Sumber Foto : Wallpaper Access

Perdamaian adalah impian seluruh umat manusia, bahkan dalam kondisi perang sekalipun. Dalam bacaan sejarah, cukup banyak dijelaskan kerugian akibat tragedi ini. Dari perang konvensional hingga dengan peralatan modern sekalipun, perang adalah bencana terhadap kemanusiaan.

Sebagai relawan perdamaian, perdamaian harus selalu kita upayakan. Upaya itu bisa dengan apa saja, yang paling mudah kita lakukan saat ini adalah melalui kampanye di media sosial.

Selain itu, memperbanyak informasi dan menambah wawasan mutlak kita lakukan, agar kekejaman perang tidak terulang kembali. Salah satu caranya adalah dengan menonton film yang berkaitan dengan perang.

Berikut beberapa film yang layak kita tonton sebagai pecinta perdamaian :

1. Wife of a Spy (Jepang)

Sumber Gambar : Kino Lorber

Adalah Yusaku Fukuhara (seorang pengusaha Jepang) dan istrinya Satoko Fukuhara, dengan semangat anti perang-nya berusaha untuk menyelundupkan dokumen video rahasia untuk diserahkan kepada pihak sekutu.

Film ini menceritakan kegentingan dan situasi perang di Jepang tahun 1940. Sebagai seorang mata-mata, aksi spionase Yusaku bekerjasama dengan seorang Inggris.

Pada tahun-tahun itu, Jepang mulai meluaskan kekejaman perang hingga ke berbagai wilayah di Asia.

Sebagai seorang Pasifist, menurut Yusaku, dokumen yang dimilikinya akan memaksa Amerika Serikat untuk melawan Jepang dan mengakhiri perang. Walaupun di cap sebagai penghianat negara, Yusako melakukan berbagai aksi penyamaran dan membahaykan dirinya dan istrinya.

2. Welcome to Dongmakgol (Korea Selatan)

Sumber Gambar : KORTV

Dongmakgol adalah sebuah desa di perbatasan Korea Utara dan Korea Selatan. Masyarakatnya masih sangat tradisional, tidak tersentuh modernitas dan tidak tahu sama sekali dengan informasi dari luar desa, termasuk kondisi perang yang saat itu berkecamuk.

Kondisi yang damai dan tenang tersebut mulai mencekam saat pesawat Amerika jatuh di perladangan warga. Hari berikutnya, warga Dongmakgol menolong 3 orang prajurit Korea Selatan dan 2 orang prajurit Korea Utara.

Karena terlibat perkelahian, para prajurit ini secara tidak sengaja meledakkan persediaan makan warga dengan granat tangan. Hasil musyawarah tokoh desa, mereka dihukum untuk bekerja diladang bersama-sama warga lainnya.

Walaupun dipenuhi aksi-aksi lucu, film ini menceritakan bagaimana akhirnya prajurit Korea Utara dan Korea Selatan bersatu dan menghilangkan permusuhan. Diakhir film, mereka akhirnya bekerjasama untuk menyelamatkan desa dan seluruh warganya dari pengeboman yang dilakukan oleh Sekutu.

3. The Spy Gone North (Korea Selatan)

Sumber Gambar : Netflix

Seorang mata-mata Korea Selatan, Seok-Young ditugaskan untuk mencari informasi terkait pengembangan senjata Nuklir Korea Selatan. Dalam penyamarannya, Seok-Young berprofesi sebagai pengusaha yang berbasis di China.

Dengan berlatar belakang tahun 1990-an, film ini menggambarkan ketegangan tinggi antar kedua negara. Sebagai seorang agen yang tugasnya mengumpulkan informasi penting, Seok-Young mencari celah untuk berhubungan dengan pejabat tinggi Korea Utara. Pejabat tersebut yaitu Myung Woon. Pertemuan keduanya digambarkan sangat hati-hati, penuh curiga dan ketidakpercayaan.

Karena hubungan keduanya cukup erat, ekspansi bisnis Seok-Young cukup berhasil. Bahkan Seok-Young diperbolehkan masuk ke kawasan terlarang, setelah bertemu langsung dengan pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Ill.

Diakhir film, Myung Woon mengetahui penyamaran Seok-Yong dan memilih untuk merahasiakannya dari pejabat militer Korea Utara. Sedangkan Seok-Yong mulai menyadari bahwa informasi yang diperolehnya digunakan untuk kepentingan politik pemilu Korea Selatan.

Kedua tokoh terlibat dalam hubungan emosional yang dekat, saling membantu satu sama lain, walapun sangat membahayakan posisi masing-masing.

4. The Way Back (Polandia)

Sumber Gambar : OutNow CH

The Way Back adalah kisah nyata perjuangan beberapa tahanan menuju kemerdekaan. Dengan latar belakang tahun 1940, Janusz, seorang Polandia, dan tahanan lainnya kabur dari Penjara Gulag, sebuah penjara paling brutal di Uni Soviet.

Janusz di vonis penjara 20 tahun atas tuduhan memata-matai resim Komunis Rusia untuk kepentingan Jerman. Siksaan demi siksaan diterimanya dalam penjara gulak. Selain karena militer Uni Soviet, siksaan yang paling mematikan adalah kondisi geografis Gulak, yaitu Siberia.

Janusz memutuskan untuk melakukan rencana melarikan diri. Bersama tahanan lainnya yaitu Valka (Rusia), Tamasz (Polandia), Kazik (Polandia), Voss (Latvia), Zoran (Yugoslavia) dan Smith (Amerika Serikat).

Tujuan mereka adalah India dengan jarak tempuh ribuan kilometer. Perjalanan mereka melewati perbatasan Uni Soviet, Mongolia, Tibet (Tiongkok) dan India.

Dalam pelarian ini, banyak kendala yang mereka hadapi seperti kejaran militer Uni Soviet dan penduduk lokal, ekstrimnya badai salju Semenanjung Siberia dan dataran padang pasir Mongolia dan Tibet.

Seluruh tahanan bekerjasama untuk “memerdekaan” diri tanpa mempermasalahkan asal negara dan ideologi masing-masing.

5. Quo Vadis, Aida? (Bosnia)

Sumber Gambar : N1

Film ini mengangkat kisah Aida Selmanagic, seorang ibu sekaligus penerjemah PBB saat Serbia merebut Kota Screbrenica, Bosnia pada tahun 1995. Sebagai seorang penerjemah, Aida membantu warga Srebrenica dalam kamp perlindungan. Serbuan Serbia ini menewaskan lebih dari 8.000 laki-laki Bosnia.

Dalam aksinya, Aida berperan sebagai penyambung lidah warga Screbrenica untuk memperoleh informasi, bantuan makanan dan kejelasan masa depan mereka. Quo Vadis, Aida? berarti Kita Kemana, Aida?

Pertanyaan demi pertanyaan terus dihadapi Aida, sementara invasi Serbia terus berlanjut bahkan hingga ke kamp perlindungan PBB. Selain itu, Aida juga mencari suami dan anak-anaknya yang belum masuk ke kamp perdamaian karena kapasitas yang tidak mencukupi.

Ditengah kemelut, Aida selalu menghadapi kebingungan dan kepanikan, antara menjadi penerjemah PBB dan menyelamatkan ribuan pengungsi atau mencari keluarganya yang menjadi tahanan tentara Serbia.

Onriza Putra

Pencinta Perdamaian? Sini Ngumpul Lewat Film (Bag 1)

Previous article

Duka Pasaman, Duka Kita Bersama

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini