Seketika hati seorang ibu itu hancur, menatap dengan tatapan kosong jasad yang dingin itu, rasa tak percaya, rasa mimpi di tengah-tengah mentari yang begitu bersinar kala itu. Hatinya tercabik, meronta, seolah ia tak ingin berlama-lama terlena dalam mimpi itu.

Dicobanya untuk bangun, ternyata ia belum terlelap, Dicobanya untuk percaya semua yang ada di hadapannya, namun, rasa itu tak mudah, perlahan, air mata itu mulai mengalir saling sahut-menyahit.

Sosok kebanggaannya itu kini telah tiada, tiada dengan cara yang begitu menyakitkan, menyayat hingga ke uluh hati, hiruk pikuk yang saling bersahutan membuat pikirannya tak mampu mencerna kabar yang ia terima.

Tubuh yang kaku itu, yang telah mengabdikan dirinya kepada negara, harus pergi dengan cara yang penuh tanda tanya, tudingan, bahkan lebih kejam dari yang ada dibenaknya.

Iya, sosok berseragam itu kini telah tiada, namun kenapa dan bagaimana, semua masihlah misteri, menuntut keadilan hingga transparansi hukum keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

RIP Brigadier J, tenanglah di Sisi-Nya

Nuraini Zainal

Akankah muncul Kementerian Aliran Kepercayaan?

Previous article

Bali dan Sudut Kenangan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *