Entah atas alasan apa masih banyak masyarakat Indonesia yang antipati dengan keberadaan etnis China di Indonesia? Jika berbicara terang literasi, kini masyarakat bisa dengan mudah mengakses berita lewat internet dan dapat dengan mudah menemukan sumber-sumber referensi terpercaya, hanya saja yang menjadi permasalahannya adalah mereka mau atau tidak, atau bahkan mungkin bayak oknum yang sengaja menutupi kebenaran sejarah demi keuntungan pribadi dan golongan.

Berdasarkan catatan sejarah, tidak sedikit Etnis China yang ikut serta dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia, bahkan merapat gelar sebagai Pahlawan Nasional. Beberapa diantara mereka adalah;

1. Ferry Sie King Lien; beliau ikut serta mengangkat senjata dalam pertempuran di Solo tahun 1949, dan meninggal setelah dihargai oleh pasukan tentara Belanda yang jumlahnya cukup banyak.

2. Tjia Giok Thwam; beliau ikut bergabung dalam pasukan Corps Mahasiswa Djawa Timur dan ikut serta dalam perang gerilya dengan pangkat Letnan Dua (Letda). Puasa 5 Oktober 1958, berdasarkan SK Menteri Pertahanan RI, beliau menerima penghargaan Satya Lencana Perang Kemerdekaan Kedua.

3. John Lie; seorang perwira militer angkatan laut yang berhasil menyelundupkan senjata untuk Tentara Indonesia dan mendapatkan gelar “Hantu Selat Malaka” beliau juga kerap menyelundupkan peralatan radio untuk Perjuangan Kemerdekaan Indonesia, untuk mempermudah informasi pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sementara dalam penyebaran Islam di Indonesia, Etnis China juga turut ambil bagian untuk memperkenalkan Islam di Indonesia, Seperti Laksamana Cheng Ho; Seorang pejuang muslim di masa Dinasti Ming. Beliau memulai perjalanan pelayanannya menuju Malaka, iya banyak belajar terang Islam di dataran Tiongkok, Yunnan, Champa, Jawa, Melayu, Arab, hingga India.
Laksamana Ceng Ho juga singgah di Aceh, Palembang, Bangka, Sunda Kelapa, Cirebon, Semarang, Tuban, Gersik, dan Surabaya. Di setiap tempat yang ia singgahi, ia berbagi ilmu pengetahuan dan keterampilan dengan masyarakat setempat dan mengenalkan Islam. Pengaruh yang ia berikan dapat dilihat dengan adanya Masjid Ceng Ho di Surabaya, Palembang, dan Malang.

Presiden ke-3 RI yaitu BJ Habibie dalam sebuah orasi di Masjid Lautze puasa bulan Agustus 2013, menyebutkan bahwa hadiah terbesar Etnis China untuk Indonesia adalah Agama Islam.

Dari fakta sejarah tersebut, dimana banyak Etnis China yang ikut serta dalam perang merebut Kemerdekaan Indonesia hingga turut ambil bagian dalam penyebaran Islam di Indonesia maka sangat disayangkan jika masih ada masyarakat Indonesia yang mendeskriditkan serta memusuhi Etnis China di Indonesia.

Akhir kata, apapun suku/etnis dan agamanya, jika ikut serta dalam mengisi serta menjaga keutuhan NKRI yang berbhineka wajib kita bergandengan tangan dengan mereka, sebaliknya apapun suku/etnis dan agamanya jika berusaha merusak, merongrong kedaulatan NKRI, maka itu menjadi musuh kita semua, demi terciptanya masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.

Suyadi

Ini Dia Perbedaan PPPK Umum dan PPPK Khusus

Previous article

Konsep Kafe Bagaikan di Rumah Nenek

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini