Siapa sih yang tidak kenal dengan DR Zakir Naik, secara profesi, ia adalah seorang dokter medis, memperoleh gelar “Sarjana Kedokteran dan Bedah” (Bachelor of Medicine and Surgery, MBBS) dari Maharashtra, tetapi sejak 1991 ia telah menjadi seorang pembicara Islam dan ulama yang terlibat dalam dakwah Islam dan perbandingan agama.


Beliau merupakan seorang ulama islam yang paling terkenal di seluruh dunia. Tidak hanya terkenal tapi beliau juga termasuk sebagai orang yang sangat cerdas di dunia, yang memiliki IQ sebesar 190. Beliau memiliki sebuah keahlian dalam bidang kedokteran, agama, sejarah, dan ilmu pengetahuan.


Sebagai seorang penceramah, Dr. Zakir Naik dapat dikatakan sebagai penceramah yang andal dan jenius. Bertahun-tahun ia telah menghapal isi kitab-kitab agama seluruh dunia, bukan hanya kitab Quran dan hadits-hadits di semua tingkatan, tapi juga Injil dengan beberapa versi, Weda, Tripitaka, dan Bhagavad Gita.


Cara pandang beliau dalam menyuarakan ajaran islam patut diacungkan jempol. Kerap hampir disetiap kali ceramahnya beliau selalu merubah cara pandang masyarakat mengenai islam. Sudut pandang yang dimilikinya hampir membuat banyak orang kagum dan cinta akan islam, hampir semua pertanyaan yang dilontarkan jamaah padanya saat berceramah selalu saja dijawab dengan ungkapan logis dan masuk akal, maka tak jarang banyak orang yang mulai jatuh cinta dengan islam itu sendiri mulai dari ungkapannya.


Menarik sekali dengan ungkapannya “jadilah brand ambassador yang baik bagi agama kamu sendiri, dimana orang yang indah dan menyenangkan kalau misalnya kita sebagai pengikutnya saja tidak bisa mencontohkan dengan baik, lantas bagaimana orang lain bisa mengikuti dengan baik”. Jika dikaji secara harfiah dari ungkapan beliau ini, tentunya untuk menjadi seorang brand ambassador harus dapat menarik simpatik banyak orang yang mana agar produk yang dibintanginya laris terjual.


Begitupun dalam beragama, tentunya kita harus menjadi sosok pribadi yang sesuai dengan ajaran agama agar orang lain menilai bagaimana indahnya agama dari sikap kita. Untuk menjadi seorang brand ambassador haruslah kita dapat menyebarluaskan ajaran agama yang sesuai dengan kaidah-kaidah yang berlaku, bukan malah sebaliknya.


Terkadang seringkali kita hanya selalu berperan sebagai seorang komentator terhadap perilaku orang lain, adakalanya sosok figure yang dikomentari juga enggan bukan? Tentulah kita juga akan bersikap demikian, jika perilaku serupa berbalik pada diri kita.
Layaknya seorang brand ambassador, baiknya kita terlebih dulu memberikan contoh yang baik dan benar yang semestinya. Dengan hadirnya perlakuan yang baik dan sesuai dengan ketentuan tentunya akan menarik simpatik banyak orang dan akan banyak orang pula yang akan meneladaninya. Bukan malah sebaliknya kita mengelurakan komentar seolah memberikan kritikan tetapi tidak terkandung solusi didalamnya. Lantas Bagaimana orang yang dikomentari akan bersikap memperbaiki jika contoh figure yang diharapkan bisa menjadi teladan tidak ditemukan termasuk dalam sosok komentator itu sendiri.


Lalu Bagaimana kita bersikap agar menjadi sosok brand ambassador yang baik dan benar sehingga orang lain dapat melihat indahnya agama tercermin dalam diri kita?


Ambil contoh dari sosok figure zaman kini, yaitu alm. Syekh Ali Jaber, kala itu beliau ditusuk oleh seseorang yang tidak dikenal ketika sedang melangsungkan safari dakwah. Ketika beliau ditusuk, masyarakat yang disekitar panggung langsung segera mengambil alih dan menghakimi pelaku dengan seadanya yaitu memukul si pelaku, namun Syekh Ali dengan sigap turun dan melindungi pelaku dari amukan masa dengan memeluknya ditengah darah yang terus menetes dari tubuhnya. Beliau memastikan terlebih dulu bahwa tak akan ada amukan masa lagi dan sosok yang bersalah diberikan kepada penegak hukum yang berwenang baru beliau bisa pergi ke rumah sakit untuk mengobati tangannya yang ditusuk.


Begitu baiknya hati beliau, sosok yang menusuk malahan dipeluk? Bisakah kita bersikap demikian? Mungkin dirasa langka sekali ada orang yang bisa bersikap baik serta bijaksana seperti alm. Syekh Ali.
Dari sini sangat memberikan contoh bukan? Marilah sama-sama mengayomi dan menjadi sosok ‘brand ambassador’ yang baik dan benar agar orang lain bisa melihat dan menilai dengan sendirinya bagaimana sikap yang terkandung dalam sebuah agama tercermin dalam diri kita terlebih dahulu baru kita bisa memberikan contoh dan biarkan orang menilai dan mengikutinya secara perlahan-lahan.

Husnul Hayati
Writing is a place for growing up.

    Makanan yang Berbahaya saat Lebaran?

    Previous article

    Merdeka Itu Apa?

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *