Pada bulan Ramadan, lebih tepatnya tanggal 8 April 2023 telah terjadi tindakan tidak manusiawi dari beberapa orang atau massa, khususnya pria dewasa, terhadap dua orang wanita di daerah Pesisir Selatan, Sumatra Barat. Menurut video yang beredar, dua wanita itu mendapat sikap brutal, seperti diintimidasi, ditendang, diseret, dan diceburkan ke laut. Korban juga mendapat kekerasan lain, seperti dihina dan diancam dibakar. Tidak sampai di sana, mereka beramai-ramai menelanjangi korban dan melakukan pencabulan. Tindakan itu divideokan dan disebarluaskan.

Menurut beberapa artikel yang beredar, aksi tersebut terjadi karena kafe yang buka di bulan Ramadan. Massa tidak terima dan melakukan tindakan tidak manusiawi itu. Tentu usut punya usut, bukan itu penyebab utama, melainkan ada indikasi tidak senang dari pemilik kafe lain lantaran kafe tempat korban berada selalu ramai.

Melihat tindakan brutal itu, beberapa lembaga sosial melakukan upaya-upaya untuk membela korban. Bahkan, menurut kabar yang beredar, walaupun kasus tersebut sudah dilaporkan, pihak berwajib terkesan lambat memproses, seolah-olah pelaku dilundungi dan baru ditetapkan.

Hal yang saya soroti mengenai persekusi, masih saja ada segelintir manusia yang tidak bisa menahan sikap dan nafsu mereka dengan dalih agama. Iya, bagaimanapun rupa perilaku yang menurut mereka baik, padahal tercela, lebih baik disandingkan dengan agama agar mendapat dukungan dari mereka yang ekstrim dalam beragama. Itu merupakan tidak terpuji dan sangat tercela.

Yui
Penulis dan Pengarang

    Bulan Ramadan; Apakah Sekadar Menahan Lapar dan Haus?

    Previous article

    Negara Wakanda atau Konoha: Bentuk Santai dalam Menghina Negara Sendiri

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Opini