SEBAGAI negara kepulauan Indonesia tidak hanya dikenal dengan keindahan alamnya yang luar biasa, tetapi juga keanekaragaman budaya serta peninggalan sejarah yang memukau perhatian dunia. Indonesia setidaknya memiliki 742 bahasa atau dialek, dan terdiri atas berbagai suku bangsa dan sub-suku bangsa yang jumlahnya 478 suku bangsa. Tentunya ini keunikan tersendiri yang tidak dimiliki oleh bangsa-bangsa lain. Banyak warisan kebudayaan nusantara memberikan kebanggaan bagi Indonesia di mata dunia. Contohnya adalah Batik yang pada 2 Oktober 2009 lalu dipatenkan sebagai warisan kemanusiaan untuk budaya lisan dan non-bendawi (Masterpieces of the Oral and Intangible Heritage of Humanity) oleh organisasi UNESCO.

            Budaya dalam definisi Umumnya kita kerap mengartikan budaya hanya sebatas kesenian saja, padahal kebudayaan mencakup keseluruhan sistem gagasan, tindakan, serta hasil cipta karsa yang dimiliki oleh manusia sebagai mahluk sosial dengan cara dipelajari melalui interaksi sosial (Koentjaranigrat, 1991). Kebudayaan ada di tengah masyarakat, terefleksikan melalui tingkah laku, dan dipelajari melalui interaksi sosial yang kompleks. Manifestasinya terejawantahkan dalam bentuk kesenian, cara berpikir, kuliner, hasil karya kerajinan, bangunan, dan lain-lain. Kebudayaan juga dapat dimaknai sebagai seni hidup (the art of living) atau kehidupan sosial manusia (human social life) yang merupakan hasil dari interaksi sesama manusia sebagai individu atau kelompok.

            Karena kebudayaan bersifat “dipelajari”, artinya kebudayaan perlu terus digaungkan, diturunkan, dikomunikasikan dan diajarkan oleh masyarakat kepada generasi berikutnya. Jika tidak, bukan tidak mungkin suatu kebudayaan akan punah secara perlahan dan tergantikan oleh kebudayaan lain. Peran penting budaya  Kebudayaan memiliki fungsi penting dan fundamental sebagai pijakan utama dalam tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan kata lain kebesaran suatu bangsa bisa terukur apabila nilai-nilai kulturalnya telah mendarahdaging dalam sendi kehidupan masyarakatnya.

            Produk-produk kebudayaan mereka pun (film, musik, makanan, fashion) memiliki pengaruh cukup besar di industri hiburan di Asia dan mampu bersaing ketat dengan dominasi kebudayaan Barat. Bahasa, sastra, dan budaya Korea Selatan juga banyak dipelajari baik di lembaga pendidikan non-formal hingga universitas di berbagai negara, salah satunya di Indonesia. Di sini jelas terlihat bahwa selain berfungsi membangun karakter dan moral masyarakat suatu bangsa, kebudayaan yang dikemas dan dikelola dengan baik memiliki pengaruh yang sangat positif untuk sektor-sektor lainnya.

            Tantangan kebudayaan nusantara  Sejak maraknya globalisasi dan modernisasi, gempuran budaya asing semakin hari semakin tidak terkendali. Hal ini dapat dilihat dari popularitas produk-produk asing di Indonesia seperti fashion, film, elektronik, musik, bahasa, kuliner, hingga gaya hidup. Banyak generasi muda kita yang merasa bangga meniru budaya asing dan lupa akan nilai-nilai luhur warisan budaya nenek moyang. Faktanya, globalisasi telah banyak mengubah pola pikir dan pandangan generasi muda yang berpotensi mengikis kebudayaan lokal. Mereka yang masih menaruh perhatian pada seni tradisi agar tidak hilang oleh kemajuan zaman jumlahnya pun tidak banyak. Jika tidak diantisipasi sedini mungkin, globalisasi akan memberikan peluang besar kepada bangsa lain untuk menginternalisasi budayanya pada masyarakat kita. Secara tidak langsung budaya leluhur kita tidak hanya dipelajari, tetapi bisa saja diakui menjadi milik bangsa lain karena masyarakatnya yang kurang memperhatikan kebudayaannya sendiri.

            Contohnya adalah lagu asal Maluku yang berjudul Rasa Sayang-Sayange yang sempat diklaim oleh Malaysia untuk mempromosikan kepariwisataan Malaysia (Lubis, 2020). Selain memprihatinkan, peristiwa tersebut berpotensi memicu konflik antarnegara. Generasi Muda  Dalam upaya mempertahankan eksistensi kebudayaan lokal dari ancaman globalisasi dan perkembangan teknologi-informasi, generasi muda harus secara kolaboratif dan partisipatif melakukan berbagai strategi pelestarian budaya. Mengapa pemuda? Sejarah mencatat pemuda memiliki peran penting dalam membentuk dan menjaga keberlangsungan Negara Kesatuan Republik Indonesia sehingga di tangan merekalah masa depan kebudayaan akan ditentukan. Alasan lainnya adalah karena pemuda selalu identik dengan gagasan dan kreativitasnya yang tinggi, ambisius, kolaboratif, idealis, memiliki etos kerja pengabdian yang tinggi, serta potensial mampu menjadi agent of change/development.              Berperan aktif menggerakan pemerintah untuk mematenkan suatu budaya yang berkembang dan dipraktikkan oleh masyarakat budaya yang ada di Indonesia untuk menghindari klaim negara lain atas budaya kita. Jika generasi muda mengimplementasikan hal-hal tersebut, kebudayaan nusantara diharapkan akan lestari, berkembang, dan terus menjadi kebanggaan masyarakarat Indonesia di masa lalu, sekarang, dan masa depan

Gita Ivani Gresela Waruwu

Perkembangan Dinamika Isu Terorisme

Previous article

Pemerhati Hukum Kesehatan prihatin soal bayi tersandera di RSU BKM Pesisir Selatan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Umum