Oleh :Fadhillah SW


Puan puan berdasi plontos itu bilang, kita sudah merdeka…
Tuan dan Nona berbajukan bluss itu bilang, kita sudah bebas..
Raja dan hangtua juga berkata, kita tidak lagi terbelenggu bangsa asing..
Lalu para veteran terdiam, menatap lirih bibirnya terkatup…
Rasanya yang melihat mata mereka nanar penuh kecewa, marah, juga frustasi…
Mereka (veteran) yang terlupakan, yang kini tak lagi gagah seperti kala menjadi arjuna berperang layak nya pandawa di mahabrata
Mereka berkata dengan putus asa pada pemilik masa depan negeri ini
“Katanya kita sudah merdeka, tapi saya tidak melihat kita benar-benar merdeka”
Lalu beberapa muda mudi yang mengaku cinta negeri tersayat sembilu mendengar si pak tua itu bicara
Sebagian lagi, hanya merenung sejenak lalu lupa
Sejutanya lagi hanya tuli lalu tertawa dan lupa diri….
Ya, pak tua itu benar. Kita tidak merdeka
Tidak pernah benar benar bebas dari belenggu para bangsa asing
Kita hanya merdeka untuk bernafas, hidup dan makan
Merdeka ya itulah merdeka di negeri ini sekarang..
Tidak menyalahkan puan, tuan, dan nona yang berjas atau muda mudi nan elok rupawan
Tapi tengoklah disekitar jagat nelaya, mereka yang terpinggir hidup melangsa
Mereka yang muda belia menjadi badut jalanan
Para pemuda gagah menjadi gerbong jahanam
Dan.. Para melangsa lainnya yang bernasib serupa
Merdeka, apa benar kita sudah merdeka?
Coba tolong puan, tuan, dan nona bantu menjawab…
Karena, merdeka bukan sekedar bernafas damai bagi si pemeran utama, tapi merdeka yang sesungguhnya ketika tak ada lagi batas antara pencitraan dan ketulusan…
Semoga bangsa ini segera merdeka yang sesungguhnya…

PERSPEKTIF : DR ZAKIR NAIK “JADILAH BRAND AMBASSADOR YANG BAIK BAGI AGAMAMU SENDIRI”

Previous article

Standar Ketampanan dan Kecantikan Jadi Tolak Ukur Manusia Bumi

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *