Berwisata sambil meningkatkan kecintaan terhadap Indonesia dan menjaga kerukunan atar suku dan agama adalah suatu hal yang sangat luar biasa, terlebih lagi jika hal tersebut dilakukan oleh generasi muda.

Kita semua tidak menutup mata dan telinga, bahwasanya generasi muda Indonesia cenderung melirik budaya asing, sebut saja Korea, Jepang, daan beberapa negara Barat.

Hal tersebut bukan tidak boleh, tetapi di akui atau tidak hal tersebut dapat menurunkan rasa cinta teradap budaya luhur Bangsa Indonesia, Sehingga jangan pernah menyesal jika cepat atau lambat akhirnya Budaya Indonesia banyak yang punah dan atau di Klaim milik negara tetangga.


Kita patut bersyukur dan memberi apresiasi kepada para penggiat budaya yang menjaga dan melestarikan Budaya Bangsa, demikiannjuga kepada mereke yang berjuang untuk memperkenalkan keragaman adat, budaya, agama, sehingga memupuk rasa toleransi dan juga menciptakan kerukunan yang berujung pada perdamaian.


Kemarin, tepatnya tanggal 13 November 2020, dalam rangka memeriahkan Hari Pahlawan yang diperingati pada tanggal 10 November, dan meneruskan perjuangan para pahlawan yang telah berjuang demi kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Jelajah Bineka yang merupakan komunitas bentukan Rumah Kebangsaan, mengajak para peserta Jelajah Bhineka yang berasal dari berbagai provinsi, untuk mengenali Budaya Minagkabau secara Virtual (Live via IG) karena kondisi pandemi Covid-19 yang tidak memungkinkan untuk langsung turun kelokasi.


Peserta Jelajah Bineka diajak untuk menikmati keindahan masjid Muhammadan yang merupakan salah satu masjid tertua di kota Padang dan merupakan Masjid yang dirintis oleh Suku Tamil (India) yang bermukim di kota Padang. Peserta Jelajah Bineka juga mendapat pengetahuan tentang sejarah bangunan tersebut dari Bapak H. Safril salah satu pengurus masjid tersebut, Beliau menyampaikan bahwa Masjid Muhammadan telah berumur ratusan tahun dan menjadi salah satu cagar budaya di Sumatera Barat.


Peserta Jelajah Bineka juga diajak untuk menyaksikan koleksi benda sejarah yang disimpan di Museum Adityawarman yang dipadu dengan keindahan bangunan Rumah Gadang.

Disini peserta Jelajah Bineka mendapatkan banyak informasi dari salah satu pengurus Museum yaitu Kak Mega. “Sumatera Barat identik dengan Suku Minang, dan Suku Minang sendiri terdiri dari suku-suku kecil (setara dengan keluarga/marga. Red) yang masing-masing memiliki adat dan budaya yang berbeda, salah satunya adalah pakaian adat dimana masing-masing memiliki gaya dan warna tersendiri” demikian ungkap beliau.


Di dalam Museum ini terdapat ribuan koleksi yang siap di pamerkan pada pengunjung, dari miniatur kamar pengantin, pelaminan, senjata tradisional, benda purbakala hingga awetan binatang tersimpan dengan baik di museum ini. Lebih lanjut Kak Mega mengatakan bahwa dimasa Pandemi Covid-19 pihak pengelolah berupaya mengenalkan koleksi kepada masyarakat lewat dunia maya, yang dapat di ikuti lewat akun IG Museum Adityawarman.


Kegiatan Jelajah Bineka secara Virtual dapat disaksikan di akun IG Jelajah Bineka, dan kegiatan ini dipandu oleh Saudari Angelique Maria Cuaca dan Saudari Nadira,

Suyadi

Batik Tanah Liek, Dari Jawa Atau Minangkabau?

Previous article

Bullying Yang Mendarah Daging

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita