Tradisi malam takbiran marak dilakukan oleh Muslim di Indonesia. Menjelang Idul Fitri, tepatnya pada malam 1 Syawal, umat Islam akan beramai-ramai mengumandangkan takbir secara serentak.

Sebenarnya yang paling sering kita dengar adalah takbiran di masjid. Namun, ternyata tradisi pada saat malam lebaran di Indonesia bukan hanya itu. Di berbagai daerah terdapat beragam tradisi unik malam takbiran untuk menyambut Idul fitri.

Kegiatan ini dilakukan sebagai salah satu cara untuk merayakan kemenangan setelah berpuasa sebulan penuh selama Ramadan. Yuk, simak beragam tradisi unik pada malam lebaran Idul Fitri dari berbagai daerah di Indonesia!

Tahun ini pandemi COVID-19 sudah mulai mereda menghantui bangsa kita. Perayaan malam takbiran pun kemungkinan sudah bisa terlaksana seperti biasanya. Berikut budaya takbiran yang harus diketahui oleh kita bangsa Indonesia yang ada di tanah air.

Meugang (Aceh)

Sebagai daerah yang dikenal dengan ajaran Islam yang sangat kental, Aceh memiliki tradisi tersendiri dalam mengisi malam takbiran, yakni yang disebut Meugang.

Meugang adalah kegiatan membagikan atau mengirim daging pada saat malam takbiran kepada orang-orang yang kurang mampu. Bagi masyarakat Aceh, menyambut Ramadan atau Idul Fitri tanpa meugang akan terasa tidak lengkap.

Meskipun meugang bukan sebuah kewajiban, tetapi ini sudah mengakar di masyarakat secara turun-temurun sehingga seperti menjadi sebuah keharusan. Jika sedang berada di Kota Serambi Mekah ini, tidak ada salahnya pembaca mengikuti tradisi meugang untuk ikut merayakan kemenangan menyambut lebaran.

Tradisi Ronjok Sayak (Bengkulu)

Tradisi malam takbiran di Bengkulu dikenal dengan sebutan Ronjok Sayak atau tradisi bakar gunung api. Perayaan ini ditandai dengan menyalakan api melalui tumpukan serabut kelapa setinggi satu meter.

Masyarakat setempat percaya bahwa tumpukan kelapa yang disusun dan dibakar merupakan tanda ucapan syukur kepada Tuhan serta sebagai sarana mengirim doa untuk arwah keluarga yang telah meninggal.

Setelah kegiatan bakar-bakaran, masyarakat yang mengikuti tradisi ini akan mengirim makanan untuk tetangga serta kerabat dekat. Pada awalnya, Ronjok Sayak ditujukan untuk menciptakan alat penerangan sebagai bentuk sukacita karena datangnya hari raya Idul Fitri.

Tradisi Grebeg Syawal (Yogyakarta)

Tidak kalah dari daerah lain di Indonesia, masyarakat Yogyakarta juga memiliki tradisi malam takbiran yang unik. Tradisi ini dikenal dengan nama Grebeg Syawal.

Tradisi Grebeg Syawal biasanya dilakukan oleh Keraton Yogyakarta dengan menyusun hasil pertanian dan perkebunan yang disebut gunungan. Gunungan ini nantinya akan diarak keliling keraton hingga ke Masjid Agung.

Sayangnya sejak 2020 tradisi ini ditiadakan karena pandemi COVID-19. Meskipun begitu, pihak keraton tetap membagikan kelengkapan gunungan (ubarampe) yang isinya berupa 2.700 tangkai rengginang. Biasanya, ubarampe ini diarak dan dibagikan kepada warga ketika kegiatan Hajad Dalem Grebeg Syawal, yaitu pada hari pertama Idul Fitri.

Karena pandemi covid 19 mulai mereda bisa saja ditahun ini yaitu tahun 2022 tradisi ini akan kembali lagi dilaksanakan oleh pihak keraton Yogyakarta.

Tumbilotohe (Gorontalo)

Masyarakat Gorontalo menggelar tradisi Tumbilotohe setiap malam takbiran tiba. Tumbilotohe memiliki arti “saatnya memasang lampu”.

Warga Gorontalo akan merayakan malam lebaran dengan cara memasang lampu minyak yang jumlahnya bisa mencapai ribuan. Pemasangan lampu minyak ini diadakan di berbagai tanah lapang.

Uniknya, lampu minyak ini akan disusun dalam berbagai bentuk sehingga terlihat indah dan menerangi kota.

inilah budaya Indonesia menjelang hari raya idul Fitri, yaitu menjelang pergantian malam. Budaya dan agama tidak bisa dipisahkan dari masyarakat Indonesia maupun dunia. Hadirnya agama bukan berarti mentiadakan budaya yang sudah berkembang. Namun harusnya memperkaya budaya yang sudah ada dengan berbagai modifikasi tertentu yang disetujui oleh masyarakat di daerah tempat budaya itu berasal.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Suka Bersedekah?Boleh Banget tapi Harus Kritis

    Previous article

    Bangun Pahlawan Muda Kaharuddin, Hari Sudah Siang.

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *