Baru-baru ini beredar video ustad Abdul Somad yang sering di beri singkatan UAS tentang bagaimana beliau memberi pandangan salib yang merupakan lambang agama dari umat Kristen berisikan iblis dan setan dan ada nada merendahkan umat kristiani di ceramah agama nya tersebut. Tentunya hal ini menjadi persoalan terbaru bagi kerukunan umat beragama di indonesia.

Setelah kasus penistaan agama oleh Ahok yang telah di hukum selama dua tahun di hotel prodeo dan menjadi bahan bagi orang-orang di kancah dunia perpolitikan untuk menjatuhkan namanya di perebutan kursi gubernur DKI jakarta. Sekarang muncul lagi video yang hampir serupa namun tidak sama bedanya hanya terletak di orang yang melontarkan ucapan saja. Jika Ahok bisa di politisasi karena beliau adalah seorang calon gubernur namun video UAS akan sulit untuk di politisasi karena tidak ada kepentingan beliau di kancah politik dan mendatangkan demo yang berjilid-jilid.

Telah di klarifikasi oleh UAS bahwa video tersebut berasal dari video 3 tahun yang lalu ketika beliau memberikan ceramah agama tertutup di sebuah pengajian subuh di mesjid yang berlokasi di Pekanbaru.

“Itu pengajian di dalam masjid tertutup, bukan di stadion, bukan di lapangan sepak bola. Bukan di TV, tapi untuk intern umat Islam menjelaskan pertanyaan umat Islam mengenai patung dan tentang kedudukan Nabi Isa. Untuk orang Islam dalam sunah Nabi Muhammad,” jelas UAS.

UAS mengaku heran pernyataannya tersebut diviralkan baru-baru ini. Dia berjanji tidak akan lari bila video tersebut dipermasalahkan.

“Kenapa diviralkan sekarang, kenapa dituntut sekarang? Saya serahkan kepada Allah SWT. Sebagai warga yang baik saya tidak akan lari, saya tidak akan mengadu. Saya tidak akan takut, karena saya tidak merasa bersalah, saya tidak pula merusak persatuan dan kesatuan bangsa,” ujarnya.

Meski tidak akan memunculkan masalah perpolitikan namun video yang di viralkan oleh oknum tersebut juga berpotensi menimbulkan masalah kerukunan antar umat beragama di indonesia. UAS telah melakukan tanggung jawabnya terhadap video yang viral tersebut dengan mengklarifikasinya. Walaupun sudah ada pihak yang melaporkan hal tersebut ke kepolisian namun hal tersebut juga tidak salah karena melalui proses hukum yang berlaku di indonesia.

Hal yang menjadi perhatian dari redaksi adalah kemana tanggung jawan MUI terhadap video yang viral ini. Ada indikasi MUI tidak bertindak cepat dan tanggap terhadap permasalahan ini. Seharusnya MUI yang merupakan lembaga tertinggi ulama di indonesia harus bisa mempertemukan UAS dengan lembaga perkumpulan pembuka agama Kristen di indonesia. Sehingga gesekan di masyarakat dapat di redam dengan cepat sebelum menteri Agama bertindak sebagai perpanjangan tangan dari presiden RI.

Hal ini juga menegaskan bahwa management yang baik bagi penceramah agama kondang di indonesia juga harus baik sehingga ceramah agama yang di video kan perorangan tidak di jadikan alat oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Setiap penceramah agama kondang apalagi penceramah agama yang sering muncul di akun youtube harus dapat mengelola ucapannya dengan baik karena pengaruh perkembangan teknologi yang pesat harus di iringi dengan perkembangan management yang baik bagi penceramah agama. Jika dulu orang harus pergi ke suatu mesjid, pengajian, tablik akbar tertentu untuk bisa mendengarkan pengajian ustad /Kiyai yang dia sukai sekarang hanya lewat media sosial mereka sudah mampu mendengarnya namun kelemahan di media sosial tidak ada deskripsi dari video tersebut secara utuh seperti waktu, tempat, lokasi dan agenda ceramah. Hal ini menjadi kelemahan tersendiri dalam berceramah karena berpotensi untuk dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    74 Tahun: Indonesia Tanpa Radikalisme

    Previous article

    Pancasila adalah Sumber Hukum Indonesia

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi