Saat hendak kembali ke Jakarta pada Kamis (10/10/19) sesampainya di Alun-Alun Menes Pandegelang, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Bapak Wiranto tiba-tiba diserang oleh seseorang yang diduga terpapar Ideologi ISIS yang terhubung dengan Jemaah Ansharut Daulah (JAD) .

Sontak beberapa tokoh seperti Bapak Prabowo Subianto dan Presiden Terpilih Joko Widodo menyuarakan perang terhadap Radikalisme berujung terorisme .

Beberapa Media Massa pun mem-farming aksi yang dilakukan tersebut berupa bentuk Terorisme , Namun menurut penulis Pribadi , apabila kejadian tersebut dikatakan sebagai bentuk aksi Terorisme ada hal yang perlu di kritisi .

Penulis menilai itu bukan kasus terorisme dikaernakan tidak memenuhi unsur kejahatan terorisme sebagaimana melakukan aksi teror yang membuat kericuhan serta ketakutan dikalangan masyarakat secara umum dicontohkan dengan Aksi Bom yang pernah terjadi di Indonesia atau Penyerangan Membabi-buta yang di lakukan oleh seseorang terhadap kaum muslim di New Zeland beberapa waktu lalu.

Kepala BNPT Suhardi Alius menerangkan bahwasanya hal itu termasuk dalam kategori Evolusi Aksi dengan menggunakan alat seadanya , akan tetapi menurut saya itu bukanlah dasar kuat mengingat kejadian ini tidak terlalu berdampak apa-apa dikehidupan nyata beda dengan aksi bom dan penyerangan membabi-buta seperti yang telah saya jelaskan sebelumnya.

Entah memang itu dasar kurang kuat atau penulis yang belum paham. Penulis akan membaca lebih banyak lagi informasi lanjutan agar menambah wawasan, berharap sahabat damai juga melakukan hal serupa .

Namun apabila aksi tersebut terjadi sebagai bentuk klimaks dari pemahaman Radikalisme yang dimiliki pelaku itu bisa dibenarkan dan kita harus turut memeranginya agar dapat menghindari tindakan buruk yang lebih besar dimasa akan datang.

Untuk itu dalam tulisan ini penulis akan memberikan 5 point yang di pahami sebagai dasar kesesatan Ideologi ISIS , mungkin inilah pemicu pelaku untuk melakukan tindakan tidak berguna tersebut :

  1. Mengklaim bahwa pimpinan mereka sebagai khalifah yang wajib dibai’at Dan ditaati.
  2. Menghalalkan darah setiap orang yang tidak mau membai’at Khilafah mereka.
  3. Mengkafirkan orang-orang yang tidak sepaham dengan membawa dalil-dalil yang terdapat pada Al-Qur’an dan Hadist.
  4. Mengkafirkan Pejabat Tinggi Negara.
  5. Mengkafirkan aparat Keamanan.

Dari Point-point tersebut jika sahabat damai menemukan hal demikian maka berhati-hatilah , usahakan menghindar dari propaganda mereka agar tidak terpapar paham yang dapat merusak bangsa kita .

Sejatinya mereka adalah pengacau yang ingin memecah belah bangsa di sebuah negara demi kepentingan dan keserakahan mereka , dalam HR Abu Dawud 4/387 (4767) dishahihkan oleh Al-Albani :

سَيَكُونُ فِى أُمَّتِى اخْتِلاَفٌ وَفُرْقَةٌ قَوْمٌ يُحْسِنُونَ الْقِيلَ وَيُسِيئُونَ الْفِعْلَ -إلى أن قال- يَدْعُونَ إِلَى كِتَابِ اللَّهِ وَلَيْسُوا مِنْهُ فِى شَىْءٍ مَنْ قَاتَلَهُمْ كَانَ أَوْلَى بِاللَّهِ مِنْهُمْ

Akan terjadi di tengah-tengah umatku perselisihan dan perpecahan, sekelompok kaum yang indah dalam ungkapan namun buruk dalam perbuatan”. (sampai pada ungkapan beliau): “Mereka mengajak kepada kitab Allah, tetapi mereka tidak termasuk kedalamnya sedikitpun. Orang yang menentang mereka lebih baik di sisi Allah daripada mereka

Rujukan : https://almanhaj.or.id/3986-kesesatan-ideologi-isis-islamic-state-of-iraq-sham.html



Ar Rafi Saputra Irwan
Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang. Anggota Duta Damai Dunia Maya Sumatera Barat

ISIS dan Paham Ideologi nya

Previous article

Intoleransi berpolitik, beragama hingga Radikalisme di Indonesia

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini