Malaysia disebut-sebut pernah mengklaim Reog Ponorogo sebagai warisan budaya mereka ke United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), seperti disampaikan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy beberapa waktu lalu. Meski telah terjadi beberapa tahun lalu, tepatnya 2007, Menko PMK mengatakan bahwa kini pemerintah tidak boleh lagi kecolongan, sehingga harus bergerak cepat mendaftarkan budaya tersebut.

Jika dilihat dari sejarah, Reog memang merupakan kesenian asli Indonesia, yaitu dari Ponorogo, Jawa Timur. Adapun Pemerintah Malaysia menyebutnya sebagai tari Barongan, meski sebenarnya nama ini telah dipakai warga Ponorogo sejak tahun 50-60an

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno turut merespons isu yang sedang ramai dibincangkan ini. Ia menyatakan bahwa Reog Ponorogo merupakan kebudayaan asli Nusantara.Menurutnya, riwayat saling klaim antara Indonesia dan Malaysia ini memang bukan pertama kalinya terjadi. Namun, ia ingin agar tercipta narasi baru yang lebih fokus terhadap peluang ekonomi pasca pandemi.Pada masa silam, narasi besar antara kedua negara bersahabat ini adalah bagaimana saling klaim, mulai dari teritori dan sebagainya.Jadi Reog ini merupakan salah satu ekonomi berbasis budaya yang sangat spesifik karena berasal Ponorogo di Jawa Timur.Sandiaga menegaskan agar kali ini, Indonesia sebisa mungkin tidak boleh lagi kehilangan budaya khasnya. Contohnya pantun, yang akhirnya diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Takbenda (Intangible cultural heritage) dari dua negara, yaitu indonesia dan malaysia.

Jadi ini saatnya kita pastikan Reog menjadi unggulan kearifan lokal budaya dari Indonesia, yang akan kita lestarikan dan gunakan. Kalau tidak kita gunakan, ya kita bisa kehilangan lagi, tegas Sandiaga. Ia juga mengupayakan agar semua pihak, termasuk Kemenparekraf, agar dapat terus menghadirkan kebudayaan Reog Ponorogo dalam berbagai kesempatan.

Gita Ivani Gresela Waruwu

Gangguan Mental dan Media Sosial

Previous article

Piye kabare bro…? Isih penak zamanku to…?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita