Satu keluarga di Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah dibunuh oleh orang tidak dikenal yang diduga kelompok teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).


Dikutip dari CNN Indonesia, aksi pembunuhan itu pertama kali dilaporkan oleh Ulin, seorang saksi yang juga merupakan anak dari korban. Kejadian terjadi sekitar pukul 09.00 WITA di kediaman korban di Dusun ST 2 Lewono. Kala itu, kelompok teroris sempat menyandera ayah dan ibu Ulin, Yasa dan Nei. Kemudian Ulin dan suaminya, Pino. Ulin berhasil melarikan diri. Hanya saja, Ali Kalora cs telah mengeksekusi korban yang lain. Tercatat, empat korban tewas dengan kondisi nahas. Selain itu, pelaku juga sempat membakar salah satu rumah di sekitar perkampungan itu.


“Ada empat itu yang meninggal, atas nama Yasa kemudian Pinu, Naka dan Pedi,” ucap dia.
Polisi masih sedang mendalami kasus tersebut. Diduga para pelaku setelah melakukan aksinya langsung melarikan diri ke hutan. Diketahui Ali Kalora menjadi pimpinan MIT setelah pimpinan sebelumnya, Santoso, tewas di tangan aparat.


Dikutip dari CNN Indonesia, “Dari kemarin sampai dengan saat ini, personel Satgas Tinombala masih melakukan pengejaran terhadap kelompok MIT yang telah melakukan teror,” kata Didik.


Polisi menegaskan tidak ada gereja yang terbakar dalam kejadian ini. Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah, Inspektur Jenderal Polisi Abdul Rakhman Baso menyebut bahwa tak ada bangunan gereja yang dibakar dalam aksi kekerasan di Sigi.

“Saya ingin meluruskan bahwa di situ tidak ada gereja yang dibakar,” ucap Baso didampingi Komandan Korem 132/Tadulako, Brigadir Jenderal TNI Farid Makruf, dan Wakil Kepala Polda
Sulawesi Tengah, Brigadir Jenderal Polisi Hery Santoso, dalam jumpa di Palu, Minggu pagi.


Usai pembunuhan satu keluarga tersebut, 150 kepala keluarga di Desa Lemban Tongoa, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, diungsikan. Kepala Desa Lemban Tongoa, Deki Basalulu menjelaskan bahwa warga yang tinggal dekat dengan lokasi penyerangan diungsikan ke tempat yang dinilai lebih aman.


“Saat ini aman, semua warga di lokasi sudah diungsikan ke daerah yang ramai penduduk,” katanya di Palu pada Sabtu, 28 November 2020 saat dihubungi.

ditulis oleh husnul hayati

cover kartika yulia ismed

Mengapa Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Menjadi Sentral dari Gerakan Jaringan Kelompok Teroris di Indonesia?

Previous article

Menyoal Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan di Sumatera Barat : Adat dan Agama

Next article

You may also like

Comments

Leave a reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Berita