Kekayaan itu hanya tertinggal dirumah setelah kita meninggal dunia, kawan-kawan dan sanak keluarga hanya mengikuti sampai di kuburan.
Hanya karmalah, yaitu perbuatan baik atau buruk itu, yang mengikuti jiwa kita sebagai bayangannya.

Emas, perak dan barang perhiasan, yaitu semua harta benda kekayaan tidak ada yang mengikuti kita meninggalkan dunia. Tempat batasnya hanyalah rumah, kekayaan ini dimiliki, kemudian dibagi oleh anak, cucu, bahkan cicit kita. Jika anak, cucu, cicit dan sanak keluarga yang lain itu jahat, maka percekcokan tidak bisa dihindari. Malah mungkin mereka itu saling bunuh.

Sanak saudara atau keluarga lainnya, batas mereka mengantarkan kita hanya sampai di kuburan. Yang mengikuti jiwa/ruh selanjutnya hanyalah karma (perbuatan) baik ataupun buruk. Walaupun jiwa/ruh telah meninggalkan badan, namun karma itu tetap mengikuti.

Jika seseorang selama hidupnya itu berbuat baik, jiwanya akan mencapai sorga (kebahagiaan) dan jika seseorang selama hidupnya berbuat jahat, jiwanya akan menuju neraka (penderitaan). Kemana saja jiwa itu pergi, ke sana juga perginya karma itu. Karma yang baik atau buruk itu akan mengikuti jiwa itu dikelahiran yang akan datang. Karma itu merupakan kawan setia dari jiwa. Yang karenanya, dapat melepaskan jiwa dari kelahiran kembali (Punarbhawa) adalah keharusan.

Tempat terakhir dari harta (benda) kekayaan itu ialah sampai di rumah saja, tidak dapat dibawa jika kita mati, orang yang melayat dan keluarga sendiri mengantarkan sampai di kuburan, lalu pulang sambil menangis. Hanya perbuatan buruk atau baik itu yang akan menemani kita ke akhirat. Oleh karena itu kita sementara hidup sebagai manusia harusnya berbuat kebajikan sebagai alat untuk mendapatkan kebahagiaan di akhirat (Kitab Nitisastra III.2).

Adapun semua sanak keluarga itu, hanya sampai dipembakaran (di kuburan) batasnya mengantar. Adapun yang ikut sebagai teman jika ke dalam alam baka ialah perbuatan baik atau buruk itu jualah adanya. Oleh karena itu berusahalah berbuat baik yang akan merupakan sebagai sahabat yang akan menuntun jiwamu ke alam baka kelak (Kitab Sarasamuscaya Sloka 32).

Jangan pernah menunda perbuatan baik, Lakukan perbuatan baik sekarang juga.

Suyadi

Nusa n Tara: Tetap Menjaga Etika

Previous article

Lembah Harau

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini