Generasi Z, sering disingkat menjadi Gen Z dan dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai zoomer, adalah mereka yang lahir pada tahun 1996 hingga 2012, kelompok demografis yang menggantikan Generasi Milenial dan sebelum Generasi Alfa.

Para peneliti dan media populer menggunakan pertengahan hingga akhir tahun 1990-an sebagai tahun awal kelahiran dan awal tahun 2010-an sebagai tahun akhir kelahiran Gen Z. Hal ini memungkinkan adanya perbedaan di setiap wilayah atau negara atas pengklasifikasian rentang usia masing-masing generasi, salah satu yang menjadi pertimbangan dalam hal ini adalah perkembangan teknologi di setiap negara atau wilayah yang tidak sama, yang akan berpengaruh terhadap pola hidup, mindset, pengalaman, psikologi, dan lain sebagainya pada setiap generasi. Adapun klasifikasi rentang tahun kelahiran Gen Z atau Generasi Z yang digunakan di Indonesia berawal dari tahun 1996 hingga 2012 berdasarkan data resmi yang ditetapkan Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia pada Sensus Penduduk tahun 2020.  Sebagian besar anggota Gen Z adalah anak dari Generasi X  atau generasi Baby Boomer yang lebih muda.

Sebagai generasi sosial pertama yang tumbuh dengan akses ke Internet  dan teknologi digital portabel sejak usia muda, Gen Z, meskipun belum melek digital, telah dijuluki “digital native” atau orang-orang yang tumbuh bersamaan dengan reformasi digital. Selain itu, efek negatif dari menghabiskan waktu dengan layar  paling terasa terjadi pada remaja, dibandingkan dengan anak-anak yang lebih kecil. Dibandingkan dengan generasi sebelumnya, Gen Z cenderung hidup lebih lambat dibandingkan pendahulunya ketika mereka seusia; memiliki tingkat kehamilan remaja yang lebih rendah; dan lebih jarang mengonsumsi alkohol  (tetapi belum tentu obat psikoaktif lainnya). Remaja Z lebih peduli dibandingkan generasi yang lebih tua terhadap prestasi akademis dan prospek pekerjaan, dan lebih baik dalam menunda kepuasan dibandingkan generasi tahun 1960-an, meskipun ada kekhawatiran sebaliknya.  Prevalensi sexting di kalangan remaja semakin meningkat; konsekuensi dari hal ini masih kurang dipahami. Selain itu, budaya anak muda menjadi lebih senyap meskipun tidak hilang.

Secara global, terdapat bukti bahwa rata-rata usia pubertas di kalangan anak perempuan telah jauh menurun dibandingkan abad ke-20, yang berdampak pada kesejahteraan dan masa depan mereka. Selain itu, prevalensi alergi di kalangan remaja dan dewasa muda Gen Z lebih besar dibandingkan populasi umum terdapat kesadaran dan diagnosis yang lebih besar terhadap kondisi kesehatan mental , dan kurang tidur lebih sering dilaporkan. Di banyak negara, remaja Gen Z lebih mungkin didiagnosis menderita disabilitas intelektual  dan gangguan kejiwaan  dibandingkan generasi yang lebih tua.

Di seluruh dunia, Gen Z menghabiskan lebih banyak waktu pada perangkat elektronik dan lebih sedikit waktu untuk membaca buku dibandingkan sebelumnya, yang berdampak pada rentang perhatian, kosakata, prestasi akademik, dan kontribusi ekonomi masa depan

Gita Ivani Gresela Waruwu

Prabowo usai resmi terpilih menjadi Presiden, ia mengucapkan terima kasih Pak Jokowi

Previous article

Perolehan Suara Pilpres 2024, Hasil KPU VS Lembaga Survey

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Edukasi