Belakangan ini fenomena anak-anak muda yang cenderung menunda pernikahan ramai dibicarakan. Ternyata hal tersebut dinamakan dengan Waithood.
Apa itu waithood? Apakah fenomena ini jadi semua tren ikut-ikutan atau memang ada alasan dibaliknya.
Waithood merupakan fenomena generasi muda terutama perempuan yang ingin menunda pernikahan mereka. menurut Marcia Inhorn, Profesor Antropologi Hubungan Internasional Yale University, penundaan pernikahan ini menjadi tren global di antara generasi muda berpendidikan, terutama perempuan.
Beberapa hal yang dipertimbangkan generasi muda untuk menunda pernikahan, antara lain:
Melanjutkan pendidikan tinggi. Perempuan yang ingin melanjutkan pendidikan tinggi terkadang mendapatkan stigma “sekolah tinggi nanti susah dapat pasangan”. Namun sebaliknya, semakin kita menambah value dan ilmu, kita bisa mendapatkan pasangan dengan value setara.
Mencapai karir settle. Ingin mencapai karir yang settle agar dapat membiayai pernikahan hingga untuk kehidupan rumah tangga.
Biaya pernikahan yang mahal. Banyak generasi muda yang ingin menikah hanya di KUA dan tidak ingin menggelar pesta besar. Namun, hal itu tidak bisa dilakukan karena budaya Indonesia yang mengharuskan adanya resepsi.
Biaya properti rumah. Biaya properti rumah yang semakin tinggi, menjadi alasan menunda nikah demi mendapatkan tempat tinggal layak.
Tabungan dana darurat. Belum terkumpulnya tabungan untuk dana darurat juga menjadi alasannya, sebab haru mempunyai dana darurat untuk kubutuhan yang tidak bisa di pastikan.
Untuk mencapai itu semua, membutuhkan waktu yang lama agar berada di keadaan ekonomi yang settle. Rata-rata pendapatan perempuan ternyata lebih rendah dibanding laki-laki, bahkan perempuan yang sudah menikah sekalipun.
Namun, bila melihat budaya Indonesia ketika melihat perempuan berumur 25 tahun ke atas cenderung didesak untuk cepat-cepat menikah seakan pattern hidup perempuan sudah di tentukan.
Padahal seharusnya perempuan dibebaskan untuk menentukan standarnya sendiri-sendiri, bukan tergantung tuntutan orangtua, omongan keluarga besar, omongan tetangga bahkan karena trigger disekitar yang sudah menikah.
Menunda pernikahan tidak selamanya terdengar buruk, karena dapat membuat kamu menjadi lebih siap dan dewasa dalam menjalankan hidup, berwawasan luas dan mempunyai penghasilan stabil.
Comments