Kita sering mendengar atau membaca istilah PoV dalam dunia literasi. Ada juga sebagian penulis yang tidak tahu mengenai PoV sehingga bertanya ke teman yang lain adalah salah satu cara untuk mengetahui makna singkatan tersebut.

PoV adalah singkatan dari bahasa Inggris ‘Point of View’ yang dapat diartikan dalam bahasa Indonesia menjadi sudut pandang. PoV atau sudut pandang ini biasa digunakan untuk menentukan dari sudut mana suatu cerita itu ditulis atau diceritakan. Apakah dari sudut pandang orang pertama (aku, saya, kami), sudut pandang orang kedua (kau, kamu, engkau) atau sudut pandang orang ketiga (dia atau tokoh serba tahu). Singkatan untuk sudut pandang yaitu, PoV 1, PoV 2, dan PoV 3.

Pembagian PoV

POV 1 (sudut pandang orang pertama) yakni sudut pandang yang menceritakan diri sendiri, biasanya aku merupakan pemain atau pelaku utama dalam sebuah naskah.

Sudut pandang pertama biasanya lebih disukai oleh penulis/pembaca karena feel-nya lebih terasa dan pas di hati. Namun, kekurangannya adalah sudut pandang pertama hanya dapat menuliskan/menggambarkan apa-apa yang dapat didengar, dilihat, dan dirasakan oleh si tokoh aku.

Penulis harus berhati-hati dalam menggunakan sudut pandang ini agar tidak ada kebocoran sudut pandang di cerita. Bagaimana, sih, yang dimaksud dengan kebocoran sudut pandang?

Misal penulis menggunakan sudut pandang pertama. Namun, di dalam cerita, tokoh aku dapat menuliskan apa yang dilakukan atau dirasakan oleh tokoh lain, padahal dia tidak bisa melihat atau merasakan apa yang dilakukan oleh tokoh lain tersebut. Nah, itu kesalahan fatal.

Timbul beberapa pertanyaan mengenai PoV 1. Pertama, apakah kata “Aku, Ku, dan Saya” tidak boleh banyak atau maksimal tiga? Kedua, bagaimana dengan waktu dalam naskah PoV 1 ini? Ketiga, apakah dalam naskah boleh menggunakan PoV 1 dengan karakter yang berbeda?

Mari jawab satu per satu.

Sampai sekarang, tidak ada peraturan khusus yang membatasi pengguaan kata “Aku, Ku, dan Saya” pada PoV 1. Hal ini juga tidak ada dalam penjabaran PUEBI. Banyak penulis yang menghilangkan subjek pada naskah karena peraturan yang dibuat oleh sekelompok orang sehingga membuat naskah itu cacat. Jadi, saran saja untuk tidak terikat dengan apa pun dan menulis sesuai ketentuan yang ada. Satu hal lagi mengenai serangan kata “aku, ku, dan Saya.” Jika ingin memanimalkan kehadiaran kata tersebut, berpandai-pandai dalam menyusun kalimat tanpa menghilangkan unsur apa pun.

Selanjutnya, mengenai beberapa karakter dalam naskah. Penggunaan sudut pandang aku boleh lebih dari satu dalam naskah. Akan tetapi, tidak boleh dalam satu bab. Contoh: penulis ingin menulis sudut pandanga dari Nana, Hendro, dan Nami. Penulis harus menulis dalam bab berbeda dan tidak dbolehkan dalam satu bab.

Untuk membedakannya, biasa penulis menggunakan nama tokoh yang berperan di bawah bab atau judul bab.

Contoh:
Bab 1: tegas
(Nana)
Bab 2: Menangis
(Hendro)

PoV 2 (sudut pandang orang kedua)

PoV 2 menceritakan “kamu” sebagai orang yang ia ceritakan bukan dirinya atau orang lain, tetapi kamu (orang kedua). Sudut pandang ini sering dipakai untuk novel horor, thriller, misteri, atau fiksi penggemar. Namun, sudut pandang ini jarang digunakan oleh penulis karena pemakaian sudut pandang ini cukup sulit. Sebagai pemula, sebaiknya hindari menggunakan PoV 2.

Penggunaan sudut pandang kedua bisa bocor jika penulis tidak hati-hati menggunakan kata acuan “kamu, Anda, Engkau, Kau”.

Perhatikan dua contoh di bawah ini.

Kamu melihat dia dengan senyum semringah. Jari jemarimu yang kecil mulai bermain di bagian belakang kepala, menandakan kamu sangat malu bertemu dengannya. Kamu melirik sekitar, mengambil cangkir berisi cokelat panas, lalu menyeruput dengan pelan.

Kamu melihat dia dengan senyum semringah. Jari jemarimu yang kecil mulai bermain di bagian belakang kepala, menandakan kamu sangat malu bertemu dengannya. Kamu melirik sekitar, mengambil cangkir berisi cokelat panas, lalu menyeruput dengan pelan. Aku tersenyum kecil melihat tingkahmu yang kekanak-kanakan itu.

Contoh satu benar karena dari awal hingga akhir hanya menggunakan satu subjek yaitu kamu, sedangkan contoh kedua salah karena kebocoran PoV. Hal tersebut dapat dilihat pada kalimat “Aku tersenyum kecil melihat tingkahmu yang kekanak-kanakan itu.”.

POV 3 (sudut pandang orang ketiga) menceritakan orang lain ( dia, ia, dirinya)

Penulis dengan sudut pandang ini bisa memilih menjadi dewa karena ia mengetahui segalanya (isi kepala, isi hati, dan latar belakang semua pemain) atau bisa memilih hanya menjadi narator yang pengetahuannya terbatas, tidak bisa membeberkan isi hati pemain/perasaannya hanya berupa apa yang narator lihat saja.

Dalam memakai sudut pandang ini, penulis juga harus berhati-hati. Memang penulis dapat menuliskan apa saja yang dilakukan/dirasakan oleh semua tokoh. Namun, jangan sampai terlalu banyak memberikan informasi sehingga pembaca akan mudah menebak isi cerita dan cerita menjadi membosankan.

Perlu diingat hati-hati dalam menggunakan PoV 3. Ada PoV 3 yang serba tahu, ada PoV 3 yang hanya dari sudut pandang satu tokoh, ada juga PoV 3 yang sebagai pengamat cerita. Hal tersebut jangan sampai tercampur dalam naskah. Harus pilih satu, menggunakan PoV 3 yang mana.

Pov 3 maha tahu, narator bisa mengetahui semua cerita, semua adegan, bahkan yang dipikirkan oleh tokoh. PoV 3 filter karakter, penulis hanya berpihak pada satu tokoh, jadi dia hanya tahu dan menceritakan apa yang dilakukan oleh satu tokoh. Kalau PoV 3 objektif, Penulis posisinya netral. Jadi, dia hanya mengira-ngira apa yang dipikirkan semua tokoh. Menggunakan kata seakan, sepertinya. Satu lagi, jika menggunakan PoV 3, untuk kata ganti, tambahkan “nya, sang atau nama”.

Contoh: ibunya, sang ibu atau ibu Dewi. Ini menunjukkan ibunya Dewi.
Jangan hanya menggunakan kata ibu saja karena disebut kebocoran PoV.

Misal:
Dewi mencari Ibu. (salah)
Dewi mencari ibunya. (benar)*.

Yui
Penulis dan Pengarang

    Cara Menangkap Ide dari Semua Indra Manusia

    Previous article

    FOMO; Apakah Harus Mengikuti Tren?

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *