Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memang memberikan dampak yang sangat besar terhadap kehidupan sosial masyarakat. Masyarakat yang awalnya melakukan segala kegiatannya secara manual, namun hari ini beralih kepada perangkat Handphone yang memberikan akses yang begitu mudah bagi siapa saja dan dimana saja. Setiap orang bisa memberikan informasi kepada siapaun dari akun pribadinya tanpa lagi bersusah payah untuk orang-orang bisa mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh seseorang. Kecanggihan teknologi mampu memberikan kemudahan kepada siapapun dalam setiap pekerjaannya. Namun tak bisa dipungkiri juga bahwa kemajuan teknologi juga mampu memberikan dampak negatif kepada para penggunanya jikalau tak bisa memanfaatkan dengan baik.


Generasi muda atau sering kita sebut sebagai Millenial ini merupakan bagian terbesar dalam menggunakan media sosial. Hampir dalam setiap aktivitas anak muda bersinggungan dengan media sosial atau handphone. Sadar bahwa sebagai anak muda yang senantiasa bersentuhan dengan media sosial, maka kita harus dituntut untuk bijak dalam bermedia, harus mampu menjadi pribadi yang kritis dalam memahami setiap informasi yang kita peroleh supaya kita tidak termakan berita-berita yang kebenarannya tidaklah jelas.


Sasaran utama dari penyebarluasaan berita hoax, ujaran kebencian, tawaran pornografi, dan berbagai provokasi melalui media sosial tak lain adalah generasi muda. Bukan tanpa alasan, karena memang generasi muda adalah pengguna terbesar dalam bermedia sosial. Sebagai pengguna terbesar yang menghabiskan hampir dalam setiap kegiatannya dengan gadget ataupun mengakses internet tentu anak muda rentan sekali terpapar berbagai informasi hoax yang paling besar.


Sebagai anak muda yang menghabiskan waktu dengan media sosial dan internet, mereka tak hanya menikmati keleluasaan dalam berselancar perihal entertainment tetapi juga dalam mengisi waktu luangnya . Tapi disaat yang bersamaan juga mereka sangat beresiko menghadapi berbagai godaan dan provokasi dari pihak-pihak yang tak bertanggung jawab dalam penyebaran informasi dan berita bohong.
Agar anak muda tidak terpapar hoax, berikut beberapa cara untuk menyikapi hoaxs:

  1. Berfikir terlebih dahulu sebelum meneruskan pesan kepada orang lain
    Ketika kita menerima sebuah informasi baik di media sosial secara online maupun offline, maka langkah pertama yang harus kita lakukan adalah dengan membaca berita tersebut sampai selesai. Lalu difikirkan sejenak, apakah manfaatnya jika kita menyebarkan informasi tersebut kepada orang banyak, baikkah nanti atau malah sebaliknya. Jangan terburu-buru dalam meyebarkan informasi yang kita peroleh yang jika kebenarannya belum bisa kita pastikan, sehngga diharapkan ketelitian dan kehati-hatian kita untuk memahaminya.
  2. Cari keaslian berita
    Setelah kita membaca sebuah informasi yang kita peroleh hingga tuntas, lalu kita renungi, dan setelah itu kita cari keasliannya, apakah berita itu benar atau tidak. Lalu kita cari keaslian dari berita tersebu, kita cukup mengkopy-paste di halaman google dan cari berita lainnya yang sama dengan informasi yang kita peroleh, setelah itu bandingkan, benar atau tidak.
  3. Mengecek sumber berita
    Setiap lembaga penyaji berita yang benar, sudah pasti memiliki situs resmi yang terverifikasi. Sebab berita yang hanya menggunakan domain blog biasanya kurang bisa dipercaya akan kebenarannya. Dari data Dewan Pers setidaknya ada 43.000 situs di Indonesia yang mengklaim sebagai portal berita, dan hanya 300 situs yang dinyatakan sudah terverifikasi sebagai sebuah situs berita yang resmi. Artinya masih ada puluhan ribu situs lagi yang berpotensi untuk menyebarkan berita yang tidak benar.
    4.Melaporkan Hoaxs
    Jika kita memperoleh informasi hoaxs yang sudah tersebar diberbagai media secara luas, maka langkah utama yang kita lakukan adalah segera laporkan berita tersebut. Bisa melalui cara fitur Report pada postingan berita tersebut ataupun pengaduan ke Kementrian Komunikasi dan Informatika dengan mengirimkan email ke alamatnya.
  4. Bergabung dengan grup anti hoaxs
    Untuk menjadi bagian dari pemberantas hoaxs kita tidak bisa berdiri sendiri, untuk itu kita harus saling bahu-membahu untuk memberikan edukasi kepada masyarakat bagaimana cara menyikapi berita hoaxs tersebut. Salah satu langkah kita untuk terus belajar perihal hoaxs adalah dengan terus belajar dan juga bergabung dengan berbagai komunitas dan grup-grup yang juga memiliki visi dan misi dalam memberantas hoaxs.
  5. Tanamkan prinsip berkata baik atau diam
    Berita hoaxs biasanya akan menimbulkan firnah, jadi perlu kita memakai prinsip dari pada kita menyebar berita hoaxs yang akan berpotensi menimbulkan fitnah kepada orang lain, lebih baik diam untuk kita lebih nyaman juga.
Nuraini Zainal

TAHUKAH KAMU SEJARAH LAHIRNYA MATRILINEAL DI MINANGKABAU?

Previous article

Kerukunan Umat Beragama Dalam Prespektif Komunikasi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi