Sejak era reformasi tahun 1998, masyarakat Indonesia telah membuka diri untuk berani bersuara setelah secara tidak langsung ‘dibungkam’ oleh rezim sebelumnya. Rakyat bersuara, memberikan opini atas roda pemerintahan yang berjalan. Setiap keputusan memiliki konsekuensi. Konsekuensi pemerintah membuka keran demokrasi pada masa itu adalah rakyat menjadi jauh lebih kritis, dan kehidupan bernegara otomatis menjadi lebih dinamis.

Sebagai bangsa yang bersinergi dengan bangsa-bangsa lain di dunia, tidak menutup kemungkinan akan adanya pengaruh dari bangsa luar. Pengaruh itu akan berdampak pada pola pikir dari seseorang. Seseorang yang mengalami demikian pada umumnya menjadi orang yang idealis, sedikit berbeda dari orang-orang di sekitarnya. Idealisme orang tersebut akan menjadi cikal bakal terbentuknya kelompok idealis dengan pikiran yang sama, dan perlahan-lahan dapt membuat diri mereka memiliki idelogi baru dalam suatu negara.

Lambat laun, negara akan mengikuti arus dunia yang semakin berkembang dalam berbagai sektor. Kaum idealis sangat mungkin mengungkapkan idealismeya dalam kondisi ini. Telah terjadi di Indonesia dalam beberapa kasus, seperti tumbuhnya HTI yang mengembangkan ideologi khilafah/negara Islam. Motif yang mereka kemukakan paling sering adalah ideologi yang saat ini sudah tidak lagi relevan. Hal ini dapat menumbuhkan satu lagi perdebatan, yaitu, apakah efektif? Apakah benar-benar penting? Dan apakah bisa?

Ideologi suatu negara yang dibelokkan perlahan-lahan untuk diubah sebenarnya bisa saja dilakukan. Namun demikian, apakah relevan pula mengganti ideologi yang telah mengakar dalam budaya rakyatnya? Setidaknya ada 3 hingga 4 generasi yang masih mengalami ideologi sebelum diubah ini. Dampak dalam sektor lain mungkin memang berpengaruh baik, namun apabila dibandingkan dengan konsekuensi kultural yang telah diturunkan lintas generasi, Kemungkinan akan sangat sulit untuk mengganti ideologi suatu negara karena akan langsung bertentangan dengan undang-undang dan peraturan dari suatu negara.

Kondisi ekonomi bisa meningkat, namun dampak negatif yang sangat besar cukup menghantui negara  menuju kehancuran akibat ketidaksesuaian dengan budaya rakyat. Tidak apa-apa berpikir yang terbaik untuk negeri, namun jangan sampai gegabah menentukan nasib negeri sendiri.

Menyambung himbauan dari Kepalan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar dalam acara popcastnya di channel youtube deddy corbuzier dimana kepala BNPT menghimbah masyarakat indonesia untuk mewaspada transformasi ideologi yang selalu dihembuskan oleh kelompok teroris di indonesia mempertegas bahwa transformasi ideologi masih saja terjadi di indonesia dan itu dilakukan oleh para kelompok teroris yang menginginkan munculnya negara islam dari kawasan Asia tenggara. Di asia tenggara disebut-sebut negara yang sangat pas dijadikan negara islam atau Khilafah menurut versi HTI atau kelompok teroris ISIS adalah Indonesia.

Memang sangat bisa dipastikan ideologi pascasila tidak akan pernah tergantikan di indonesia namun dari 250 juta lebih penduduk indonesia kita anggap saja 0,01 % dari mereka telah terpengaruh paham ini maka dipastikan terdapat 25.000 orang yang telah terinfeksi pengaruh ideologi ini. Jika dibandingkankan dengan 250 juta memang sedikit sekali namun jika yang sedikit ini telah masuk ke bagian penting dari instansi negara seperti lembaga negara eksekutif, legislatif atau BUMN maka akan sangat besar pengaruhnya.

Sebuah ideologi atau pandangan dalam bernegara dan menjalankan sistemnya memang tidak dapat dipastikan serta merta seseorang terkait atau teridentifikasi berkaitaan dengan kelompok HTI ataupun kelompok teroris namun tetap harus diwaspai. Lalu apakah yang harus dilakukan oleh negaraIndonesia dalam hal ini pemerin republik indonesia.

Jauh sebelum Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) dibentuk, BNPT melalui Kepala terdahulunya yaitu Komjen Suhardi Alius telah melakukan sinergi kerjasama dengan lembaga pemerintahan di indonesia seperti kementerian dan BUMN dan sampai sekarang komjen Boy Rafli Amar juga masih melakukan hal tersebut. Hal ini dapat dilihat dari perjalanan dinas BNPT RI melalui Instagram mereka dan website resmi BNPT RI.

Hal ini tentunya salah satu kegiatan atau program kerja yang sangat berpengaruh untuk menghambat penyebaran ideologi terlarang di indonesia khususnya ketika ideologi tersebut di identifikasi telah masuk ke lembaga-lembaga negara.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Kepala BNPT dan Gus Miftah di Channel YouTube Deddy Corbuzier

    Previous article

    Duta Damai Sumbar: Webinar Kehidupan Toleransi di Indonesia

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi