Sebelum belajar ilmu agama, belajarlah tentang ilmu kemanusiaan. Supaya kamu tidak cuma pandai ibadah, tapi juga pandai menghargai orang lain.

Jika ingin melihat kebaikan seseorang janganlah hanya menilai dari betapa seringnya dia bersembahyang dan berdoa, namun lihatlah bagaimana cara dia memperlakukan orang lain.

Ia yang mengaku dirinya beragama seharusnya antara moral dan iman haruslah sejajar.
Ajaran agama akan mampu dijalankan sukses bila mampu melahirkan kecerdasan sekaligus kemanusiaan.

Jika hanya melahirkan adu kecerdasan menuju debat kusir, menang-menangan, yang malah ujungnya saling caci maki, saling benci maka kita tidak lagi menemukan kebenaran universal tetapi hanya pembenaran.
Akan lebih parah lagi jika akibat caci maki dan kebencian itu menjauhkan rasa kemanusiaan kita. Rasa benci menggelapkan sisi kemanusiaan kita. Rasa benci menjauhkan praktek kemanusiaan kita.
Apapun agamanya pasti merasa sedih karena tujuannya untuk jadi ageman (pegangan) hidup manusia ternyata tidak berhasil.

Setiap agama memiliki perbedaan ajarannya akan tetapi selalu sama ketika bicara kemanusiaan.
Agama adalah untuk kasih, persatuan dan kedamaian; janganlah membuatnya penyebab kebencian dan perselisihan.

Tujuan agama adalah untuk mengendalikan diri, bukan untuk mengkritik orang lain.
Untuk memuliakan dan menunjukkan kebenaran agama kita, tidak harus dengan cara menjelekkan dan menghina agama lain.

Ia yang menghina agama orang lain sesungguhnya menghina agamanya sendiri, sebab jika agamanya tidak bisa mendidiknya untuk menghargai agama orang lain, untuk apa dia beragama?

Mereka yang terlalu sibuk mendebatkan agama, mencari pembenaran, sebenarnya mereka tidak pernah sempat lagi menikmati indahnya ajaran agamanya sendiri.
Pemeluk agama yang sibuk dengan agama orang lain, bisa jadi karna kurang yakin dengan keyakinannya sendiri.
Dan jika ada ajaran agama yang mengizinkan untuk mencela agama orang lain, segera tinggalkan karena Tuhan pasti menghendaki kedamaian

Agama untuk menciptakan perdamaian bukan saling mencaci maki atau merasa paling benar.
Setiap orang tidak hanya patut menghargai agama lain, namun juga merangkulnya dengan pikiran yang baik, dan kebenaran itulah yang merupakan dasar bagi setiap agama.

Perdamaian tidak bersifat sepihak. Perdamaian harus datang dari semua sisi.
Oleh karena itu, jadilah penganut agama yang dewasa, cerdas, santun dan damai.

Suyadi

How to stop being sad?

Previous article

Perkembangan Dinamika Isu Terorisme

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *