Kota Pariaman adalah salah satu kota yang terletak di provinsi Sumatera Barat. Dulunya, kota ini adalah kota dengan pelabuhan paling berjaya di pulau Sumatera. Masyarakat pariaman adalah masyarakat yang hidup selaras dengan bentang alam dan banyak tradisi, budaya, dan kebiasan unik masyarakatnya. Itu semua adalah kekayaan dan nilai tambah yang menjadikan kota Pariaman sebagai salah satu kota pariwisata di Sumatera Barat. Tidak hanya itu, Pariaman juga memiliki beberapa makanan tradisional yang menarik untuk diicip.
- Lapek Bugih
Lapek Bugih merupakan penganan kudapan atau hidangan kue tradisional yang bercita rasa manis. Lapek Bugih ini termasuk aneka kue yang disukai masyarakat sehingga sampai sekarang masih bertahan menjadi makanan tradisional Minangkabau, terutama daerah Pariaman dan Padang Pariaman.Bentuk makanannya segitiga dan berbungkus dengan daun pisang yang rasanya lengket tapi manis rasanya. Biasanya disajikandalam upacara adat seperti Upacara Perkawinan dan Batagak Rumah (membuat pondasi rumah) untuk pelengkap sajian dalam Jamba Tukang dan ada juga disajikan dalam upacara keagamaan seperti upacara khitan (sunat) dan termasuk aneka kue yang dibuat dalam acara maanta pabukoan (mengantar buka puasa) bagi menantu perempuan kepada mertua di bulan Ramadhan.
- Sumbageh
Makanan ini khusunya dibuat ketika acara-acara keagamaan di Pariaman. Makanan ini biasanya dibuat ketika memperingati perayaan Isra Mikraj dibulan rajab, sehingga ini juga berdampak pada penyebutan bulan rajab sebagai bulan sambareh bagi masyarakat Pariaman. Keberadaannya juga dimulai semenjak adanya islamisasi di Minangkabau yang dibawa oleh Syekh Burhanuddin. Makanan yang satu adalah perpaduan rasa gurih dan manis.
- Pinyaram
Saking terkenalnya pinyaram di kota Pariaman dan Padang Pariaman, ada sekelompok masyarakat desa yang berprofesi sebagai penjual pinyaramam. Pinyaram adalah sejenis kue adat yang selalu ada dalam upacara adat pernikahandan pesta datuak. Di Padang Pariaman, kita dapat menemukan bahwa kue ini juga dihidangkan dalam prosesi upacara kematian, dan juga disajikan dalam upacara khatam Qur’an untuk dihidangkan bersama nasi lamak, kanji dan pisang dan disusun memanjang dihadapan peserta upacara tersebut.
Penulis : Diko Arianto
Comments