Di awal bulan Oktober saya mendapat pelatihan di Markas Komando Marinir Cilandak di Jakarta. Pelatihan ini diadakan dalam rangka persiapan penugasan saya dan 9 rekan lainnya untuk menjadi relawan guru muda di remote area yang tersebar dari pulau Sumatra hingga NTT. Ada beberapa ketentuan dan persyaratan yang harus kami ikuti sebelum mengikuti pelatihan ini. 2 hari sebelum hari pelatihan kami semua berangkat dari provinsi asal masing-masing, dan kami diharuskan berkumpul di Gedung Trans Media pada pukul 06.00 pagi pada hari H pelatihan.

Di hari H, kami dijemput menggunakan mobil bak terbuka TNI, kami dibariskan dan disuruh naik ke atas mobil tersebut. Perjalanan dari Trans Media ke Mako Marinir Cilandak memakan waktu sekitar 30 menit. Ketika sampai disana kami bersiap-siap mengikuti acara pembukaan terlebih dahulu. Di lapangan yang begitu luas dan sakral itu, kami diresmikan sebagai peserta didik pelatihan relawan guru muda. Saya kira setelah melalui pembukaan, acara akan menjadi lebih santai, dan kami diperkenankan istirahat atau menuju barak kami masing-masing, tapi ternyata itu gerbang tantangan yang tidak saya duga-duga sebelumnya.

Setelah upacara, kami diminta untuk memindahkan barang-barang kami yang sebelumnya dalam koper ke dalam keril TNI yang beratnya sebelum diisi sudah lumayan. Kami juga tidak diperkenankan menggunakan gawai selama seminggu, sehingga gawai kami dikumpulkan. Barang bawaan semuanya dibatasi, termasuk jumlah baju hingga perlengkapan pribadi lainnya. Semua kegiatan kami diatur oleh pelatih, tanpa kami tahu agenda apa saja yang akan kami ikuti. Namun yang pasti, semua aktivitas pribadi kami dibatasi oleh waktu yang diberikan.

Batas waktu tersebut meliputi istirahat malam, makan, mandi, dan ibadah. Untuk mandi dan bersih-bersih kami diberikan waktu setengah jam, dengan posisi antri kamar mandi. Makan biasanya lebih singkat lagi, biasanya 5 menit, bahkan dalam beberapa kasus kami makanan dalam hitungan detik. Untuk istirahat malam kami mulai tidur dari pukul 10 malam dan bangun pukul 4 pagi. Setiap 2 jam kami akan bergiliran berjaga malam di sekitaran tenda kami.

Kegiatan kami seminggu itu berupa kegiatan fisik, navigasi darat, cara bertahan hidup, serta pembentukan mental. Tidak jarang kami sedang pulas tertidur di dalam jas hujan yang kami jadikan tenda, tiba-tiba disuruh bangun dan disuruh melaksanakan PBB. Pernah juga kami diarak pukul 2 pagi, lalu disuruh masuk got yang airnya luar biasa dingin. Pengalaman yang begitu berharga dan begitu keras bagi kami semua, namun kami yakin itu akan menjadi modal penting bagi ketika berada di daerah penempatan nanti. Kami akan punya fisik dan mental yang kuat serta jiwa patriot untuk mengabdi bagi Indonesia nantinya.

Bagaimana Rasanya Ramadan di Daerah Pengabdian?

Previous article

Series Korea-Drama Yang Wajib Kamu Tonton

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *