Rusuh Papua menjadi duka tersendiri bagi bangsa indonesia pada akhir Agustus ini. Bagaimana tidak karena oknum yang tergabung dalam ormas di indonesia yang melakukan kegiatan yang melanggar hukum di indonesia terkait pengibaran bendera merah putih di asrama papua yang di bumbui tudingan dari sekelompok orang bahwa mahasiswa papua melecehkan bendera merah putih yang belum bisa dibuktikan kebenarannya melebar menjadi pergesekan isu rasis di papua dan papua barat.

Celakanya demo anarkis di papua baru-baru ini dikonfirmasi oleh pemerintah ada oknum di belakangnya yang memainkan isu rasis di bumi cendrawasih. Ini menjadi pukulan tersendiri bagi bangsa indonesia dan membuktikan bahwa masih banyak oknum yang ingin melihat indonesia hancur dengan dipicu oleh isu rasis. Tidak hanya di indonesia di benua Eropa maupun Amerika yang notabe nya merupakan negara berkembang dagangan isu rasis tetap menjadi dagangan hangat.

Kita tidak menyoroti kerusuhan di papua, karena kita percaya pemerintah telah bergerak maju untuk menangani kerusuhan di papua dan kita meyakini bahwa masyarakat papua sangat mencintai indonesia walaupun ada sebagian kelompok pemberontak yang ingin memisahkan diri dengan indonesia dengan cara merebut hati rakyat papua.

Sorotan bagi redaksi adalah beredar status yang menambah keruh suasana di papua dan papua barat yaitu munculnya status yang menyoroti berkibarnya bendera bintang kejora yang bagi sebagian orang di anggap sebagai kasus makar karena telah mengibarkan bendera tersebut. Hal ini bagi oknum ormas terlarang di indonesia maupun para pengikutnya yaitu HTI sering di sandingkan dengan bendera hitam/putih yang bertuliskan kalimat tauhid yang sering mereka bawa di setiap aksi.

Bagi orang yang tidak mempunyai pemikiran yang matang maka akan mudah termakan oleh narasi bodoh kelompok ini. Kerangka berfikir yang paling mudah di nalar adalah Hisbut tahrir merupakan kelompok yang banyak di larang di dunia sementara kelompok pemberontak papua hanya ada di indonesia saja. Hal ini jelas tidak dapat disandingkan karena berbeda skala. Ketika terjadi demo pun pemerintah tidak pernah menangkap oknum yang memakai bendara tauhid ala HTI ini. Jadi sangat jelas apa yang telah dilakukan pemerintah telah sesuai dengan konsep keadilan.

Munculnya oknum di media sosial yang dengan intens menyebar provokasi rasis di media Facebook ataupun media sosial lainnya menjadi pekerjaan tersendiri bagi pihak kepolisian dan lembaga terkait lainnya tugas kita bangsa indonesia yang cinta akan negerinya adalah bantu pemerintah menjernihkan suasana media sosial dengan mengcounter berita negatif tersebut. Ayo bangsa indonesia bijaklah dalam bermedia sosial.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Politik Mayoritas di Indonesia

    Previous article

    Ikatan Mahasiswa Papua Sumbar : NKRI Harga Mati, Indonesia Merdeka.

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi