28 oktober menjadi hari peringatan sumpah pemuda di indonesia. Diperingatinya khusus hari Sumpah Pemuda di indonesia seharusnya menjadi pemacu khusus bagi generasi muda Indonesia. apakah hal itu bisa dilihat pada saat ini setelah 75 tahun indonesia merdeka dan setelah 92 tahun peringatan hari sumpah pemuda ini.

Mungkin hanya sebagian kecil masyarakat indonesia yang menganggap sumpah pemuda sebagai triger mereka dalam berkarya demi indonesia. Mungkin kita hanya bisa melihat anak muda berkarya dan bekerja demi indonesia hanya di kalangan atlet atau angkatan bersenjata atau lembaga non profit yang bekerja untuk masyarakat.

Kenapa hal itu bisa terjadi di indonesia? hal ini tidak terlepas dari indikasi Narasi Perpecahan yang selalu di gaungkan oleh orang-orang tertentu atau kelompok-kelompok tertentu. Narasi perpecahan tentunya lebih banyak menyasar pada kelompok yang merasa dirugikan atas keberadaan kelompok tertentu yang kebetulan mendapatkan sesuatu yang jauh lebih indah dari apa yang didapat oleh kelompok yang merasa dirugikan ini.

Hal yang sering menjadi bahan gorengan dari kelompok yang menyebarkan narasi perpecahan ini adalah isu agama, Ras dan Budaya. Adanyanya paradigma di tengah masyarakat dimana kelompok mayoritas harus mendapatkan porsi yang lebih tinggi dan lebih banyak ditengah masyarakat menjadi indikator bagi kelompok ini untuk bisa memecah belah bangsa.

Jika kita jauh lebih dalam bisa melihat apa yang sebenarnya kelompok ini cari hal ini tidak akan jauh-jauh dari “Harta dan Tahta”. Dua hal yang selalu menjadi perubah wajah manis seseorang menjadi wajah menakutkan dan menjijikkan, Perubah malaikat menjadi Iblis.

Seharusnya lewat kemajuan zaman,lewat teknologi yang makin maju hal ini bisa diminimalisir namun sayang kemajuan teknologi tidak memberikan dampak yang korelatif dengan kemajuan pola pikir manusia.

Agama yang seharusnya menjadi pakaian manusia dari terpaan dinginnya malam dan teriknya matahari justru dijadikan tameng untuk membenarkan kesalahan. Budaya yang seharusnya menjadi warna dalam hidup malah dijadikan lumpur gelap yang membenamkan keindahan. Hati dan otak yang seharusnya jadi penerang manusia dalam kegelapan justru menjadi pemakan cahaya di dalam ruangan yang sumpek.

Apakah generasi muda indonesia hanya mampu cinta indonesia lewat perkataan saja namun tidak mampu berbicara lewat perbuatan?

Mungkin saja benar dan mungkin saja salah!

Narasi perpecahan akan terus menggrogoti suatu bangsa karena narasi perpecahan adalah senjata yang lebih kejam dari bom. Kalau Bom akan dengan mudah kita ketahuan kapan akan meledak dan mungkin masih ada kemungkinan untuk menjinakkannnya. Sementara narasi perpecahan siapa yang tahu kapan meledaknya.

Munculnya kelompok yang menyanjung tinggi agama tertentu dan mengkerdilkan keberadaan agama lain dan munculnya kelompok yang menjunjung tinggi budaya tertentu dilain pihak merendahkan kebudayaan lain adalah narasi yang harus di perangi jika anda adalah anak muda indonesia yang menghargai makna sumpah pemuda dan menghargai diri anda sendiri.

Apakah bapak pendiri bangsa ini terlalu egois ingin menyatukan indonesia dalam bingkai Pancasila dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika? tentunya benar ketika anak muda atau generasi penerus bangsa terus tersesat dalam bingkai kelompok tertentu dan tidak menerima keberadaan kelompok lainnya yang ada di indonesia.

Mulai sekarang jelajahilah indonesia baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan anda mejelajahi indonesia anda akan tahu nikmatnya tinggal di indonesia dan indahnya perbedaan itu. Belajarlah menerima perbedaan dengan mulai berteman dengan suku lain yang ada di indonesia dan belajarlah berteman dengan orang yang menganut kepercayaan selain agama kita.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Pesan Perdamaian Untuk Dunia

    Previous article

    Memaknai Arti Sumpah Pemuda

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi