Jika kita berbicara tentang merdeka, pasti yang pertama kali terlintas di fikiran kita adalah free. Ya benar, bebas dari segala macam aroma penindasan. Penjajahan yang sangat kejam dari Portugis (1509 – 1595), Belanda (1602 – 1942), Prancis (1806 – 1811), Inggris (1811 – 1816), dan Jepang (1942 – 1945). Merdeka menjadi suatu hadiah yang paling besar dari tuhan yang maha esa. Hal ini menjadi moment yang sangat berharga bagi masyarakat Indonesia, Jika kita kembali kepada kisah masa lalu melihat pahlawan pra-kemerdekaan dengan sungguh-sungguh memperjuangkan keutuhan tanah air dan integritas bangsa pastinya sebagai kaum milenial kita tidak akan menyia-nyiakan sedetikpun waktu.

Salah satu momentum yang tak kalah luar biasa sesudah kemerdekaan yaitu sejarah kepemudaan di Indonesia yaitu sumpah pemuda hal ini menjadi momen yang paling bersejarah dan menjadi cikal bakal dalam penyemaian rasa persatuan kaum milenial Indonesia. Sumpah Pemuda diidentikkan dengan pondasi atas dasar kebersamaan kaum milenial di Indonesia yang mana sebelumnya pejuang-pejuang pergerakan kemerdekaan sudah bersusah payah untuk merebut kemerdakaan yang sudah lama diimpikan. Maka dapatlah kita ambil begitu banyak pelajaran moral yang baik bagi penerus bangsa.

Peran kaum millennials saat itu menjadi pelopor persatuan nasional dalam simbol tanah air, kebangsaan, dan bahasa persatuan melalui Sumpah Pemuda. Sejarah bangsa ini selalu diwarnai oleh pemuda sebagai komponen utama. Millennials memiliki semangat tinggi untuk melakukan perubahan. Energi positif itu terpancar ketika mereka melihat suatu kejanggalan pada bumi pertiwi. Pola pikir dan daya analisis yang tinggi terhadap masalah bangsa membuat mereka merasa terpanggil untuk melakukan percepatan perbaikan tanah air menuju ke arah yang lebih baik.

Lalu, melihat realita sosial saat ini, apa yang bisa mereka lakukan? Persaingan global
yang semakin panas ditambah pesatnya perkembangan dunia teknologi membuat ekonomi kita semakin jauh tertinggal. Tayangan televisi yang tidak mendidik justru semakin marak disiarkan. Banyak generasi muda kita yang terjerumus ke dalam lembah kebodohan hanya karena tidak mampu memilah tayangan yang pantas ditonton. Di era 4.0 menuru era 5.0 , tentu banyak mempengaruhi perubahan dari segala hal. Termasuk mempengaruhi kebiasaan￾kebiasaan kaum millennial. Tentu ini menjadi tantangan yang tidak biasa, ada banyak yang mesti diperhatikan oleh semua orang. Tidak terkecuali komitmen pemuda terhadap sumpah pemuda terdahulu.

Perlu diingat bahwa peringatan sumpah pemuda pada 28 Oktober, merupakan momentum kebangkitan millennials di Indonesia. Membangkitkan semangat dan kesadaran mereka sebagai the future leader , dan generasi pelopor. Karena generasi millennials akan menjadi pewaris bangsa dan negara ini. Oleh karena itulah, para pemuda tidak boleh menganut paham radikalisme. Ketika masyarakat mulai terkotak-kotak dalam kekuatan politik tertentu, maka generasi millennials diharapkan berada di tengah, konsisten untuk terus memperjuangkan kebenaran dan keadilan.

Ditulis oleh : Ado Putri Adela

product-image

Abyan Adam

TOLERANSI UNTUK KEBHINEKAAN

Previous article

PROBLEMATIKA REGENERASI PEMAHAMAN WAWASAN KEBANGSAAN, ADAKAH SEMANGAT JOEANG?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *