Hai teman-teman, aku Aini, seorang perempuan yang terlahir di ranah minang, Sumatera Barat. Sebagai penyuka jalan-jalan, aku adalah sosok yang selalu antusias dengan tempat-tempat baru, jadi maklumin saja, jika stori media sosialku akan dipenuhi berbagai postingan jika pergi ke suatu tempat yang baru bagiku. Karena setiap moment itu bagiku berharga, baik hal-hal kecil , maupun hal-hal yang besar yang kutemui disetiap perjalananku, karena waktu takkan pernah terulang lagi walaupun suatu hari kita pergi ketempat yang sama dengan orang yang sama.
So, well, kita mulai moment itu dengan sebuah kenangan yang begitu melekat diingatanku, satu tempat yang begitu indah, nyaman, asri, sejuk, menenangkan jika dibandingkan kota-kota lainnya di Indonesia, Bali. Yaps, Bali, sebuah pulau yang terkenal dengan banyak turisnya, baik lokal maupun internasional. Sebuah pulau yang sering disebut dengan pulau dewata Bali.
Bali, adalah salah satu tempat yang sangat menjadi idamanku yang ingin sekali ku kunjungi untuk jalan-jalan. Sebuah kota yang pernah terus menjadi list tempat-tempat yang ingin sekali kukunjungi di dalam lembaran-lembaran kertas kecilku. Hingga beberapa bulan semesta memberikanku kesempatan yang betul-betul tidak terduga untuk bisa terbang kesana dan menikmati keindahan pulau dewata tersebut. Aku mau ngucapin terima kasih atas kebaikannya orang-orang baik yang sudah memberikanku jalan bisa kesana, walaupun semuanya tidak semerta-merta untuk hal jalan-jalan saja. But is ok, kesempatan yang sungguh luar biasa untukku.
Tempat pertama yang kukunjungi seketika tibanya di Bali adalah daerah Canggu, sebuah daerah yang tidak terlalu jauh dengan bandara Ngurah Rai Bali, daerah yang dekat dengan pantai Kuta Bali, GWK, Nusa Dua, Pandawa dan sebagainya. Cangguhlah tempat yang membuatku bisa bertemu dengan seorang teman baik dari Jakarta yang menjadi patner kelilingku menjelajahi Tanah Lot Bali yang begitu indah. Cangguhlah yang membuatku bertemu seorang Bli muda yang begitu asik diajak diskusi hingga malam menjelang, mulai dari hal-hal kecil perihal budaya Bali, sampai kebiasaan-kebiasaan masyarakat Bali yang gak banyak diketahui orang lain.
Cangguhlah yang mengajarkanku perihal bagaimana memahami orang lain yang mungkin tak semuanya sepaham denganku, Canggulah yang membuatku semakin mencintai perbedaan yang ada tanpa rasa khawatir apalagi curiga dengan perbedaan masing-masing. Canggu jugalah yang kemudian membuatku semakin memahami bahwa stigma tentang seorang laki-laki yang curhat itu adalah cemen ataupun dianggap seperti perempuan, yang pada akhirnya terjadilah toxic masculinity tersebut, Karena sesungguhnya bercerita adalah salah satu alternativ meringankan beban dalam pikiran seseorang siapapun itu, tak hanya ia laki-laki ataupun perempuan.
Bersambung,,,
Comments