“Rajin pangkal pandai, malas pangkal bodoh”, Peribahasa ini hanya slogan belaka, hanya untuk dihapal tapi tidak mau dipraktikkan. Seseorang jika gigih, rajin belajar, rajin membaca maka dia akan pandai, akal cerdas, itulah sumber kepandaian. Sebaliknya sumber kebodohan adalah sikap malas, malas belajar, malas membaca dan malas menggunakan akalnya. Peribahasa yang hanya slogan belaka yang ditempelkan disekolah-sekolah, tetapi menjadi sangat ironis bahwa gurunya tidak mau memotivasi murid-muridnya untuk rajin membaca berbagai buku ilmu pengetahuan yang bermanfaat ditambah lagi sekolah-sekolah sangat minim perpustakaan.

Maju mundurnya sebuah bangsa itu ditentukan dari pendidikan yang benar, rajin belajar, rajin menuntut ilmu, rajin membaca dan guru yang berkualitas. Tetapi malah ada guru yg terpapar radikalisme dan menyebarkan kepada murid-muridnya ( tetapi tidak digeneralisasi) dan inilah penyebab kebodohan. Jika hanya agama saja yg ditekuni, hanya rajin menghapal ayat-ayat suci maka percayalah sebuah negara/bangsa tidak akan pernah maju, maka sudah seharusnya berimbang dengan ilmu pengetahuan yang lain.

” Buku adalah gudang ilmu, jendela dunia dan membaca adalah kuncinya” Sebuah kata mutiara yang minim dipraktikkan, jika ada perpustakaan daerah dengan bukunya yang banyak, dengan jumlah ribuan, tetapi boleh dibuktikan bahwa perpustakaan tersebut sangat sepi dari pengunjung. Sangat sulit untuk mengajak seseorang untuk cerdas dengan rajin membaca, tetapi jika diajak untuk demo dengan dikasih uang recehan dengan judul bela ini, bela itu mereka dengan senang hati akan turut serta.

Orang bijak bijak berkata : “Buku adalah jendela dunia dimana kita bisa melihat isi dunia tanpa melakukan perjalanan, hanya cukup membaca sebuah halaman. Buku adalah jendela ilmu yang akan membuka cakrawala kehidupan manusia. Buku adalah jembatan ilmu untuk menghubungkan pengetahuan dengan kehidupan nyata”, Tetapi dari pada membeli sebuah buku yang bagus, yang bermanfaat dan murah harganya, mereka lebih senang mengundang seorang pemuka agama untuk berceramah kedaerah mereka dengan sampai menghabiskan biaya 50 juta yang hanya untuk berceramah sekitar 1 hingga 2 jam saja, tertawa dan senang karena lucu ceramahnya tetapi sedikitpun tidak ada ilmu yang didapatkan, karena hanya terpesona oleh wajah ulama atau hanya ingat cerita lucunya saja. Jika saja uang sebesar 50 juta itu dibelikan buku-buku yang bagus dan bermanfaat maka akan mendapatkan jumlah buku yang banyak jumlahnya dan sangat bermanfaat dan bisa mencerdaskan.

Orang bodoh terus memelihara kebodohannya dan tidak bisa diajak cerdas, kebodohan ini sangat berbahaya, dan yang menjadi sangat disayangkan banyak orang cerdas memanfaatkan orang-orang bodoh untuk kepentingannya, entah itu kepentingan politik yang dibungkus agama, atau kepentingan lainnya, sangat mudah mengumpulkan orang-orang bodoh dengan dikasih uang recehan, diberi janji-janji manis, bahkan hanya demi nasi bungkus. Orang-orang bodoh sangat mudah diperalat, dibodohi, dan dibakar lewat isu suku, ras, golongan, bahkan isu agama. Orang-orang bodoh bisa sangat berbahaya, kebodohan beragama bisa merusak sebuah bangsa dan bisa menghancurkan. Salah satu musibah terbesar manusia adalah kebodohan.

Tuhan memberi anugerah terbesar untuk manusia yaitu : Akal; Tetapi sebagian manusia malah membuang akal, sebagian orang beragama justru memusnahkan akal dan lebih memilih menjadi bodoh.

Suyadi

TERUNTUK BAIM DAN PAULA, JADILAH CONTENT CREATOR YANG MENGEDUKASI

Previous article

Hoi, Pemuda-Pemudi!

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini