Cinta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti; suka sekali atau benar-banar sayang. Cinta bukan hanya sekedar hubungan kasih sayang antara suami istri, antara orang tua dengan anaknya, atau juga bukan sekedar pasangan kekasih. Cinta adalah rasa dimana bahagia melihat orang lain bahagia dan sedih ketika orang lain menderita.


Bertempat di Tugu Gempa Kota Padang pada hari Kamis 21 Januari 2021, sejumlah siswa sekolah dasar menemui panitia penggalangan dana untuk korban bencana alam seperti yang baru-baru ini terjadi di beberapa wilayah Indonesia seperti; Kalimantan Selatan, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara dan Jawa Barat. Para siswa tersebut mengenakan baju seragam merah putih dan memberikan donasi sejumlah uang dan bingkisan kepada panitia, didampingi oleh orang tuanya, para siswa tampak antusias memberikan donasi.

Sanjaya anggota FORKASI Buddhis menceritakan awal mula siswa sekolah dasar tersebut memberikan donasi.

“Saya di hubungi oleh beberapa orang yang ingin mengajarkan cinta kepada anak-anak mereka dengan cara berbagi, saya sampaikan bahwa kami dari beberapa organisasi kepemudaan seperti FORKASI Buddhis, KMK Unes, PELITA Padang, GP Ansor, Gusdurian Padang, Sapma PP, LPKB, Pemuda Katolik, dan Duta Damai Sumbar, berinisiatif melakukan penggalangan donasi, dan jika memang ingin turut serta berdonasi saya anjurkan untuk bertemu dan menyerahkan secara langgsung donasi kepada panitia”.

Salah seorang orang tua murid yang enggan disebutkan nama menerangkan…

“Kami tergerak untuk mengajarkan anak-anak kami tentang cinta dengan cara melakukan donasi kepada mereka yang membutuhkan, setelah melihat status WA dari seorang anggota Forum Komunikasi Pemuda Buddhis Sumatera Barat (FORKASI Buddhis) yang mengunggah foto dan menerangkan pengalangan dana untuk korban bencana alam yang bertajuk dari Sumatera Barat untuk Indonesia, kemudian kami menghubungi beliau dan menyatakan ingin ikut berpartisipasi.

Dipilihnya Tugu Gempa Kota Padang menjadi tempat penyerahan donasi karena untuk mengingatkan masyarakat Kota Padang bahwa jug pernah mengalami nasib yang sama yakni gempa bumi seperti yang dituturkan oleh Ferdiansyah Kebe Ketua Panitia Penggalangan Donasi.

“Kami memilih Tugu Gempa Kota Padang, selain tempat ini sebagai ruang publik juga untuk mengingtkan kita semua khususnya warga Kota Padang dan masyarakat Sumatera Barat pada umumnya, bahwasanya ketika tahun 2009 sumatera barat terjadi bencana gempa bumi, kita semua juga mengalai penderitaan dan tentunya banyak donasi yang mengalir ke sumatera barat untuk meringankan beban yang kita, berangkat dari semua itu kami dari lintas organisasi pemuda berinisiatif untuk menggalang donasi yang nantinya akan disalurkan pada korban bencana alam yang saat ini tengah melanda dibeberapa wilayah Indonesia”.

Murnilam Lase, bendahara panitia penggalangan dana mewakili seluruh panitia dan juga anggota mengungkapkan terimakasih kepada adik-adik yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

Adik-adik semua dan tentunya orang tua murid, saya mewakili para panitia mengucapkan terimakasih telah berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk membantu meringnkan penderitaan yang dialami oleh saudara kita semua saudara adik-adik semua, semoga apa yang telah dilakukan oleh adik-adik dapat di contoh oleh yang lain dan kami juga berdoa semoga adik-adik tumbuh menjadi anak yang baik, pintar, berguna bagi Nusa dan Bangsa Indonesia, dan tentunya berbakti kepada kedua orang tua, dan tentunya selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa, Amin”.

Rasa haru menyelimuti wajah para panitia karena anak-anak usia dini telah memiliki rasa cinta yang luar biasa untuk membantu sesama. Penyerahan donasi dilakukan sesuai protokol kesehatan yakni dengan penerapan 3M (menggunakan masker, memakai hand sanitizer, dan menjaga jarak) demi untuk mecegah penularan Covid-19. Setelah selesai serah terima donasi para siswa SD tersebut bersama orang tua mereka segera meninggalkan lokasi. Hari itu donasi yang diterima dari para siswa SD segera diserahkan kepada bendahara dan pada saat penghitungan jumlah donasi dilakukan oleh bendahara dihadapan ketua panitia dan juga seorang anggota sebagai saksi.

Ditulis oleh : Suyadi

Suyadi

Menulis Adalah Salah Satu Bentuk “Cinta Tanah Air”

Previous article

CFD GOR H. Agus Salim ditutup selama 2 Hari Apakah sudah tepat?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita