Kata-Kata Indah yang Sering Digunakan dalam Puisi

Siapa yang tidak kenal dengan puisi? Tentu sebagian orang atau bahkan kamu pernah menulis puisi untuk mengungkapkan isi hati, baik puisi lepas ataupun puisi yang terikat akan aturan. Seseorang penikmat puisi tentu sangat menyukai permainan diksi yang ditulis oleh pujangga.

Berbicara mengenai pujangga, ada sebagian dari mereka yang menulis menggunakan bahasa sederhana dan menyentuh sanubari. Ada juga sebagian mereka menggunakan istilah-istilah atau kata indah yang tidak diketahui oleh orang awam.

Kata-kata indah yang sering digunakan dalam puisi, kebanyakan berasal dari bahasa Sanskerta, ada juga bahasa Indonesia, tetapi termasuk golongan klasik atau arkais. Kata arkais merupakan kata yang sudah jarang digunakan pada zaman sekarang. Nah, jika kamu ingin menulis puisi dengan kata-kata indah agar puisi terlihat cantik, ada beberapa kata yang sangat cocok digunakan. Kali ini, akan dibahas 10 kata yang sering digunakan oleh pujangga dalam menulis puisi versi KBBI.

  1. Nirmala: Dalam KBBI V, Nirmala memiliki arti tanpa cacat cela; bersih; suci; atau tidak bernoda. Biasanya pujangga menggambarkan kehidupan menggunakan kata nirmala. Contoh: Kehidupan yang nirmala, membuat siapa pun menginginkannya.
  2. Ancala: Dalam KBBI V, Ancala memiliki arti gunung. Biasanya, alih-alih membuat kata gunung, pujangga menggunakan ancala untuk naskah puisi mereka. Contoh: Ancala berdiri kokoh meskipun sering diabaikan oleh anak manusia.
  3. Amerta: Dalam KKBI V, Amerta berarti tidak dapat mati atau abadi (tidak terlupakan). Biasanya, pujangga mengganti kata abadi di tulisan mereka agar terkesan indah. Contoh: Cintaku amerta walaupun tanpa rupa dan jiwa.
  4. Asmaraloka: Dalam KBBI V, asmaraloka bermakna dunia (dalam) cinta dan kasih. Tentu kata ini sangat mewakili jika ingin menulis puisi romansa. Contoh: Asmaraloka mampu menggetarkan jiwa-jiwa lelah.
  5. Awang-gemawang: Dalam KBBI V, awang-gemawang berarti awang-awang. Kata ini jarang digunakan oleh pujangga karena belum tahu atau lebih senang menggunakan kata aslinya. Contoh: Pikiranku sudah jauh awang-gemawang setelah kata putus terucap.
  6. Azmat: Dalam KBBI V, azmat bermakna hebat; ramai sekali. Sementara itu, kata nonbaku dari kata azmat yakni azamat; azemat. Pujangga jarang menggunakan kata ini karena terlalu ketinggalan. Kendati demikian, tentu ada yang menggunakan untuk keperluan pribadi. Contoh: azmat bunyinya suara-suara pikiran sehingga membuatku semakin kalut.
  7. Wilangon: Dalam KBBI V, wilangon berarti gelora berahi atau dendam berahi. Walaupun jarang digunakan, tidak masalah untuk menulisnya di nasakah puisi kamu, bukan? contoh: Wilangon membabi buta, ingin segera dituntaskan.
  8. Nirwana: Dalam KBBI V, nirwana bermakna tempat kebebasan (kesempurnaan) alias surga. Nah, kata nirwana sering digunakan dalam naskah puisi. Contoh: Aku menggenggam dan akan membawamu ke nirwana.
  9. Alkamar: Dalam KBBI V, alkamar bermakna bulan. Pujangga jarang menggunakan kaa alkamar dalam puisi mereka. Biasanya, merek menggunakan kata indurasmi untuk menggambarkan sinar rembulan. Contoh: Alkamar bersinar dengan terang tanpa tahu aku benci cahaya.
  10. Baskara: Dalam KBBI V, baskara bermakna matahari. Kata ini sering digunakan oleh pujangga untuk menggantikan kata matahari atau mentari. Contoh: Bagaskara berangsur naik untuk memberi kekuatan pada jiwa-jiwa yang lelah.

Nah, setelah mengetahui kosakata atau kata yang indah untuk puisi, tidak masalah kamu menggunakan kata tersebut di dalam puisi yang sedang kamu garap. So, tunggu postingan berikutnya!

Indonesia, 21 Juli 2023

Yui
Penulis dan Pengarang

    Kota Bukittinggi terkenal dengan sebutan Kota apa?

    Previous article

    Tips Menulis Naskah Supranatural

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *