Hari Kartini kali ini cukup berbeda dari yang biasanya saya lewati ketika di Pariaman, Sumatera Barat. Di Jawa Tengah, perayaannya dilakukan dengan beragam kegiatan. MTs Tarbiyatul Athfal Toroh adalah satu dari sekolah yang melakukan perayaan hari Kartini di Grobogan, Jawa Tengah. Beberapa kegiatan yang dilakukan guru dan siswa MTs Toroh dalam rangka merayakan hari Kartini adalah sebagai berikut:

  1. Pelaksana Upacara Khusus Perempuan

Perdana di adakan pelaksana upacaranya yang terdiri dari pasukan pengibar bendera, komandan upacara, pembaca UUD, hingga Paduan suara semuanya adalah perempuan. Mereka semua juga berkebaya ketika bertugas dalam upacara tersebut. Ini juga kali pertama pasukan pengibar bendera MTs berjumlah 9 orang, biasanya hanya 3 orang setiap upacaranya.

  • Penampilan Musikalisasi Puisi

Terdapat 3 orang yang menampilkan puisi dalam hari Kartini kali ini. Ada puisi bergrup, ada puisi perorangan, dan juga ada pembacaan esai puisi. Saya adalah salah satu orang yang turut andil dalam penampilan puisi tersebut. Puisi yang saya pilih adalah puisi yang menceritakan kehidupan perempuan Minang di era 90-an. Dalam penampilan puisi tersebut, saya diiringi oleh instrument bansi. Sebuah cara yang tepat juga, untuk mengenalkan budaya Minang kepada masyarakat Jawa.

  • Fashion Show Kartini Kartono

Seperti yang saya tulis sebelumnya, siswa MTs diminta mengenakan pakaian tradisional. Khusus perempuan diwajibkan kebaya, tapi kalau laki-laki, boleh pakaian adat jawa atau batik. Siswa dengan penampilan pakaian adat terbaik, diminta untuk jadi perwakilan kelasnya mengikuti kegiatan Kartini Kartono. Mereka diminta berjalan memperagakan pakaian adatnya masing-masing, sembari memberi salam pada penonton di lapangan. Kegiatan ini semakin menarik ketika panitia memutar instrument gamelan Jawa yang begitu syahdu.

            Akhir dari kegiatan ini adalah siswa mengisi acara hiburan dengan karoke atau menampilkan bakatnya masing-masing. Semua siswa sangat gembira dalam perayaan hari Kartini ini. Bagi saya ini juga merupakan pengalaman berharga karena saya bisa merasakan langsung euphoria siswa dan guru dalam merayakan hari lahirnya pahlawan emansipasi perempuan.

What I eat and drink in Semarang?

Previous article

Slow Living in Grobogan

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *