Penulis : Monika Rumapea

Kesehatan mental adalah keadaan kesejahteraan di mana individu menyadari kemampuanya dapat mengatasi tekanan kehidupan dengan normal dapat bekerja secara produktif serta mampu memberikan kontribusi kepada lingkungan sekitarnya. (Word Health Organization 2020). Kesehatan mental adalah hal yang sangat penting bagi setiap orang, Kesehatan mental dapat menurun bahkan dapat terganggu oleh beberapa factor, salah satu factor yang yang dapat menganggu Kesehatan mental.


Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah pengguna media sosial terbanyak ( di lansir dalam Qwords yang menayangkan survey asusiasi penyelengara jaringan internet Indonesia. Kemudahan akses yang dihadirkan oleh internet dan media sosial juga memberikan efek yang beragam seperti meningkatnya kesadaran terhadap perilaku atau topik tentang Kesehatan mental, dapat dengan cepat mengetahui berita terbaru, menambah informasi dan banyak hal positif yang di dapat dari media sosial namun di samping hal positif banyak hal negative yang di dapat pengguna media sosial.

Penggunaan media sosial secara berlebihan bisa menyebabkan kecanduan. Hal ini disebutkan oleh studi dari Universitas Nottingham Trent yang meneliti karakteristik psikologis, kepribadian, dan kaitannya dengan penggunaan media sosial. Hasilnya, seseorang rentan mengalami kecanduan media sosial jika penggunaannya tak kenal waktu (misalnya, kecanduan facebook). Kriteria kecanduan seperti, penggunaan media sosial membuat seseorang mengabaikan kehidupan pribadi dan memengaruhi suasana hati (seperti cemas dan gelisah saat berhenti menggunakannya).


Banyaknya jumlah followers di media sosial tidak menjamin kalau seseorang merasa bahagia dan tidak kesepian. Sebuah studi dari ahli antropologi dan psikologi asal Inggris, R.I.M Dunbar, menunjukkan otak manusia terbatas dalam menangani banyaknya teman. Hanya dengan interaksi sosial lewat tatap muka langsung seseorang bisa menjaga pertemanan dan hubungannya dengan orang lain, kebanyakan orang dengan penggunaan media sosila yang berlebihan akan merasa kesepian.

Sering terjadi ketika seseorang membandingkan dirinya dengan kehidupan orang lain yang ia lihat via media sosial. Hal ini diungkapkan oleh studi dari Universitas Palo Alto, Amerika Serikat pada Oktober 2014 lalu. Jika terus berlanjut, perasaan kurang bahagia bisa berujung pada kecemasan dan depresi. Studi yang dipublikasikan dalam International Journal of Mental Health and Addiction telah menganalisis pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental orang dewasa di Indonesia. Hasilnya adalah penggunaan media sosial bisa menyebabkan depresi hingga 9 persen.

Selain kesehatan mental, penggunaan media sosial secara berlebihan bisa memengaruhi kesehatan fisik. Di antaranya adalah membuat seseorang sulit tidur hingga insomnia. Hal ini disebabkan karena cahaya gadget menghambat produksi melatonin, yaitu hormon tubuh yang berfungsi sebagai penanda waktu tidur dan menimbulkan rasa kantuk. Sering kali saat kita merasa adanya tekanan psikis (seperti cemburu dan cemas) setelah melihat postingan orang lain, adanya rasa rendah diri ketika melihat kehidupan orang lain di dunia maya, menyebabkan kita merasa tidak mampu tidak memiliki harapan dan kurangnya kepercayaan diri.

Menggunakan media sosial bukanlah hal yang salah namun pengguna media sosial sebaiknya dapat memanfaatkan kemudahan media sosial untuk hal yang lebih berguna yang dapat menambah pengetahuan, sebagai pengguna media sosial yang baik kita dapat mengontrol diri kita untuk dapat menggunakan media sosial secukupnya, dapat membatasin diri untuk tidak mengunakan media sosial pada hal yang dapat merugikan diri sendiri.

dutadamaisumbar

Semangat Kebangkitan Nasional

Previous article

Bagaimana Cara Merawat Kerukunan Di Indonesia?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini