Stop saling menghina antar sesama muslim, atau antar sesama manusia. Mari saling menebar kebaikan seperti yang dilakukan umat muslim umumnya ketika Ramadan. Mari saling berbagi rezeki, seperti yang sering kita lihat di bulan Ramadan. Ingat, Ramadan dan puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan haus, tapi juga bisa menjadi benteng dari segala bibit keburukan, termasuk iri, dengki dan intoleransi. Selamat menjalankan ibadah puasa.

Gita Ivani Gresela Waruwu

Mentri Pertahanan Menegaskan Persoalan Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua Agar Terjaganya NKRI

Previous article

Calon Incumbent KPU Sumbar berguguran, Pansel kirim 10 nama ke KPU RI

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Umum