Oleh : Fransiska Indriyani Lase


Semua negara terus berupaya untuk membasmi terorisme beserta aksi-aksi terornya. Namun, selalu saja muncul yang baru seakan tiada habisnya. Mengapa? Perekrutan menjadi bagian kelompok tersebar luas diinternet dan alasan lainnya bahwa teroris mendapat pegangan atau semacam modul/buku online yang bisa digunakan sebagai pegangan dalam melancarkan aksi terornya. Ternyata modul atau buku yang didapatkannya itu berasal dari situs web yang ada di internet.

Pemanfaatan digitalisasi dokumen seperti ini mendukung kelompok ekstremis dalam melakukan aktivitas mereka. Bukannya pemerintah dan departement yang bersangkutan tidak berusaha untuk menutup situs dan akses link tersebut. Tentu saja pemerintah terus berupaya untuk menutup dan memblokirnya, bahkan pemerintahan diberbagai negara. Seperti pepatah, “mati satu tumbuh seribu”. Ditutup satu, tetapi akan datang situs lainnya yang lebih banyak.


Menurut Wakil Direktur Institute Of Strategi Dialogue (ISD) Mustofa Ahmad yang dilansir dari BBC (4/11/20), disebutkan bahwa terdapat perpustakaan digital “Cache Kekhalifahan” yang berisi tentang arsip aksi-aksi terorisme atau segala macam tentang kehidupan kelompok ekstremis yang mencapai 90.000 file dan diikuti oleh 10.000 pengunjung situs setiap bulannya.


“(Perpustakaan ini memuat) semua hal yang kamu butuhkan untuk mengetahui perencanaan dan melancarkan sebuah serangan,” Ucap Mustofa

Mustofa Ahmad juga menambahkan bahwa dasar dari hadirnya perpustakaan itu ialah untuk mengajarkan para pembaca cara menjadi terorisme yang baik.


“Pada dasarnya hal-hal yang mengajarkan kamu cara menjadi seorang teroris yang lebih baik” tambahnya.


Data itu tersebar keseluruh sistem yang tidak berpusat, bukan hanya pada satu server komputer sebagai bank file. Siapapun dapat mengunjungi situs ini dan dapat membagikan konten lewat server dari berbagai lokasi. Para peneliti memerlukan waktu berbulan-bulan untuk mempelajari bagaimana sistem dan operasionalnya bekerja, bagaimana perpustakaan ini berkembang, dan siapa saja pengunjungnya. Sehingga situs dan perpustakaan ini tidak dapat ditutup atau diblokir, malah akan terus berkembang.


Selama situs dan perpustakaan ini masih hidup tentunya akan terus menjadi sarana untuk membantu pihak terorisme dan kelompok penganut paham radikalisme untuk terus menyebarkan kontennya. For your information, kelompok terorisme juga dapat menyebarkan konten dengan meretas akun-akun media sosial milik aktris/atlet/penyanyi serta akan menyebar dan menyimpan kontennya pada platform-platform kecil milik kelompok ekstremis. Tentu saja ini membuat situs terorisme semakin tersebar luas kekhalayak.


Nah, bagaimana cara mengetahui bahwa situs yang tidak sengaja kita kunjungi adalah situs terorisme? Sebelumnya kamu harus paham tentang apa itu terorisme dan paham radikalisme. Berikut cara menyadari bahwa situs yang kita kunjungi adalah situs yang terpapar terorisme:
Isi konten berisi tentang pengenalan atau pengajakan pada suatu komunitas atau kelompok ekstremis.

Isi konten berupa ajakan untuk melakukan suatu aksi yang tidak benar dan sesuatu yang merupakan aksi pelanganggaran HAM yang mengarah pada pro-aksi terorisme dan paham radikalisme. Jika kamu sudah masuk kedalam situs tersebut segera keluar dari halaman situs tersebut, report atau laporkan situs, hapus riwayat pencarianmu agar tidak tampil lagi.


Jika kamu merasa sudah masuk kedalam situs terorisme tersebut report atau laporkan situs tersebut, segera keluar dari halaman situs tersebut, hapus riwayat pencarianmu agar tidak tampil lagi. Bagaimana cara mencegah agar kita tidak masuk kedalam situs terorisme?

  1. Pastikan kamu membuka keyword yang kamu tuju dengan benar. Jangan meng-klik beranda atau iklan aneh yang melenceng dari hal yang kamu tuju seperti perang, bom, atau perekrutan anggota suatu kelompok yang tidak jelas pada halaman pencarian kamu.
  2. Pastikan kamu paham apa itu terorisme serta paham radikalisme, sehingga kamu tidak masuk atau mencoba masuk kedalam situs tersebut.

Yuk, sama-sama hindari situs-situs terorisme dan paham radikalisme untuk menjaga kedamaian dunia dan keutuhan bangsa.

Upload by : Nuraini

MEMBUDIDAYAKAN TOLERANSI DI INDONESIA DENGAN MENYEBARKAN PESAN DAMAI

Previous article

Pesan Direktur Pencegahan BNPT RI Kepada Penulis Kontra Propaganda Teroris

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini