Harus di akui, apapun itu yang ada di belahan dunia ini tidak terlepas dari unsur politik didalamnya. Politik hanya berlaku pada hubungan sosial manusia dan tidak berlaku pada hubungan pribadi manusia. Apapun jenih hubungan sosial, mulai dari hubungan Orang dengan Orang, Orang dengan komunitas, Orang dengan Lembaga atau lembaga dengan lembaga sampai pada negara dengan negara serta kawasan negara dengan kawasan negara tidak akan terlepas dari dunia politik. Bahkan seorang ayah atau orang tua pasti pernah berpolitik dalam keluarganya.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional. ini jika memandang politik dalam arti luas namun jika memandang politik terminologi maka politik lebih diartikan sebagai:

  1. Menunjuk kepada satu segi kehidupan manusia bersama dengan masyarakat. Lebih mengarah pada politik sebagai usaha untuk memperoleh kekuasaan, memperbesar atau memperluas serta mempertahankan kekuasaan (politics). Misal: kejahatan politik, kegiatan politik, hak-hak politik.
  2. Menujuk kepada “satu rangkaian tujuan yang hendak dicapai” atau “cara-cara atau arah kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan tertentu”. Lebih mengarah pada kebijakan (policy). Misal: politik luar negeri, politik dalam negeri, politik keuangan.
  3. Menunjuk pada pengaturan urusan masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Pemerintah mengatur urusan masyarakat, masyarakat melakukan koreksi terhadap pemerintah dalam melaksanakan tugasnya (siyasah).

Akhir-akhir ini, publik tengah diramaikan oleh persoalan penyakit menular yang disebabkan oleh virus Corona baru, yakni Covid-19. Virus yang bermula di Wuhan, Tiongkok, ini telah menjangkit banyak negara di berbagai benua.Penyebarannya pun hingga sekarang diprediksi masih jauh dari kata berhenti. Pasalnya, jumlah kasus penyakit menular ini terus meningkat – khususnya di negara-negara yang menjadi pusat penularan baru seperti Italia dan Iran.

World Health Organization (WHO) sendiri telah menetapkan penyakit akibat virus ini sebagai pandemi global – berarti bahwa penularan dan ancamannya telah melampaui batas-batas antarnegara. Kewaspadaan berbagai negara dan masyarakat internasional pun semakin memuncak.Rasa cemas yang dirasakan masyarakat internasional ini tentunya turut dirasakan oleh publik di Indonesia. Apalagi, dari hari ke hari, jumlah kasus positif Covid-19 terus meningkat.

Dikutip pada Gatra.com, Banyak pakar dan ahli intelijen dunia meyakini penyebaran virus COVID 19 tidak terjadi secara kebetulan. COVID 19 diduga hasil dari konspirasi yang memuat skenario, skema, dan desain tertentu. Lebih jauh, tudingan ini justru dialamatkan kepada negara adidaya, Amerika Serikat (AS).

Pernyataan itu diperkuat oleh keterangan mantan pejabat intelijen militer dari Badan Intelijen Pusat (CIA) dan mantan spesialis ahli-terorisme Amerika Serikat, Philip Giraldi yang mengatakan virus COVID-19, tidak muncul secara alami melalui mutasi melainkan diproduksi di laboratorium.

Dalam pernyataan yang diterbitkan Strategic Culture Foundation (5/3/2020), ia mencurigai Amerika dan Israel terlibat dalam produksi virus tersebut sebagai agen perang biologis. Argumen Giraldi belum terbukti sahih. Namun banyak pakar dan pemerhati intelijen meyakini konspirasi ini.

Kemudian beberapa hari sebelumnya beberapa surat kabar dan media massa telah melaporkan klaim para ilmuwan China bahwa Virus Corona saat ini (COVID-19) mungkin berasal dari kelelawar yang disimpan di laboratorium pemerintah China di Wuhan. Surat kabar dan media massa asal Inggris seperti Daily Mail, Express, The Sun, Daily Star dan Mirror ikut melaporkan tentang klaim tersebut. 

Laporan tersebut adalah makalah nyata yang diterbitkan oleh para ilmuwan China, tetapi penting untuk memahami konteksnya sebelum menafsirkannya. Makalah ini belum ditinjau oleh rekan ilmuwan lainnya, dan tidak menawarkan bukti jelas bahwa wabah tersebut memang berasal di laboratorium. Laporan itu hanya mengusulkan klaim ilmuwan sebagai suatu kemungkinan, seperti dikutip dar Full Fact, Selasa (18/2/2020).

Ini adalah awal politik luar negeri dalam tuding menuding siapa yang salah dalam penyebaran covid 19 yang bermula di Wuhan China. Namun China membuktikan bahwa mereka sudah berhasil menekan penyebaran dan angka kematian di negaranya. Hal ini membuat setiap negara punya asa untuk dapat belajar dari negara china bagaimana menekan penyebaran covid1 19.

