Sobat damai, kali ini saya mau membahas tentang asal usul Etnis Minangkabau sebelum masuknya paradapan islam.

“Dimano asa titiak palito, dibalik telong nan batali

Dari Mano asa niniak Moyang kito, dari lereang gunuang marapi”

Pepatah ini menjadi konstitusi dan disepakati sebagai petunjuk Asal usul etnis Minangkabau dahulunya berasal dari lereng Gunung Marapi yang mengacu pada satu  wilayah bernama Pariangan, bukti sejarah diperkuat dengan banyak ditemukan berbagai peninggalan sejarah peradapan masa lampau dilokasi tersebut.

Nah, yang perlu digaris bawahi adalah tidak semua etnis Minangkabau itu adalah orang Padang, seperti sering kita dengar kebanyakan orang salah kaprah  tentang orang Padang. Padang sendiri  merupakan Ibu Kota Provinsi Sumatera Barat yang ditempati oleh berbagai etnis. Minangkabau, Jawa, Nias, Batak, Tionghoa bahkan India. Jadi, jika seseorang berasal dari Kota Padang belum tentu juga dia etnis Minangkabau. Tapi, tentu saja orang Padang rata-rata adalah etnis Minangkabau.

Pencarian jejak sejarah Asal usul etnis Minangkabau saya mulai dengan mendatangi Nagari Pariangan yang dari berbagai referensi disebut sebagai pemukiman awal Etnis Minangkabau. Bukti-bukti sejarah banyak ditemukan dikawasan ini seperti Kuburan Panjang, peninggalan batu dari zaman megalitikum, mesjid tuo Ishlah dan Batu Lantak Tigo.  

Batu Lantak Tigo dikenal juga dengan sebutan Tungku Tigo Sajarangan, merupakan batu penanda pembentukan wilayah atau daerah awal penyebaran adat dan masyarakat etnis Minangkabau. Batu yang saat ini  ditempatkan di komplek mesjid Ishlah yang dikenal dengan mesjid tuo Minangkabau yang terletak di Jorong Pariangan, Nagari Pariangan Kecamatan Pariangan kabupaten Tanah Datar sumatera Barat.

Disebutkan dalam keterangan Batu Lantak Tigo terdiri atas susunan tiga batu yang membentuk pola segitiga dengan jarak rata-rata antar batu 70 meter dan memiliki ketinggian rata-rata 830 Mdpl. Merupakan batu penanda pembentukan wilayah daerah awal penyerabaran adat dan masyarakat Minangkabau tempo dulu yang dipecah menjadi tiga wilayah atau disebut Luhak Nan Tigo yaitu  Luhak Tanah Datar, Luhak Limo Puluah Kota dan Luhak Agam. Ketiga wilayah ini masih ada hingga sekarang dan sesuai perkembangan zaman menjadi wilayah administrasi kabupaten yaitu Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Lima Puluh Kota dan kabupaten Agam.

Perjalanan selanjutnya, saya akan mengunjungi jejak sejarah di Lima Puluh Kota, ditempat tersebut terdapat Nagari 1000 menhir yang berkemungkinan punya kaitan dengan Batu Lantak Tigo. Tunggu Tulisan selanjutnya ya.

@sulassky

untuk Duta Damai BNPT RI Regional Sumatera Barat.

Berani Damai, Saatnya Beraksi!

Isi Komentar MUI Payakumbuh yang Dituding Awal petaka Pemecatan Dewi Centong

Previous article

1 Suro dan Tahun Baru Islam

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Travel