Yui

Apakah Anda pernah mendengar seseorang yang menyebut orang lain kafir karena mengidolakan artis Korea? Apakah Anda pernah mendengar seseorang mencap orang lain kafir karena terlalu berambisi pada bias mereka? Atau, apakah Anda pelaku dari ucapan tersebut, menyebut seseorang yang mengidolakan, mencintai, atau mendukung artis Korea yang kebanyakan tidak beragama Islam, sebagai seorang kafir?

Berkembangnya zaman dan teknologi, berdampak di setiap bidang atau bagian, termasuk bidang musik. Hal tersebut tidak lepas dari musik K-Pop atau segala sesuatu yang berkaitan dengan Korea. Hal itu wajar terjadi karena sedikit banyaknya anak muda zaman sekarang menyukai negara yang dijuluki Negada Gingseng tersebut.

Lantas, karena rasa suka mereka yang terkadang terlihat berlebihan, tidak sedikit mereka yang ahli agama atau yang katanya paham akan agama mencap atau menyebut mereka seorang kafir? Apakah benar demikian adanya? Atau, apakah itu hanya bentuk ketidakmampuan mereka menahan diri ketika melihat orang lain senang mengenai sesuatu hal?

Mengenai mengidolakan artis Korea, banyak ulama, ustaz, atau seseorang yang baru belajar agama, membahasnya. Ada yang berkata bahwa mengidolakan artis Korea tidak boleh, ada pula yang membolehkan asal tidak berlebihan.

Sebut saja Ustaz Syafiq Riza Basalamah yang ucapannya seperti tidak membolehkan seorang muslim/muslimah mengidolakan artis Korea. Saat seorang jamaah bertanya kepada beliau mengenai hukum mengidolakan seorang artis, beliau menjawab bahwa mereka yang mengidolakan artis akan dikumpulkan bersama artis tersebut. Beliau juga mengutip salah satu hadis nabi yang memiliki arti, “Seseorang akan dikumpulkan bersama yang ia cintai”.

Jadi, jika Anda mengidolakan Ronaldo atau Messi, Anda akan dikumpulkan dengan mereka. Jika mereka berada di surga, Anda akan ikut dengan mereka. Begitu pula sebaliknya. Tentu orang kafir tidak akan masuk surga, bukan?

Selain Ustaz Syafiq Riza, Ustaz Abdul Somad juga pernah berpendapat mengenai ini. Salah seorang jamaah juga pernah bertanya kepada beliau mengenai hukum mengidolakan orang kafir terutama artis Korea.

Ustaz Somad berkata bahwa orang Korea merupakan orang kafir, tidak bersunat, tidak mandi wajib, berzina kerjaanya. Lalu, ia berkata bahwa jangan suka kepada orang kafir. Dalam ceramahnya ia berkawa, “Man tasyabbaha biqawmin fahua minhum” yang berarti, “Siapa yang suka kepada orang kafir, maka dia bagian dari kafir itu.”

Ada hal yang bertentangan, ada pula yang setuju. Tentu hukum dua kutub berlaku di mana pun. Jika Ustaz Somad dan Ustaz Riza tidak membolehkan seorang muslim/muslimah mengidolakan orang kafir atau artis Korea, Habib Husein Jafar dan (Ustaz) Abu Takeru Rizal membolehkan seorang muslim mengidolakan orang kafir asalkan pada takaran yang pas.

Abu Takeru Rizal pernah berkata dalam sebuah video yang ia unggah di akun Tiktok-nya, “pencinta K-Pop atau seorang K-Popers tidaklah kafir”. Ia menyuruh orang lain untuk berhati-hati ketika mengkafirkan seorang muslim. Ia menyampaikan bahwa Nabi Muhammad saw, pernah berkata bahwa jika seseorang memvonis sesama saudaranya (muslim) kafir, padahal orang tersebut tidaklah kafir di mata Allah Swt. nanti ucapan kafir itu balik lagi kepada diri mereka.

Dalam narasi yang selanjutnya ia juga menjabarkan bahwa para ulama menjeniskan atau menggolongkan cinta itu ada tiga jenis. Pertama, jika seorang mencintai orang kafir karena kekafiran mereka, maka di sana kita ibarat kafir. Kedua, ketika kita mencintai orang kafir karena naluri kita untuk cinta sesama manusia, maka tidak ada masalah sama sekali, seperti Nabi Muhammah mencintai Abu Thalib, pamannya yang seorang kafir.

Ketiga, mencintai orang kafir karena kehebatan mereka, jenis ini bukan derajat kafir tetapi diharamkan karena salah satu firman Allah telah melarang kita untuk tidak kagum kepada orang kafir yang telah diberi kenikmatan oleh Allah.

Sementara itu, Habib Husein Jafar berkata bahwa menyukai artis Korea tidak ada masalah dalam Islam. Dalam Islam, perihal yang tidak dibolehkan yaitu mengidolakan sesuatu atau seseorang melebihi dari mengidolakan Nabi Muhammad saw,.

Dari empat pendapat ahli agama, baik pro maupun kontra, tentang mengidolakan orang Korea atau orang kafir dapat ditarik kesimpulan bahwa semua itu sebenarnya didasarkan pada niatan seseorang. Jika seseorang itu mengidolakan mereka sekadar idola dan tidak berlebih-lebihan, tidak masalah. Akan tetapi, jika berlebihan sehingga mengubah akidah seseorang, itu sangat tidak dibolehkan.

Anak-anak muda yang menyukai atau mengidolakan artis Korea memilliki banyak alasan. Ada yang berkata bahwa artis tersebut memberi mereka motivasi, semangat untuk hidup, atau tanpa sadar membantu mereka keluar dari keterpurukan dan depreri. Atau ada juga anak muda yang menyukai atau mengidolakan mereka sekadar ikut trend saja.

Dari penjelasan tersebut, bagaimana tanggapan Anda? Apakah Anda berada di pihak yang pro atau kontra? Jika ditanya pendapat saya, selagi tidak mengusik hidup Anda, saya tidak memedulikan hal tersebut. Karena satu hal yang saya ingat dan saya pelajari, apa yang saya lakukan hanya Tuhan sebagai penilai yang baik dan adil.

Indonesia, 29 November 2022.

Yui
Penulis dan Pengarang

    Perempuan Sumatera Barat Menduduki Peringkat Teratas “Perempuan di Kursi Pengambilan Keputusan (Profesional)” Indonesia

    Previous article

    Strawberry Generation

    Next article

    You may also like

    Comments

    Leave a reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    More in Edukasi