Namun Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menyulut bara perselisihan dengan China. Hal itu terjadi karena kini kasus infeksi virus corona (COVID-19) di AS jauh lebih tinggi daripada yang terdata di China. Atas dasar itu, Trump menyebut China memanipulasi data kasus yang terjadi di Negeri Tirai Bambu. sebagaimana yang dilansir oleh CNBC indonesia pada tanggal 2 april 2020 lalu.

kemudia di berbagai negarapun para pejabat yang merupakan bukan bagian dari partai pendukung pemerintah pun juga ikut berpolitik dengan terus menyuarakan ketidak percayaan pada pemerintah atau menolak kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah.

Di Indonesia sendiri menurut Lembaga Penelitian, Pendidikan dan Penerangan Ekonomi dan Sosial (LP3ES) menilai pemerintah mengeluarkan sejumlah blunder pernyataan selama pandemi virus Corona (COVID-19). Pernyataan yang dinilai blunder ini dikeluarkan sejak fase awal krisis virus Corona pada akhir Januari lalu.

Direktur Center untuk Media LP3ES, Wijayanto, mengatakan, di awal wabah, pemerintah terkesan menolak peringatan-peringatan yang disampaikan lembaga dunia dan penelitian-penelitian berbagai universitas dunia bahwa virus Corona bisa saja menyerang Indonesia. Ia menyoroti pernyataan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto yang dianggap meremehkan virus Corona.

Selain itu, Terawan, sebut Wijayanto, juga terkesan menolak rekomendasi Universitas Harvard pada 11 Februari lalu yang menyatakan virus Corona seharusnya sudah masuk ke Indonesia. “Menteri (kesehatan) malah mengatakan ‘wah itu menghina’. Lagi-lagi denial,” kata Wijayanto.

Wijanto juga menyinggung statement Menko Polhukam Mahfud MD soal Corona. Mahfud, kata Wijayanto, berkomentar di media sosialnya ‘COVID tak sampai ke Indonesia, karena perizinannya berbelit-berbelit’. “Luhut mengatakan ‘Corona kan sudah pergi dari Indonesia’, jadi lagi-lagi penyataan yang menggampangkan, kepala BNPB juga ‘Mungkin karena kita sering minum jamu sehingga kita baik-baik saja’,” tutur Wijayanto.

Wijayanto turut mengkritisi statemen Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio yang sama-sama bicara soal insentif untuk pariwisata ketimbang penanganan Corona.

Dari sini dapat disimpulkan bahwa memang bisa dipastikan bahwa pemerintah lalai dan terkesan cuek dengan virus corona yang masuk ke indonesia pada fase-fase awal. Namun yang pasti suara dan pernyataan tersebut bukan dari presiden Jokowi lansung dan lebih terkesan keluar dari pernyataan pribadi dari menteri-menteri sendiri. Namun ini akan menjadi masalah yang akan selalu menjadi momok bagi Presiden Joko Widodo yang tidak mampu menjadikan satu suara para menterinya.

kemudian dilansir lewat CNBC Indonesia Presiden Joko Widodo menolak untuk mengabulkan permintaan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk melakukan karantina wilayah di wilayahnya. Jokowi menegaskan pemerintah hanya akan memberikan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSSB).

Kemudian Fadli Zon wakil ketua umum partai gerindra beberapa kali menerikakkan Lockdown padahal pemerintah secara tegas mengatakan untuk saat ini tidak perlu melakukan lockdown karena terlalu banyak yang harus di siapkan untuk melakukan hal tersebut. masih banyak lagi beberapa politisi yang tidak sepakat dengan kebijakan pemerintah terkait penanganan Covid 19 di indonesia. sampai sekarang masyarakat tidak pernah tau apakah hal tersebut murni mengatasnamakan kepentingan rakyat atau hanya kepentingan politisi untuk menjaga eksisensinya di tengah masyarakat.

Namun hal yang pasti adalah mari kita semua rakyat indonesia mendukung Physical Distencing, memakai masker keluar rumah, lebih sering mencuci tangan dengan sabun , gerakan untuk tidak pulang kampung dan gerakan untuk dirumah aja. Jangan terpancing dengan isu politik yang dihembuskan oleh politisi kotor terkait Covid 19. Selama kebijakan pemerintah itu dirasakan memang baik dalam penanganan virus corona di indonesia maka ikutilah.

Gusveri Handiko
Blogger Duta Damai Sumbar Tamatan Universitas Andalas Padang Menulis Adalah Salah Satu Cara Untuk Berbuat Baik

    Covid-19 di Sumatera Barat dan Hal-Hal Yang Harus Sanak Ketahui (Bagian Ketiga)

    Previous article

    Covid-19 di Sumatera Barat dan Hal-Hal Yang Harus Sanak Ketahui (Bagian Keempat)

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Berita