Desember 2019, dunia di gemparkan dengan ditemukannya Virus Corona. Menurut para ahli yang telah melakukan penelitian virus ini pertama kali muncul di Negara Italia, namun masyarakat luas mempercayai bahwa Kota Wuhan yang merupakan wilayah di Negara China menjadi sumber asal mula berkembangnya Virus Corona, hal tersebut bisa terjadi karena kepadatan penduduk di Negara China merupakan nomor satu di dunia, sehingga penularan Virus Corona jauh lebih cepat dari pada di Italia sendiri.

Virus Corona yang lebih dikenal dengan nama Covid-19 dinyatakan masuk ke Tanah Air Indonesia sekitar Bulan Maret 2020, karena minimmya pengetahuan masyarakat tentang virus ini dalam waktu sigkat penderita Corona mencapai jutaan orang. Selain itu pola hidup sehat masyarakat Indonesia yang masih minim, kurangnya alat kesehatan, kurangnya tenaga medis, serta belum ditemukannya obat maupun vaksin yang dapat melemahkan Virus Corona membuat jumlah pasien meninggal akibat Covid-19 terus meningkat.

Berbagai cara dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi penyebaran Covid-19, mulai dari Social Distancing hingga Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) juga dilakukan, bahkan Lockdown diberlakukan terhadap tempat yang dianggap dapat menjadi persebaran Covid-19 seperti; Sekolah, Universitas, Tempat Wisata, hingga Rumah Ibadah.

Pada satu kesempatan Presiden RI, Bapak Joko Widodo menyarankan agar masyarakat Indonesia berdamai atau bersahabat dengan Covid-19.

“Sampai ditemukannya Vaksin yang efektif, kita harus hidup berdamai atau bersahabat dengan Covid-19 untuk beberapa waktu kedepan” Kata persiden di Istana Merdeka, Jakarta (7/5/20).

Sontak pernyataan Presiden Joko Widodo menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat, mereka yang pro mengartikan bahwa dengan memahami gejala dini Virus Corona dan cara penanggulangan awal jika terjadi gejala, apa saja yang hasus dilakukan sehingga memudahkan penanganan, sedagkan mereka yang kontra mengatakan bahwa presiden sedang bercanda, terlebih lagi ada yang dengan tegas meyatakan lawan corona.

Sebagaimana kebiasaan masyarakat Indonesia yang merantau untuk mengadu nasib ketika Hari Raya Idul Fitri tiba, maka masyarakat akan melakukan mudik lebaran untuk berkumpul dengan keluarga di kampung halaman. Namun, keinginan untuk mudik lebaran sepertinya harus menjadi impian belaka ketika Presiden Joko Widodo menyampaikan larangan mudik.

Larangan mudik yang sesungguhnya untuk menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi seluruh Warga Negara Indonesia, dengan adanya larangan mudik maka anggota keluarga terutama orang tua yang rentan terserang virus karena sistem kekebalan tubuh mereka yang sudah mulau berkurang dapat diminimalisir. Terlebih lagi mayoritas masyarakat yang merantau tinggal di daerah perkotaan yang odaranya sudah terkontaminasi dengan virus, sedangkan kampung halaman yang akan dituju mayoritas jauh dari perkotaan dengan udara bersih, dengan demikian tentunya kedatangan masyarakat dari perantauan ditakutkan akan menyebarkan Virus Corona apa lagi jika masyarakat yang pulang kampung tersebut benar-benar terpapar Visus Corona.

Namun demikian banyakmasih banyak masyarakat yang merantau tetap nekat melakukan mudik lebaran, dan hasilnya banyak ditemukan kasus persebaran Covid-19 yang diluar kendali. Seperti yang terjadi di Desa Sokawera, Kecamatan Cilingok, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Satu keluarga positif terpapar Covid-19 karena seorang keluarganya yang mudik dari Jakarta positif Corona, hal tersebut menambah daftar penderita Covid-19 dan mengakibatkan warga satu kampung tersebut di karantina.

Tahun 2021 kini tinggal beberapa hari lagi genap setengah tahun kita lalui, Pandemi Covid-19 masih belum teratasi dengan baik. Masyarakat yang diwajibkan untuk mematuhi protokol kesehatan dengan istilah New Normal masih belum sadar akan pentingnya kesehatan dan ancaman Covid-19. Penggunaan Masker, Mencuci tangan dengan sabun atau menggunahan Handsanitize, dan Menjaga jarak aman, belum terealisasi dengan baik.

Pemerintah terus berupaya untuk melakukan yang terbaik agar Bangsa Indonesia segera terbebas dari Pandemi Covid-19, Vaksin Covid-19 telah ditemukan dan diberikan secara gratis kepada masyarakat, tetapi kembali lagi banyak masyarakat yang termakan berita Hoax sehingga masih banyak yang tidak mau di vaksin.

Masyarakat harusnya sadar akan pentingnya kesehatan pribadi, kesehatan keluarga, dan kesehatan masyarakat Indonesia. Selama Pandemi Covid-19 belum teratasi dengan baik, selama itu juga Pendidikan akan terganggu, meskipun dilakukan belajar jarak jauh namun dirasakan hasilnya kurang maksimal, sementara Negara Indonesia membutuhkan Generasi Penerus Bangsa yang terdidik dan berakhlak mulia. Selain itu yang tidak kalah penting adalah lumpuhnya perekonomian masyarakat. Banyak masyarakat yang kehilangan penghasialan, baik diberhentikan sebagai karyawan maupun tutupnya usaha dagang yang dirintis lantaran pendapatan masyarakat yang berkurang.

Kini Virus Corona dengan Variasi terbaru terus bermunculan, yang entah sampai kapan akan berakhir jika kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat masih rendah, dan hanya ada satu usaha yang memungkinkan dapat menghasikan uang yakni membuka klinik Tes Rapid antigen, dan tentunya usaha ini hanya dapat dijalankan oleh mereka yang memiliki modal besar yang notabene adalah orang-orang kaya.

Akankah kita akan terus membentu orang kaya semakin kaya dengan berpartisipasi menjaga kelangsungan penyebaran Virus Corona???

Memilih berdamai atau berperang dengan corona adalah pilihan, yang terpenting adalah mari kita jaga kesehatan diri, kesehatan keluarga, dan kesehatan lingkungan. Ingat hal besar berawal dari hal kecil.

Suyadi

STRATEGI DAKWAH DI TENGAH MASYARAKAT YANG PLURAL

Previous article

LITERASI MEDIA SEBAGAI UPAYA PENCEGAHAN TERORISME DI MEDIA SOSIAL

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini