Dalam perjalanan hidup selama ini pernahkah kita berjanji? Seberapa sering kita melontarkan kalimat “saya berjanji” atau “saya janji”? Seberapa gampang kita mengucapkan janji kepada seseorang atau bahkan berjanji kepada diri sendiri?

Coba kita bernostalgia sedikit, apakah pernah kita mengingkari janji yang pernah dibuat?

Sebagai manusia, kadangkala sering dengan mudahnya mengucapkan “janji” atau “sumpah” kepada orang lain atau diri sendiri. Sumpah dapat diartikan sebagai janji, ketika bersumpah untuk melakukan suatu hal di saat itu pula kita telah berjanji bahwa kita akan melakukan hal tersebut. Terkadang sangat mudah mengucapkan janji atau sumpah, tapi butuh kemitmen yang kuat untuk menepatinya.

Sumpah Pemuda yang kita peringati setiap tanggal 28 Oktober merupakan momen bersejarah yang terjadi pada Kongres Pemuda kedua yang mana pada saat itu penyelenggaraan Kongres Pemuda kedua tersebut digagas oleh Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang merupakan sebuah organisasi pemuda yang beranggotakan pelajar dari seluruh Indonesia. Kongres Pemuda kedua ini diselenggarakan dalam waktu 2 hari, yaitu pada tanggal 27-28 Oktober 1928 dan terdiri dari tiga rapat yang dilangsungkan di tiga tempat yang berbeda.

Rapat pertama Kongres Pemuda kedua berlangsung tanggal 27 Oktober 1928 dengan bahasan utama mengenai semangat persatuan di sanubari Pemuda Indonesia, sedangkan rapat kedua membahas tentang pendidikan, dan rapat ketiga membahas tentang pentingnya nasionalisme dan demokrasi berlangsung pada tanggal 28 Oktober 1928. Pada akhir rapat ketiga inilah Teks Sumpah Pemuda sebagai hasil kongres dibacakan, namun sebelum itu diperdengarkan Lagu Indonesia Raya yang hanya menggunakan biola saja tanpa syair dibawakan oleh sang maestro W. R. Supratman.

Teks sumpah pemuda ini merupakan hasil dari kesepakatan seluruh anggota kongres yang terdiri dari pelajar dari berbagai latar belakang suku, ras, golongan, agama berbeda yang ada di Indonesia.

Tiga kalimat sumpah yang mengikat seluruh Pemuda Indonesia pada saat itu terus diwariskan kepada seluruh masyarakat Indonesia dari yang muda hingga tua, pelajar sekolah dan masyarakat umum. Sampai kapanpun dan di manapun selama kita masih hidup, selama itulah kita mengaku Tanah Air yang satu Tanah Air Indonesia, mengaku Berbangsa yang satu Bangsa Indonesia dan selalu menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia. Sebagai Rakyat Indonesia, tidak sepatutnya merasa malu dengan latar belakang suku dan bahasa kita masing-masing, karena kita semua bertanah air yang sama, sesama anak Bangsa Indonesia dan gunakanlah Bahasa Indonesia yang baik sebagai bahasa sebagai pemersatu bangsa terutama jika berkomunikasi dengan latarbelakang suku berbeda.

Sekali lagi, seberapa sering kita mendengar nasihat untuk tidak mengingkari janji yang telah terucap?

Bangun Bangsa & Negara Indonesia, Selamat Memperingati Sumpah Pemuda, Salam Persatuan!

Gita Ivani Gresela Waruwu

Arti Penting Perdamaian Bagi Negara

Previous article

AGAMAMU APA?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *