Obat itu pahit, dan meskipun pahit obat itu dapat menyembuhkan penyakit. Ungkapan itu sering kita dengar dan bahkan bisa jadi kita sendiri sering mengucapkannya. Demikian juga dengan kebenaran, kebenaran itu menyakitkan untuk ditanggungkan bagi mereka yang belum siap menghadapi kebenaran maupun kenyataan.

Sebut saja Pesulap Merah yang memberikan edukasi pada masyarakat terkait adanya praktik pengobatan alternatif yang sesungguhnya adalah penipuan berkedok agama, karena sesungguhnya hal tersebut hanya trik sulap yang di kemas secara apik untuk mengelabuhi pasiennya yang seolah-oleh itu nyata, mistik, dan gaib.

Pada akun YouTube nya, Pesulap Merah membongkar trik penipuan yang dilakukan oleh mereka yang menganggap dirinya sakti, apakah itu bergelar Mbah, Aki, bahkan Ustadz, Gus, maupun Kyai sekalipun. Tujuannya adalah tidak lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa agar masyarakat Indonesia tidak mudah terperdaya dan tertipu dengan orang yang mengambil keuntungan atas penyakit dan penderitaan orang lain.

Adapun beberapa trik yang sudah di bongkar adalah, Transfer penyakit (santet) ke media kelapa, Keris Petir, Memasukkan Jin dan menghancurkannya di dalam botol, serta masih banyak lagi trik sulap yang di salah gunakan oleh mereka yang tidak bertanggung jawab untuk meraih kejayaan. Pesulap Merah juga mempraktikkan langsung trik yang digunakkan oleh oknum yang menyalahgunakan trik sulap tersebut.

Baru-baru ini Pesulap Merah mendatangi Padepokan Nur Dzat Sejati, lantaran perihal permohonannya untuk berkunjung dan menyaksikan langsung kesaktian dari pimpinan padepokan tidak di respon oleh admin pihak padepokan. Ternyata kedatangan tim Pesulap Merah tidak langsung di sambut tetapi harus menunggu kedatangan kuasa hukum dari Gus Samsudin yang merupakan pengasuh Padepokan Nur Dzat Sejati sehingga timbullah perdebatan yang cukup sengit. Pesulap Merah juga menunjukkan Video Gus Samsudin yang mempersilakan siapun yang berkepentingan untuk langsung datang ke padepokannya.

Belakangan beredar kabar bahwa Gus Samsudin mengakui bahwa apa yang di lakukan adalah trik sulap untuk hiburan semata, dan Gus Samsudin juga meminta maaf. Hal tersebut kemudian memicu kemarahan warga karena ulah Gus Samsudin tentunya telah merugikan banyak masyarakat yang datang meminta tolong untuk pengobatan penyakit (santet) dan justru hanya dilayani dengan trik sulap belaka. Kemarahan warga berujung pada penutupan Padepokan Nur Dzat Sejati.

Penulis teringat akan petuah jawa “Ojo Ngumunan” (jangan mudah heran) sehingga tidak mudah terperdaya oleh penampilan mereka yang katanya sakti atau bahkan ahli agama, tidak peduli mereka berpakaian agama apapun dan sebutannya apapun, yang korup ya tetap korup, yang penipu ya tetap menipu, dan yang cabul ya tetap berzina.

Ayo jadilah masyarakat yang cerdas, berwawasan luas. Percaya pada ulama sah-sah saja, tapi tetap harus waspada. Ingat kejahatan terjadi karena adanya niat dan didukung oleh kesempatan.

Suyadi

Cara Membangun Organisasi Dari Generasi ke Generasi

Previous article

INIKAH 77 TAHUN KEMERDEKAAN INDONESIA?

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Opini