Gambar : Sindonews

Oleh: Rodi Indra Saputra

Beberapa hari ini, Indonesia kembali di hebohkan tentang Isu PKI. Isu tersebut disampaikan oleh bapak Gatot Nurmantyo, beliau adalah Mantan Panglima TNI dan Deklarator KAMI. Dimana dia mengatakan bahwasanya dia di berhentikan menjadi Panglima TNI oleh Presiden Jokowi, karena menginstruksikan bawahannya untuk menonton Film G30S/PKI.

Pernyataan itu menuai pro kontra, dan dibantah oleh beberapa tokoh di Indonesia, beberapa tokoh tersebut mengatakan bahwasannya pencopotan Gatot Nurmantyo sebagai panglima TNI karena memang sudah dekat masa pensiun.

Isu PKI memang bukan hal baru di Indonesia, apalagi di bulan September atau menjelang pemilu dan pilkada. Banyak pelaku politik masih menganggap isu PKI tersebut masih bagus untuk di mainkan.

Sebagai masyarakat Indonesia yang pernah terluka oleh pembrotankan PKI, tentunya tidak boleh melupakan sejarah tersebut. Selain itu juga kita harus tetap memastikan tidak ada lagi cikal-bakal berdirinya organisasi terlarang itu . Kita yakin pemerintah melalui pihak keamanan akan tetap mengawasi jika ada gerakan serupa.

Dari beberapa perjalanan politik di Negeri ini, dapat dilihat, masih ada elit-elit politik bangsa menggunakan isu PKI sebagai pendompleng popularitas mereka. Bahkan isu tersebut sengaja di gunakan untuk menyerang kelompok yang berseberangan. Tentunya hal ini membuat perjalanan politik bangsa ini tidak bagus dan bisa memancing perpecahan.

Masyarakat Indonesia sejak orde Baru, sudah terdoktrin bahwasanya PKI itu adalah kelompok yang sangat hina dan menjijikan. Isu anti agama juga menjadi bagian dari isu PKI yang dimainkan. Sehingga apabila kita mengatakan kata-kata PKI tersebut kepada orang lain, tentunya akan menimbulkan permasalahan dan bisa menimbulkan gejolak antara mereka. Karena memang tidak ada satupun masyarakat Indonesia yang mau dikatakan kalau dia adalah PKI.

Begitu besarnya pengaruh kata-kata PKI terhadap masyarakat Indonesia, sehingga banyak elit politik meyakini itu sebagai senjata penunjang popularitas. Tapi mereka tidak pernah mau memikirkan dampak dari isu-isu yang mereka sampaikan. Mereka tidak sadar, sebagai elit bangsa, Kata-kata mereka berpengaruh besar di tengah-tengah masyarakat. Jika Tunduhan- tuduhan itu mereka sampai kan dan direspon oleh masyarakat maka akan menimbulkan gejolak dan perpecahan antar anak bangsa.

Dari catatan penulis ada berberapa kejadian presekusi yang dilakukan masyarakat karena terpengaruh oleh pernyataan tokoh-tokoh panutan mereka yang menjual isu kebangkitan PKI. Seperti kejadian pengepungan kantor YLBHI Jakarta pada tahun 2017. Pengepungan tersebut dilatarbelakangi oleh berita Hoax yang beredar bahwasanya diskusi yang dilaksanakan adalah diskusi PKI.

Hal serupa juga dialami oleh kawan-kawan aksi kamisan, mereka di tuding sebagai antek-antek PKI, hal itu juga terjadi pada acara kamisan ke 13 di kota Bukittinggi.

Dari kejadian diatas, dapat kita sampaikan begitu besarnya pengaruh isu PKI yang bisa menimbulkan perpecahan antar anak bangsa.

Maka dari itu kita berharap kepada elit-elit politik bangsa ini. jika ingin menaikan popularitas, janganlah menggunakan isu PKI karena penulis menilai isu tersebut bukan isu yang pantas untuk di jual oleh orang yang benar-benar mencintai bangsa ini.

Jika ada yang mengaku mencintai bangsa ini, tapi dengan sengaja melemparkan isu-isu yang memecah belah bangsa, itu artinya mereka tidak sedang benar-benar mencintai bangsa ini.

Kita sebagai anak bangsa yang menyaksikan sejarah hitam pembrotakan PKI di indonesia, memang tetap harus waspada. Tapi sebagai anak bangsa yang terdidik sangat menyayangkan jika isu PKI tersebut dimainkan hanya untuk kepentingan politik di negara yang kita cintai ini .

dutadamaisumbar

Regenerasi Duta Damai Sumatera Barat

Previous article

Para Pejuang Memiliki Latar Yang Berbeda , Lantas Salahkah Kalau Penerus nya Pun Ikut Berbeda?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini