Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan tertua dengan sistem yang khas di Indonesia. Pesantren dikenal sebagai lembaga yang melatih para santri untuk disiplin dari segi waktu. Berlatih hidup kesederhanaan, kemandirian dan etos kerja.
Di pesantren, selain memperdalam ilmu agama, santri juga diajarkan bagaimana bersikap sesuai nilai-nilai kebangsaan yang merujuk pada pancasila. Sikap tasamuh, tawazun, dan tawasuth juga dilahirkan dari rahim pesantren sehingga kehidupan masyarakat muslim nusantara identik dengan kedamaian, toleransi, tegaknya nilai-nilai keadilan, dan moderasi.
Sikap tasāmuh yang
terdapat dalam pendidikan pesantren yaitu sikap toleransi, tolong-menolong,
bertanggung jawab, bekerjasama, saling pengertian, saling menghargai, saling
menghormati, komunikatif, kepedulian terhadap orang lain, tidak saling
menyalahkan, tidak egois, dan sikap inklusif. Di sinilah letak dasar ajaran Islam mengenai toleransi
antarumat beragama. Kasih dan damai merupakan jantung ajaran agama,
karena merupakan kebutuhan kemanusiaan. Al-Qur’an mencoba mengembangkan
moralitas tertinggi dimana perdamaian merupakan komponen terpenting. Kata
’Islam’ diderivasi dari akar kata ’silm’ yang berarti ”kedamaian.” Kemudian
Tawazun termanifestasikan dalam
sikap terbuka, kesediaan untuk menerima dan menghargai keberbagaian, Demokrasi, sebagaimana yang dibangun selama ini,
dengan demikian merupakan cara yang sangat tepat dalam memperkokoh prinsip
Tawazun karena nilai esensial atau prinsip yang terkandung di dalamnya memang
sangatlah bersesuaian. Karena itu, sangatlah tidak bisa dipahami dengan nalar
sehat dan tidak bisa dipertanggungjawabkan jika atas nama demokrasi atau
menggunakan instrumen demokrasi akan tetapi justru berlaku ekstrim,
bersikap hitam putih dan egosentrik.
Dalam konteks Keindonesiaan, maka Tawazun artinya komitmen
terhadap Pancasila karena nila-nilai yang terkandung di seluruh Sila memang
memberikan pedoman prinsipal bagi semua warga dalam merawat dan mengelola
negara dan bangsa ini.
Adapun budaya toleransi dan menghargai perbedaan yang tinggi merupakan manifestasi dari ajaran Sunni tidak lepas dari pendidikan pesantren. Santri sejak awal dibekali dengan keberagamaan yang toleran sehingga di tengah masyarakatnya mampu menyebarkan budaya damai. Budaya damai pesantren inilah yang harus ditumbuhkembangkan untuk menangkan radikalisme agama yang melahirkan terorisme.
Comments