Hari Pendidikan Nasional tak lepas dari tokoh pendidikan bangsa yakni Ki Hajar Dewantara. Dikenal sebagai Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar memulai perjuangannya sejak zaman penjajahan Belanda.Pada momen Hari Pendidikan Nasional, pelajar atau mahasiswa perlu mempelajari kembali perjuangan Ki Hajar Dewantara sebagai seorang aktivis gerakan kemerdekaan, politikus, kolumnis, dan pelopor pendidikan bangsa Indonesia.Ki Hajar Dewantara atau Raden Mas Suwardi Suryaningrat merupakan seorang bangsawan Jawa. Ia adalah cucu dari Sri Paku Alam III dan anak dari GPH Soerjaningrat. Sebagai kalangan bangsawan Jawa, Ki Hajar mengenyam pendidikan dasar di Europeesche Lagere School (ELS), sekolah dasar Belanda.
Selepas tamat dari ELS, dia mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan pendidikannya di Sekolah Dokter Jawa di Jakarta atau STOVIA (School tot Opleiding Van Indische Artsen).Akan tetapi, kondisi kesehatannya yang tidak mendukung membuat Ki Hajar tidak naik kelas dan beasiswanya pun dicabut. Sehingga ia berujung tidak tamat dari sekolah itu.Meski gagal lulus dan menjadi dokter di STOVIA, Ki Hajar tetap berjuang di bidang pendidikan. Saat itu, ia menjadi jurnalis dan bergabung dengan beberapa organisasi pergerakan nasional seperti Budi Utomo, Sarekat Islam, dan Indische Partij.
Dalam Indische Partij, Ki Hajar mengkritik pedas Belanda dengan menentang perayaan 100 tahun kemerdekaan Belanda di Indonesia. Menurutnya penjajah tidak sepatutnya merayakan kemerdekaan di tanah jajahannya, bahkan dibiayai oleh rakyat pribumi.Kritikannya berlanjut dengan menyalurkan protes melalui risalah yang berjudul “Als ik eens Nederlander was” (Andai aku seorang Belanda) pada Juli 1913.
Risalah yang dicetak sebanyak 5.000 eksemplar tersebut membuat pemerintah Hindia-Belanda naik pitam. Akibatnya, Ki Hajar diasingkan ke Belanda.Setelah kembali ke Indonesia pada bulan September 1919, Ki Hajar memutuskan untuk mendirikan sebuah lembaga pendidikan pada tahun 1922.
Lembaga tersebut bernama Nationaal Onderwijs Instituut Tamansiswa atau dikenal dengan Perguruan Nasional Tamansiswa. Perguruan tersebut terbagi dalam berbagai tingkat, mulai dari taman kanak-kanak hingga pendidikan menengah atas.Lahirnya Perguruan Nasional Taman Siswa mendapat sambutan baik dari masyarakat, dan mulai tumbuh di mana-mana dengan dijiwai oleh semangat cinta Tanah Air.
Dengan berdirinya Taman Siswa, Suwardi Suryaningrat akhirnya berhasil mendirikan sebuah lembaga pendidikan yang meletakkan dasar-dasar bagi sistem pendidikan nasional di Tanah Air.Berkat perjuangan Ki Hajar Dewantara ini, kemudian pemerintah menetapkan tanggal kelahirannya sebagai Hari Pendidikan Nasional.
Ki Hajar Dewantara juga dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang kedua oleh Presiden Soekarno pada 28 November 1959 berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, 28 November 1959.
Oleh karena itu, Ki Hajar Dewantara disebut Bapak pendidikan.
Comments