Rektor Unand Prof. Dr. Tafdil Husni, S.E, / Foto by PMD (Mila Darmayati)

Padang , Universitas Andalas kembali mengundang Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) untuk memberikan pembekalan kepada mahasiswa baru mengenai Wawasan Kebangsaan serta pencegahan Paham Radikalisme dan Terorisme pada Kamis pagi (22/8/19) di Convention Hall Universitas Andalas.

Rektor Unand Prof . Dr. Tafdil Husni , SE , MBA mengatakan mahasiswa baru sebelum memasuki kampus diberikan 3 pembekalan , Pertama mengenai Karakter Kepribadian , Kedua mengenai Wawasan Kebangsaan , Ketiga Tradisi Ilmiah dalam Kampus dengan jangka waktu 10 hari.

Diawal kegiatan, Rektor yang memiliki Almamater di University of The Philippines ini juga memberikan pengantar perihal bagaimana ‘paham radikalisme negatif itu bergerak secara diam-diam lalu masuk ke perguruan tinggi yang dapat merusak dan menciderai Pancasila , UUD 1945 serta keutuhan NKRI.

“Paham radikalisme dapat muncul diam-diam, bahkan masuk di lingkungan perguruan tinggi, paham tersebut sangat merusak serta dapat menciderai bahkan mengubah pilar kebangsaan kita yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Kita harap tidak akan ada paham-paham negatif yang mengubah negara kita,” ujarnya .

Kepala BNPT Komjen Pol. Drs. Suhardi Alius , M.H., dalam pemaparanya mengungkapkan keresahan atas pergeseran nilai-nilai kearifan lokal di tengah masyarakat dimana Sejarah dan Budaya seperti terlupakan. Menurut mantan Kabareskrim Polri ini hal tersebut disinyalir karena situasi masyarakat lebih bergantung kepada teknologi internet sehingga membuat masyarakat cenderung apatis (tidak peduli) serta mudah menerima informasi tanpa di sharing terlebih dahulu, inilah memicu seseorang dapat terinfiltrasi paham radikalisme serta intoleransi.

Dihadapan Mahasiswa dan Civitas Akademika Universitas Andalas , Suhardi mengingatkan kembali bahwa jangan pernah melupakan asal muasal sejarah dan kearifan lokal bangsa hanya karena sibuk dengan gadget , untuk itu BNPT akan berupaya melakukan pendekatan dengan kearifal lokal guna mencegah paham radikalisme yang di sebarkan melalui dunia maya.

“Kita akan berupaya mengaktifkan kembali kearifan lokal dan budaya, kita harus ingat kembali kemajuan dan kehebatan bangsa. Nilai-nilainya harus kita kembalikan sehingga negara kita bisa maju tetapi dengan tidak melupakan sejarah,” ujarnya.

Selain itu Komisaris Jendral berdarah Minang ini juga mengingatkan kembali betapa pentingnya kita menyaring informasi yang beredar di dunia maya agar tidak tersebarnya propaganda paham radikalisme

“Adik-adik generasi muda ini harus bisa menyaring informasi yang beredar di dunia maya sebelum membagikannya kepada orang lain. Sikap seperti ini tentunya dapat mengurangi tersebar luasnya berita bohong dan konten propaganda radikal terorisme,” tambahnya.

Acara ini dihadiri oleh 800 mahasiswa baru Universitas Andalas dari berbagai fakultas .

Ar Rafi Saputra Irwan
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Anggota Duta Damai Dunia Maya Sumatera Barat

Majelis Ulama Indonesia untuk apa?

Previous article

Politik Mayoritas di Indonesia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita