Virus Corona atau Covid 19 kian hari kian bertambah terutama di Ibu Kota negara republik Indonesia. terhitung pada hari ini tanggal 16 april 2020 data sudah terdapat 5.516 orang positif Covid 19 dan sembuh 548 orang. Saya sebagai penulis tidak mau menunjukkan data jumlah kematian akibat wabah ini. Hal ini didasari oleh pertimbangan tidak mau meresahkan pembaca akan jumlah data kematian akibat pandemi corona jenis baru.

Semua pihak telah berjuang melawan pandemi ini, baik mereka di gugus tugas percepatan penanggulangan covid 19, mereka yang berada di garda terdepan penanganan pasien Covid 19 sampai pada mereka yang dengan iklas berdiam diri dirumah dengan bekerja, belajar, belanja dan beribadah dirumah. Tidak terhitung banyaknya mereka yang telah berjuang melawan virus corona di indonesia.

Bukan saatnya tulisan ini berisi hal-hal yang dapat mengundang kecemasan bagi mereka yang telah berjuang memerangi covid 19 dengan tulisan-tulisan yang negatif. Walaupun kita tau tulisan yang berbau negatif akan mudah dapat perhatian dari nitizen apalagi menyangkut politik dan pemerintahan.

Berbicara politik corona, penulis pada kesempatan ini menghimbau pada politisi yang dengan pikiran pendek ingin show off di media. Berhentilah memanfaatkan pandemi virus covid 19 sebagai ajang eksistensi diri. Politisi atau kepala daerah memang sangat di “untungkan” ketika terjadi sebuah pandemi. karena mereka dapat menunjukkan kerja nyata kepada masyarakat secara langsung. namun penulis tidak akan pernah respec pada politisi yang suka mendramatisir keadaan dengan memanfaatkan pandemi ini.

Politisi yang sedang show off pasti sangat dekat dengan media dengan jumlah viewer ratusan ribu orang perhari. salah satu contoh politisi yang penulis anggap tidak pantas menjadi pusat perhatian demi meningkatkan nilai jual adalah politisi yang suka mendramatisir keadaan dengan mengemukakan data yang tidak valid dan tidak dapat di pertanggung jawabkan kebenarannya. Tujuannya hanya satu untuk menampakkkan pada masyarakat dia bekerja dan jauh lebih besar apa yang telah dia lakukan pada negara karena bisa mengemukakan data yang jauh berbeda dari badan atau lembaga yang memang ditunjuk secara langsung sebagai gugus tugas percepatan penanggulangan corona virus di indonesia,

Dikala wabah menyeluruh di seluruh indonesia bukan saatnya para politisi mencari panggung. Hal ini justru akan melukai para mereka yang telah berjuang dengan keras melawan Covid 19. Seharusnya para politisi menghimbau kepada pendukungnya untuk mengikuti anjuran pemerintah, menyatukan suara dengan pemerintah pusat dan kepala daerah masing-masing harus satu komando dengan pemerintah pusat. Tidak ada kata-kata kalau pemerintah daerah punya data sendiri dan pusat juga punya data sendiri dan pemerintah daerah konferensi pers dengan datanya sendiri. hal ini justru akan berakibat buruk pada kepercayaan masyarakat. ujung-ujungnya masyarakat menjadi resah, was-was dan pada akhirnya mereka akan lebih mudah terinfeksi covid 19 karena ilmuan telah membuktikan tingkat kecemasan yang berlebihan akan mempermudah orang terkena virus covid 19.

Pemerintah itu seharusnya hadir bukan untuk membuat masyarakat tambah cemas dan gelisah namun bagaimana pemerintah dapat memberikan rasa aman pada masyarakat. Dengan pemerintah daerah yang tidak satu komando dengan pemerintah pusat maka akan memicu ketidak percayaan masyarakat pada pemerintah. Di luar pandemi virus corona ini silahkan pada pemerintah daerah yang ingin show off pada media namun jangan pada masa wabah ini.

Pemerintah daerah harusnya lebih bekerja pada hal-hal yang belum tersentuh oleh pemerintah pusat dan mempercepat program pemerintah pusat pada penanganan virus covid 19. seharusnya pemerintah daerah lebih banyak bekerja dibandingkan bersuara di media massa. Justru dengan melihat kepala daerahnya lebih banyak bekerja maka masyarakat akan jauh lebih memberi perhatian pada kepala daerah tersebut.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Menebar Virus Semangat-20

    Previous article

    Sumbar dan Penerapan PSBB

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Opini